Jernihnya air,
Jantung yang berdegup,
Serta senyum penuh arti
Di olimpiade renang antar sekolah menengah, SMA Bougainvillea kembali mengirim dua perwakilan mereka yang selalu bersaing, Kazuto si cowok keturunan Jepang dan Benji si Pangeran Ambisius...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sebuah kasih bersemi di awal musim, Terus terjalin bagaikan warna-warni pelangi, Lalu, ketika hendak saling mengisi, mendadak pergi bersama angin,"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sekian menit mencoba berdiri tanpa hasil, Ai mulai berteriak–masih sambil menangis di depan ruang ICU tempat Kazu berbaring–dan memukuli kedua kakinya yang tidak mau bergerak, sampai Erian datang karena pasien spesial yang suka berulah itu tidak ada di kamarnya ketika dia hendak mengamati Ai usai terapinya.
Dengan bantuan Erian, Ai kembali ke kamarnya sambil terus terisak di dada Erian yang mengangkatnya di gendongannya.
Puas menangis, Ai yang biasanya periang menjadi diam dan mendengar suara Erian dengan sesekali mengangguk atau mengatakan satu patah kata dengan suara serak.
Satu hari berselang, Ai tetap berada di kamarnya, duduk membungkuk di ranjang dengan pandangan fokus ke meja lipat dimana sebuah buku sketsa terbuka, menampilkan gambar yang sedang dikerjakannya.
Lima menit kemudian, pintu kamar Ai terbuka dan Benji datang membawa bungkusan yang beberapa waktu lalu Ai minta untuk dicetaknya.
"Wow," Ai meletakkan pensilnya, wajahnya yang agak pias melengkungkan sebuah senyuman yang sedari kemarin tidak ditunjukkannya. "Sankyuu, Benji," kata Ai sambil mengulurkan tangannya meminta benda itu dari Benji.
"Katanya kan, lo diminta banyak istirahat," hardik Benji, melihat buku gambar Ai dan menahan benda yang tadi Ai minta darinya.
"Dari kemarin sampai tadi juga udah istirahat," balas Ai, mengulurkan tangannya yang pendek melalui meja lipat dan mencoba meraih benda dari tangan Benji. "Iih! Cepetan deh, Ben! Kasihin pesanan aku!"
Benji mendesah dan mengalah lalu memberikan tas kertas yang berisi kumpulan komik Ai yang kemarin Benji edit lewat PC kemudian dicetaknya sesuai permintaan Ai. Selama proses pengeditan itu, Benji bisa melihat jika beberapa gambar bukan hanya halaman-halaman komik Ai, tapi juga sebuah kartu pos bergambar manga yang Ai gambar berdasarkan pengalamannya bersama dari Kazu saat mereka menghabiskan waktu di aquarium. Meski ada sebersit rasa benci dan cemburu, Benji tidak akan mengucapkan hal itu di depan Ai.