Detak Keenam

487 44 5
                                        

Yooooo!!!! Selamat malam sobat alstromers.

Gimana hari ini? Minvan sih abis kepanasan karena nganterin ras terkuat di bumi /baca(emak2) liat jalan santai yang lagi diadain dikecamatan. *nggak ada yang tanya.

Cieee, malmingan sama Kazuto nih. Tadinya minvan mau ajak kalian malmingan sama Duo Dangdut aka Rey dan Drian, tapi karena dapet mandat dari ibu negara yang mana mengatakan kalau minggu ini L sedang libur update.

Mimin persilakan kalian untuk protes disini 👇

Okay, dari pada ngelantur kemana-mana kita skuy saja!

~Terkadang hal-hal kecil yang terlewati adalah hal paling berharga yang kita tinggalkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Terkadang hal-hal kecil yang terlewati adalah hal paling berharga yang kita tinggalkan. Tak sadar kita telah membuangnya dan saat telah tertinggal jauh ternyata itu yang selama ini kita butuhkan.~

Beberapa lama tertidur, kini selimut kegelapan telah tersingkap dari alam bawah sadar Kazu dan indera-inderanya perlahan mulai menangkap sesuatu--bau obat-obatan serta desinfektan yang beredar di udara yang terhirup dan bunyi mesin EKG yang menunj...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa lama tertidur, kini selimut kegelapan telah tersingkap dari alam bawah sadar Kazu dan indera-inderanya perlahan mulai menangkap sesuatu--bau obat-obatan serta desinfektan yang beredar di udara yang terhirup dan bunyi mesin EKG yang menunjukkan detak jantung.

Kazu mengerjap pelan, lalu memejamkan matanya, mencari dalam ingatannya apa yang telah terjadi, meski sebenarnya dia tidak ingin menggali hal yang membuatnya terbaring lagi di tempat ini. Menghela napasnya, Kazu mencoba bangkit, tapi dengan adanya kabel elektroda yang terpasang di dada, dia pun kembali berbaring.

"Morning, dear."

Kazu menoleh, menatap Aiko yang berjalan masuk dan menghampirinya.

"Lama banget tidurnya, Mama sampai pengen cubit kamu biar bangun lho!" Goda Aiko kemudian memberikan kecupan singkat di kening putranya dan duduk di kursi yang ada di samping ranjang Kazu.

"Sorry~" Ucap Kazu lirih.

Aiko tersenyum dan mengusap pipi jagoannya. "Mama senang bisa lihat kamu buka mata, jangan sampai kayak kemarin lagi ya? Kalau ada yang sakit bilang sama Mama. Mulai hari ini, Mama akan tinggal sama kamu. Papa sama Mama juga udah mutusin buat nggak balik ke Jepang dan mau ngurus perusahaan yang ada disini aja."

Limit Beat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang