Bara pun memberi jawaban atas kehebohannya, "Kenapa ya orang-orang terkenal pada pindah ke sini? Tadi gue ketemu siswi baru kelas sebelas di kantin. Cantik banget. Dan yang bikin kagetnya, dia artis, namanya Jiya. Katanya dia masuk SMA ini karena Agha."
Mendengar penuturan Bara, refleks Agha saling bertukar pandang dengan Reatha.
"Di mana Jiya?" Agha bertanya.
"Tadi gue lihat dia di kan--"
"Bang Agha!"
Jawaban Bara dipotong langsung oleh orang yang menjadi objek pembicaraan.
Jiya bertanya-tanya di mana kelas Agha. Akhirnya dia menemukannya. Tak peduli pada sekitar, Jiya berlari ke arah Agha. Dia memeluk Agha. Benar, itu tepat di depan mata Reatha.
Netra Reatha memanas. Dia jelas melihat Agha tak menolak pelukan Jiya. Reatha cukup sabar dalam menutupi amarahnya. Jika tidak, dipastikan semua benda yang ada di depannya akan menjadi objek kemarahannya. Agha malah menatap ke arah Reatha seperti patung. Itu tak lama, setelahnya Agha menarik Jiya menjauh. Reatha tak tahu ke mana Agha menggiring Jiya. Pura-pura tak peduli, Reatha makan nasi ayam penyetnya dengan lahap. Sekar dan Rezvan malah canggung sendiri karena tahu Reatha sedang kesal.
Sebenarnya Agha menggiring Jiya ke tempat paling sepi di sekolah agar dia bisa berbicara empat mata sama cewek itu tanpa gangguan.
"Lo kan homeschooling! Kenapa tiba-tiba pindah ke sini? Apa benar karena gue?" Agha menyentuh kedua bahu Jiya. Wajahnya terlihat serius.
Jiya mengangguk sambil tersenyum lebar. "Iya, Jiya pindah ke sini karena Bang Agha."
"Kenapa?" Aura Agha berubah dingin. Agha pun menyingkirkan tangannya dari kedua bahu Jiya.
"Jiya tau kalo gak mudah jadi sekuat Bang Agha. Bang Agha gak lupa, kan? Dulu Bang Agha yang ajarin Jiya naik sepeda sampai lancar. Jiya berkali-kali jatuh dari sepeda sampai tangan Jiya lecet dan berdarah. Saat itu Bang Agha selalu ada di sebelah Jiya. Bang Agha obatin luka Jiya. Makanya, sekarang Jiya mau balas Bang Agha. Jiya mau selalu di sisi Bang Agha. Kalo Bang Agha terluka, Jiya mau jadi orang yang obatin luka Bang Agha. Jiya mau lindungi Bang Agha. Jiya sayang sama Bang Agha." Jiya memaparkan alasannya dengan jujur.
Agha kini memahami alasan Jiya. "Makasih udah khawatirin gue. Niat lo bagus. Tapi, maaf. Gue gak butuh. Gue udah punya seseorang yang seperti itu di sisi gue. Gue udah punya pacar, Jiya. Akan gue kenalin ke lo di waktu yang tepat. Satu lagi, kalo ketemu sama gue di tempat umum, tolong jaga sikap. Jangan seenaknya peluk gue kayak gitu. Lo publik figure, lo punya nama baik di dunia entertainment. Jangan buat orang nerka-nerka hubungan kita. Nanti malah jadi rumor seperti kemaren."
Jiya patah hati saat mendengar langsung dari mulut Agha bahwa cowok itu telah memiliki pacar. "Bang Agha gak sayang sama Jiya?"
"Sayang." Agha menjawab tanpa ragu. "Tapi, sayang gue ke lo hanya sebatas kayak kasih sayang abang ke adik."
Jiya kecewa mendengarnya. Padahal dia berharap lebih.
***
Reatha mengelap meja kantin Rumah Sakit Jiwa Mentari dengan power yang begitu besar sampai terdengar bunyi decitan. Mood-nya tidak baik. Siapapun yang mengajaknya berbicara harus siap siaga menghadapi kejudesan dan keketusannya. Sejauh ini, Gale menjadi korban yang paling parah. Sampai-sampai Reatha memukuli tangan Gale untuk meluapkan emosinya.
Rona dan Gale sama-sama tidak tahu apa alasan Reatha tampak buas seperti itu.
Salah satu alasan Reatha ternyata karena tadi sepulang sekolah dia melihat Agha dan Jiya pulang bareng. Sekarang hari sudah menggelap, akan masuk waktu Maghrib, dan Agha belum menjelaskan apa pun padanya. Reatha menghentikan aktivitasnya saat adzan berkumandang dari mushola rumah sakit. Hatinya sedikit damai, suara adzannya sangat merdu. Dia tahu siapa pemilik suara itu. Bukan hal langka lagi kalau Savero mengumandangkan adzan serta menjadi imam shalat di mushola tersebut. Itu salah satu alasan kenapa dulu Reatha sangat tergila-gila pada Savero. Ya, minus dari Savero cuma dingin, cuek, dan suka berkata pedas padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIP BAD BOY (END)
JugendliteraturAgha, cowok bad boy yang seharusnya fokus pada akhir masa SMA dan ujian masuk perguruan tinggi malah mendekam di rumah sakit jiwa. Trauma atas kematian orangtuanya menjadi penyebab utama. Lalu pacar yang sangat dicintai Agha hamil anak sepupunya. Di...