"Jangan sedih, ya, Vanka. Gue akan jadi istri baru lo."
Untuk beberapa saat Vanka terdiam. Kasya berpikir kalau diamnya Vanka adalah penerimaan atas dirinya di hidup Vanka. Tak Kasya ketahui kalau tangan kanan Vanka terkepal erat. Matanya yang hari ini banyak mengeluarkan tangis menajam.
Vanka menggiring Kasya masuk ke apartemennya, lalu menutup pintu rapat-rapat.
"Sekarang kita bisa ngelakuin apa pun dengan bebas. Kita gak perlu sembunyi-sembunyi lagi. Sebagai perayaan, ayo ke kamar! Let's f*ck!" Kasya sengaja menggigit bibir bawahnya untuk merangsang Vanka. Insane!
Kasya pikir Vanka akan menuruti kemauannya.
PLAK! Perempuan tak tahu diri itu malah mendapat tamparan keras di pipi kirinya. Sekejap pipinya berdenyut-denyut. Jantungnya berdebar cepat dan cemas.
"GILA LO! GUE LAGI BERDUKA, JALANG! ISTRI GUE MATI GARA-GARA LO! SEMUANYA GARA-GARA LO! JANGAN HARAP GUE BAKALAN MAAFIN LO! KALO LO ENGGAK DATANG KE HIDUP GUE, SEMUANYA GAK BAKALAN KEK GINI! PASTI KYRA MASIH SAMA GUE SEKARANG! SEMUANYA GARA-GARA LO! DASAR PEMBUNUH!" amuk Vanka tak tahan lagi.
Sejujurnya kaki Kasya melemas. Namun, dia berusaha berani. Demi kelanjutan hidupnya.
"Semuanya udah takdir! Istri lo mati karena sebenarnya takdir lo itu gue! Kita harus sama-sama biar hidup kita bahagia. Jujur aja, lo gak bahagia kan selama sama istri lo? Lo having s*x sama gue atas dasar suka sama suka. Jangan munafik, Van! Lo nikmatin apa yang gue kasih, kan?" serang Kasya sebagai perjuangannya agar Vanka segera menerimanya.
"Gue gak pernah cinta sama lo! Gara-gara lo gue kehilangan istri sama calon anak gue! Pacar lo yang bunuh milik gue! Lo stress sampai gak paham sejauh ini! Sadar diri Anj*ng!" Vanka mencengkram bahu Kasya. "Pergi gak lo dari sini! Gue benci liat lo! Rasanya gue pengen bunuh lo!"
Kasya menggeleng beberapa kali. Matanya berkaca-kaca. Dengan nyali besar kedua tangan Kasya mendarat di resleting celana jeans yang dikenakan Vanka. Kasya bisa merasakan gundukan besar itu. Parah emang ini perempuan.
Secara gesit Vanka menjauhkan tangan Kasya dari atas itunya.
"ANJ*NG! APA-APAAN LO MEGANG-MEGANG PUNYA GUE!" amarah besar Vanka datang lagi. Dia tak percaya kalau Kasya akan senekat ini.
"Gue udah pernah liat, udah pernah rasain, dan udah pernah pegang punya lo. Itu bisa jadi alasan kuat buat kita nikah. Lo harus nikahin gue, Van! Lo udah nodain gue! Mana tanggung jawab lo?! Brengsek banget lo kalo gak nikahin gue!" balas Kasya sengit.
"GAK AKAN PERNAH! Pas kita tidur, lo udah duluan hilang virgin sama cowok lain. Lo barang murah!"
"Gak mau tau! Lo harus nikahin gue!" paksa Kasya sembari memangkas jarak dengan Vanka.
Kasya mengalungkan tangannya di leher Vanka. Dia berniat menyerang Vanka dengan ciuman. Akan tetapi, Vanka malah mendorongnya keras hingga dia terduduk di lantai. Bokongnya kesakitan.
"ENYAH DARI HADAPAN GUE, PEMBUNUH!" Vanka tidak tahu lagi harus bagaimana untuk mengusir Kasya. Dia amat lelah hari ini. Sekarang tenaganya malah terkuras lagi untuk hal tidak penting.
"Vanka! Gue bisa gantiin istri lo. Gue akan bikin lo jauh-jauh lebih bahagia. Kita satu jurusan. Kita bisa ngerjain tugas bareng. Kita bisa selalu sama-sama. Sweet, kan?" Kasya masih berusaha meyakinkan Vanka. "Lo nyesal kalo gak mau nikah sama gue. Gue satu-satunya yang bisa bikin lo bahagia sampai tua. Jadiin gue istri baru lo! Ayolah, Sayang."
"GAK ADA YANG BISA GANTIIN KYRA! GAK AKAN PERNAH ADA!" Vanka capek berbicara pada Kasya. Maka dari itu, secepat kilat dia menuju ke dapur untuk mengambil golok. Benar, kalian tidak salah baca, Vanka mengambil golok tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIP BAD BOY (END)
Fiksi RemajaAgha, cowok bad boy yang seharusnya fokus pada akhir masa SMA dan ujian masuk perguruan tinggi malah mendekam di rumah sakit jiwa. Trauma atas kematian orangtuanya menjadi penyebab utama. Lalu pacar yang sangat dicintai Agha hamil anak sepupunya. Di...