Kau menyalakan wastafel, membasuh kedua tanganmu dibawah guyuran air. Bersamaan dengan itu, seorang gadis masuk dan kau langsung mengenali siapa dia. Kau segera mematikan keran lalu bergegas keluar kamar mandi.
"Berhenti."
Pada akhirnya langkahmu tertahan di ambang pintu akibat perkataan dingin gadis itu. Tidak ada orang lain di sana, jadi sudah tentu kaulah yang diminta untuk tetap tinggal.
Gadis itu mendekatimu perlahan-lahan.
"Jadi karena dia, kau meninggalkan Oppa-ku?"
Kau jelas tahu siapa sosok dia yang dimaksud oleh gadis bernama Ryu Hee itu.
Kakak Ryu Hee adalah mantan kekasihmu. Tapi kau meninggalkannya bukan karena apa yang mungkin sedang Ryu Hee pikirkan.
"Kenapa kau diam? Apakah aku benar?"
Meski jelas terdapat kesalahpahaman, kau tak ingin menjelaskan apapun. Ryu Hee tidak cukup dewasa dan lagipula semuanya tidak sesederhana itu.
Kau ingin kembali melangkah tapi tanganmu ditahan oleh Ryu Hee."Aku bertanya padamu dan kau belum menjawab."
Kau menoleh pada Ryu Hee kali ini, dengan tatapan tidak mengerti. Benar-benar tak habis pikir jika gadis itu masih bersikukuh ingin tahu mengenai sebab hancurnya hubunganmu dengan kakanya.
"Dengar Nona Kim, kau tahu sendiri bahwa hubungan yang kau bicarakan sudah selesai dan sebetulnya, kau sama sekali tidak ada kaitan dengannya. Jadi, berhenti mengorek-orek apa yang bukan menjadi urusanmu."
Kau tidak peduli jika Ryu Hee akan menganggapmu sombong setelah ini. Kau memang tidak suka saat seseorang yang berada diluar hubungan pribadimu ikut campur.
Kau melepaskan tangan Ryu Hee lantas buru-buru pergi.
"Lihat apa yang akan kau dapatkan!"
Kau terus berjalan, mengabaikan teriakan Ryu Hee. Dia hanya mengutukmu tanpa mengetahui apa yang sebenarnya.
.
"Lihat! Dia pikir dia secantik apa sehingga dia bisa meninggalkan putra sulung keluarga Kim?"
"Dan dia melepaskan berlian untuk batu?"
"Diam-diam dia selingkuh. Pantas hubungannya berakhir."
Pada mulanya kau mengira jika ucapan-ucapan itu tidak ditujukan kepadamu. Namun, pikiranmu berubah tatkala menyadari bahwa mereka berbicara sembari menatapmu dan bahkan Yoo Hyun, sahabatmu menarikmu ke bangku kerjamu segera.
"Lihat ini."
Yoo Hyun menunjukkan ponselnya yang menampilkan fotomu dengan seorang laki-laki yang diunggah oleh sebuah akun media sosial palsu.
Kau sampai merebut ponsel Yoo Hyun dan mengamati dengan seksama foto itu. Gadis dalam foto itu memang dirimu dan laki-laki itu adalah kekasihmu yang baru. Satu lagi fakta mencengangkan, akun bodong itu menandai akun milikmu beserta kekasihmu.
"Siapa pemilik akun ini?"
Yoo Hyun mengangkat bahunya. Dia ikut geram karena dia tahu hubunganmu kali ini sengaja kau sembunyikan dari publik. Hanya orangtuamu, orangtua kekasihmu serta Yoo Hyun yang tahu.
"Tidak ada postingan lain selain foto itu, berarti besar kemungkinan, akun itu sengaja dibuat khusus untuk menyebarkan hubunganmu. Jadi, siapa kira-kira?"
Karena pertanyaan Yoo Hyun, kau teringat satu nama, Ryu Hee. Mungkinkah gadis itu masih tidak terima? Kau tidak bisa sembarang menuduh namun jika dipikir tidak ada orang lain yang tahu selain dia.
.
"Jelaskan padaku apa maksudmu mengunggah foto ini di media sosial? Tidak cukupkah kau menggangguku kemarin?"
Tanpa pikir panjang, sepulang dari kantor, kau menemui Ryu Hee di sebuah kafe. Wajahnya terlihat santai sementara kau mulai terbawa emosi. Itu sudah menambah keyakinanmu kalau memang dialah pelaku yang sebenarnya.
"Supaya masyarakat tahu, bahwa kau adalah gadis pengkhianat."
Kedua tanganmu mengepal karena Ryu Hee berbicara seenaknya. Kau berharap kau tidak sampai kelepasan dan bersikap kasar kepadanya.
