8 - keluarga

5.6K 314 57
                                    

Sejujurnya, Jungwon tak begitu percaya diri jika harus bertemu kedua orang tua Jay. Ia masih malu akan dirinya sendiri, ia pernah menyakiti Jay, pernah melibatkan kedua orang tua Jay dalam masalah mereka, bahkan Papa James pernah sampai datang ke rumahnya guna "meminta" Jungwon pada Keluarga Yang secara langsung.



"Maaf ya kalau Jay selama ini nyusahin kamu, Sayang.. Sekarang bisa lebih berat dari yang dulu.. Tolong kamu yang sabar sama anak Mama ya?"

Jungwon ingat betul ucapan itu dari Mama Park saat pernikahannya. Ia hampir menangis kala itu. Dengan penuh gemetar ia memeluk calon mertuanya, memberikan kalimat-kalimat menenangkan yang membuat wanita itu tersentuh.

"Mama.. Makasih udah bolehin Bang Jay bareng-bareng sama Jungwon.. Mama nggak perlu minta maaf, nggak perlu khawatirin apa-apa, Jungwon nggak merasa terbebani apapun. Jungwon sayang sama Bang Jay dan keluarga kita. Malah Jungwon yang makasih banget sama Mama dan Papa.."

Mama Park menangis begitu saja, ia mengeratkan pelukannya pada sang calon menantu, "Maaf Mama nggak bisa bantu banyak. Mama sayang banget sama Jay.. sama kamu.. Mama sedih banget jauh-jauh dari kalian.." ucapnya terbata dengan air mata yang terus becucuran.

"Jangan nangis, Ma.. Nanti make up nya luntur tahu.. Masa Mama mau kalah keren sama Jungwon?" goda pria manis itu.

Mama Park terkekeh, "Mau diapain juga tetep kerenan kamu, Sayang! Malahan kamu cantik banget, Mama mah lewat.."

Jungwon tersenyum, ia kecup pipi Mama Park dengan lembut, "Mama Park sama Mama Yang adalah dua orang terbaik yang selalu dukung aku sama Bang Jay. Nggak lupa juga Papa James dan Papa Yang, kami berdua bangga punya dua orang tua seperti kalian.."

"Mama percaya kamu bisa jagain Jay. Mama ikhlas asal Jay bahagia dengan pilihannya. Kamu yang terbaik buat anak sematawayang Mama yang badung itu."

Jungwon kali ini terkekeh, ia melonggarkan pelukannya pada Mama Park lalu menatap wanita itu dengan mata berbinar.

"Jungwon janji ke Mama dan Papa, ke semua yang jadi saksi hari ini.. Jungwon nggak akan sekalipun ngelepas genggaman tangan Bang Jay dalam hubungan ini."

Mama Park kembali menitihkan air mata harunya, "Mama sayang kalian berdua.." ucapnya lembut.

Jungwon mengangguk, "Jungwon dan Bang Jay juga sayang sama Mama.."






















Sementara itu, basis pria dari dua pihak keluarga berkumpul di kamar rias Jay.

"Janji nggak nangis?" tantang Papa James dengan jahil.

Papa Yang terkekeh pelan, "Mau taruhan nggak? Aku sih ngejago Jay! Nggak akan menantu manly ku ini nangis di depan banyak orang!" ucap pria itu pada Papa James.

Kali ini Papa James mengacungkan jarinya dengan percaya diri, "Jay pasti yang pertama netesin air mata pas lihat calon suaminya. Aku ngejago anakmu aja lah!" ucapnya lantang.

Jay mendengar itu langsung memijit pelipisnya walau tak pusing.

"Papa udah pada berumur masih aja taruhan-taruhan. Udah sana di luar aja, temen-temen Jay juga antri mau masuk!" usir Jay risih.

Papa Yang merangkul bahu Jay, "Kamu jagoan Papa loh ya! Jangan nangis nanti!" ucapnya berbangga.

Jay menghela napasnya, "Emang mau ngetaruhin apa sih, Ya Tuhaaan?" ucapnya kesal.

Papa James nampak berpikir. Papa Yang pun tak jauh berbeda.









"Aku ada apartemen di Indonesia yang nganggur." —Papa James

bromance : jaywon [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang