Seperti biasa, taman Rumah Sakit Jiwa Mentari dipenuhi oleh pasien dan perawat. Rata-rata pasien depresi dan tidak mudah mengamuk. Beberapa pasien tampak duduk-duduk di bawah pohon sambil bermeditasi.
Sama halnya dengan Agha. Dia bosan di kamarnya. Bersama Liam, dia duduk di bangku taman. Di bangku yang biasa dia tempati bersama Reatha. Reatha masih di sekolah karena hari ini acara Graduation Day kelas dua belas.
Agha menoleh ke belakangnya. Netranya memandangi gedung bertingkat Rumah Sakit Jiwa Mentari. Kesan pertamanya datang ke sana bak mimpi buruk. Tetapi, mimpi buruk itu ternyata ada hikmahnya. Mimpi buruk itu ternyata mimpi indah yang tersembunyi. Jika Agha tidak datang ke sana mungkin dia tidak akan bertemu dengan Reatha, sosok yang membuatnya tersenyum hanya karena memikirkan gadis itu.
Pandangan Agha kembali lurus ke depan. Mendadak Agha merasa ada yang diam-diam memperhatikannya. Agha mengedarkan pandangannya sejauh yang kelihatan. Apa hanya firasatnya saja?
"Kayak ada yang perhatiin gue," ungkap Agha pada Liam.
"Siapa?" tanya Liam dengan mulut penuh sandwich.
"Gak tau. Firasat!" balas Agha seraya masih memperhatikan sekitarnya. Liam mengikuti pandangan Agha.
"Gak ada," kata Liam. "Kalo ternyata ada pengunjung yang perhatiin dan ngenalin kamu, nanti saya beresin."
Agha hanya mengangguk-angguk dan tak menaruh curiga sedikitpun.
***
Reatha duduk di barisan belakang bersama Sekar. Auditorium sekolah tampak penuh karena dihadiri oleh seluruh siswa-siswi. Barisan depan khusus untuk kelas dua belas karena ini graduation day mereka. Sementara barisan tengah dan belakang diisi oleh kelas sepuluh dan sebelas.
Siswa-siswi kelas sepuluh dan sebelas masing-masing memegang setangkai mawar merah yang dibagikan oleh panitia. Di akhir acara formal, setangkai mawar itu wajib diberikan kepada kakak kelas dua belas. Yang paling banyak mendapat mawar akan dinobatkan sebagai kakak kelas terfavorit.
Kalau Reatha masih suka pada Savero mungkin dia akan memberikan mawar di tangannya ke cowok itu. Namun, Reatha sekarang sudah move on. Jadi Reatha akan memberikan mawar itu ke orang lain.
Menjelang siang, acara formal berakhir. Setelah dzuhur akan dilanjutkan acara informal khusus kelas dua belas saja sekaligus pengumuman kakak kelas terfavorit.
Reatha dan Sekar keluar dari auditorium. Sekar memberikan mawarnya pada kakak kelas yang dikenalinya. Sementara Reatha masih berpikir kepada siapa harus diberikannya. Di tengah kebingungannya, diliriknya kakak kelas cewek yang berdiri sendiri di dekat pilar besar auditorium. Reatha mendekat untuk memberikan mawar.
"Kak, ini buat Kakak." Reatha berkata sambil menyodorkan mawar tersebut. Cewek bertubuh agak berisi di depan Reatha itu tersenyum sebelum mengangkat tangan hendak meraih pemberian Reatha. Namun, si kakak kelas itu malah keduluan seseorang.
Savero tiba-tiba datang dan merebut mawar yang akan diberikan Reatha ke kakak kelas di depannya. "Gue tau, ini seharusnya milik gue."
Mata Reatha langsung melotot. Tidak sopan sekali si Savero ini. Mana Reatha jadi tidak enak pada kakak kelas tadi.
"Maaf ya, Kak." Reatha berkata demikian kemudian melangkah mengejar Savero yang langsung pergi setelah mengambil mawarnya dan berkata demikian.
Reatha melihat ada banyak mawar di tangan Savero. Dengan berani Reatha berlari dan mengadang jalan Savero.
"Gak sopan banget sih lo! Yang mana mawar gue?! Gue gak ada niat kasih itu buat lo!" protes Reatha.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIP BAD BOY (END)
TienerfictieAgha, cowok bad boy yang seharusnya fokus pada akhir masa SMA dan ujian masuk perguruan tinggi malah mendekam di rumah sakit jiwa. Trauma atas kematian orangtuanya menjadi penyebab utama. Lalu pacar yang sangat dicintai Agha hamil anak sepupunya. Di...