"Aku tidak mengkhianati siapapun, Ryu Hee! Aku dan Oppa-mu putus dengan baik-baik. Kami juga tetap berteman, tapi kau membesar-besarkannya. Kau berspekulasi sendiri dan menciptakan keributan sembari membawa nama orang yang tidak ada sangkut pautnya. Harusnya kau bertanya pada Oppa-mu jika kau benar-benar pintar."
Ryu Hee nyaris menamparmu jika Yoo Hyun tidak sigap menengahi. Beruntunglah, Yoo Hyun berhasil mengendalikan keadaan sehingga perkelahian dapat terhindarkan.
"Apa yang kau lakukan, Ryu Hee?! Aku tahu kau mungkin merasa kasihan terhadap Kakakmu. Tapi kau tidak bisa ikut campur dalam urusan mereka. Kau hanya orang luar.
Dan tidak sepantasnya kau berbicara tentang sesuatu yang tidak kau mengerti dengan baik. Ingatlah dengan batasanmu. Pergi dan tanyakan kepada Kakakmu saja. Jangan ganggu orang lain!"
Ryu Hee menarik paksa tangannya yang ditahan oleh Yoo Hyun lalu melangkah keluar kafe. Sementara Yoo Hyun berusaha menenangkanmu. Apalagi ketika pengunjung kafe lain memperhatikan kalian.
.
Hampir dua hari kau bolos kerja, sehari-harinya hanya kau habiskan di kamarmu sambil mendengarkan musik melalui audio player portabel milikmu. Hal ini tentu saja membuat khawatir orangtua serta kakak laki-lakimu, Hyun Suk.
Seperti hari ini, Hyun Suk berniat mengecek keadaanmu dengan cara mendobrak pintu kamarmu yang sengaja kau kunci. Tepat pada saat itu, kekasihmu, yang hanya mendapat satu pesan terakhir berisi kata maaf, datang untuk menjenguk.
"Kau lihat sendiri kan? Lampu tidak menyala, jendela ditutup, dipanggil tidak menyahut. Entah apa yang dia lakukan."
Hyun Suk mempersilakan Jun Kyu, kekasihmu untuk memeriksamu. Setelah mendapat anggukkan dari Jun Kyu, Hyun Suk meninggalkan kamarmu. Pertama-tama, Jun Kyu menyalakan lampu kamarmu. Kau yang sekedar menutup matamu terkejut dan membuka mata.
"Oppa?"
Kau spontan melepas earphone yang terpasang pada kedua telingamu. Kau benar-benar bingung melihat kehadiran Jun Kyu yang mendudukkan diri di sampingmu sambil menghela napas panjang.
"Mengapa ponselmu tidak aktif? Kau membuatku cemas karena pesan terakhir yang kau kirimkan hanya kata maaf."
Kau menyenderkan kepalamu dibahunya. Merasa bersalah telah membuat lelaki tersayangmu itu khawatir. Kau pun menceritakan kejadian dari kau bertemu Ryu Hee sampai kejadian saat kalian nyaris berkelahi.
"Maaf, Oppa. Maaf membuatmu terseret dalam masalahku dan menjadikan namamu tercemar karenanya. Kau tidak merebutku dari siapapun, kami putus baik-baik bahkan masih berteman sampai sekarang. Kita memutuskan menjalin hubungan setelah aku putus, kita tidak berselingkuh seperti yang orang-orang katakan."
Jun Kyu mengangguk lalu merangkulmu. Sejujurnya dia telah mengetahui masalah ini, dia hanya menunggumu untuk berterus terang. Dan melihatmu menangis seperti ini membuat hatinya sakit.
Terkadang, Jun Kyu ingin tertawa karena tingkahmu yang polos kepadanya. Tetapi disatu sisi, dia tidak bisa menerima kalau kau dianggap pengkhianat. Karena toh faktanya Jun Kyu dan dirimu memang berkencan setelah kau putus dari mantanmu.
"Kau bisa bercerita padaku, sudah berapa kali aku bilang padamu. Kalau aku tanya, kau tidak mau berterus terang. Lihat. Kau membuatku merasa tidak berguna sebagai pasanganmu."
Kau menggeleng lemah dengan air mata yang bercucuran. Tidak sampai hati membawa Jun Kyu dalam masalah ini. Dia tidak bersalah.
"Maafkan aku. Aku akan bersikap lebih hati-hati di masa depan."
END
Ada Teume disini? Biasku dulu itu Mashiho terus Junkyu pindah Haruto pindah lagi Hyunsuk🤣🤣🤣lagu paling favorit dari Treasure yang judulnya Slowmotion
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine with Bias (ongoing)
Historia CortaMari berimajinasi dengan bias-bias kita Update setiap Sabtu