2 - breakup

6.5K 351 37
                                    

flashback






















"Iya, Jake. Nitip sehari lagi, gue masih pusing." ucap Jay dengan suara seraknya. Ia melirik ke arah jam tak jauh dari kasur, memang benar dirinya akan terlambat kelas.

Jay tak berbohong mengenai kondisinya, semenjak hari ia putus dengan Jungwon, tubuhnya seolah menolak diajak bekerja sama. Kepalanya berputar, tubuhnya tak terawat, dunianya seperti hancur.

"Lo kalau butuh dibeliin obat bilang aja. Jungwon nggak ke apartemen?" tanya Jake dengan nada santai. Belum mengetahui apa yang terjadi antara sepupunya dengan sang kekasih.

"Enggak... dia sibuk." jawab Jay sekenanya.

"Perlu gua beliin apa gimana? Absen lu udah banyak, sat. Bentar lagi uas."

"Nggak usah. Kalau Jungwon ke sini nanti beli."

Jay bangkit dari kasurnya lalu masuk ke kamar mandi, "Udah ya, mau bersih-bersih gua." tandas Jay lalu tanpa permisi menutup sambungan telepon.

Jake mengumpat di ujung sana melihat kekurang ajaran tingkah Jay.

Jay menampakkan diri pada cermin, "Fuck." umpatnya setelah melihat sosoknya sendiri. Mata merah, wajah kusut, rambut seperti singa, dan jangan lupakan cetakan bantal pada pipinya.

Jay menghela napasnya. Rasa risau itu masih berdiam diri dalam hatinya. Jay tak bisa seperti ini terlalu lama. Ia dan Jungwon sudah berakhir. Semua sudah berakhir. Ia tak boleh terlalu lama bergumul menjadi orang bodoh seperti sekarang.

Mengingat kelasnya yang terbengkalai semingguan ini, Jay bertekad untuk mencoba moving on dari kenyataan. Terlebih, ia memiliki hutang mengembalikan barang-barang Jungwon.

Jay pun segera menyadarkan diri lalu bersiap memantapkan hati melepaskan semuanya.





+
+
+




Jay yang telah resik, selesai mandi dan bercukur itu melihat seisi kamar. Kepalanya sedikit terasa ringan, ia menarik napasnya dalam dan mengangkat sudut bibirnya sedikit. Mengumpulkan niat untuk bebersih.

Dimulai dari kasur, ia merapihkan dan mengganti sprei kasurnya. Jay mengurangi jumlah bantal yang sebelumnya dua menjadi satu. Ia mengembalikan pula posisi gulingnya yang telah lama ia singkirkan.

Jay menyemprotkan pengharum pada kasurnya dan tersenyum puas setelahnya.

Ia beralih pada meja tak jauh dari kasurnya. Terlihat banyak sekali buku-buku dan kertas laporan yang terbengkalai.

Semua bukan miliknya.

Ia mengambil lembar perlembar, menatanya rapih. Ia tata pula tumpukan buku yang bahkan tak ia pahami judulnya itu menjadi satu di ujung meja.

Sejenak tangannya berhenti bebarengan dengan kilasan sosok mantan kekasihnya itu yang selalu sibuk memgerjakan ini dan itu setiap berada di kamarnya.

bromance : jaywon [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang