Seragam putih abu-abu membaluti tubuh Sekar, pun Rezvan. Menjemput Sekar untuk pergi ke sekolah bareng kini menjadi rutinitas Rezvan. Mereka memiliki banyak waktu sebelum upacara hari Senin dimulai. Jemari lentik Sekar mulai mengikat tali sepatu sebelah kanan. Sementara sebelah kiri dibantu oleh Rezvan.
"Sheila berulah lagi. Gue stress hadapin bocah itu," keluh Rezvan mengenai adik perempuan satu-satunya.
"Emangnya dia minta apa?" kepo Sekar.
"Dia ngebet banget punya kakak cewek. Terus katanya dia kangen banget sama lo. Tadi dia mau ikut gue ke sekolah biar bisa ketemu sama lo. Nanti pulang sekolah kayaknya lo harus ke rumah gue dulu buat ketemu dia," jelas Rezvan.
"Cuma itu?" Sekar menyelesaikan ikat tali sepatunya.
Rezvan menggeleng sembari bangun dari jongkoknya. "Saking ngebet punya kakak cewek, kemaren dia minta gue pakek rok Ibu. Dia juga paksa gue pakek kerudung sama gamis Ibu. Dia pengen gue panjangin rambut sepinggang, terus minta gue pakek rambut palsu warna-warni."
"Terus lo turutin?" Sekar ikut berdiri. Kemudian mereka jalan bersebelahan keluar rumah.
"Ya enggaklah. Amit-amit gue turutin. Mirip banci." Rezvan terkekeh.
Sekar tertawa kecil membayangkan kalau Rezvan betulan mengenakan gamis dan berkerudung. Kemudian imajinasinya memunculkan Rezvan mengenakan pakaian seksi dan rambut panjang palsu warna pink.
"Akhirnya Sheila nangis-nangis sambil kutuk gue biar ganti kelamin jadi cewek. Makin gede makin bertingkah tuh bocah. Untung gue sabar dan selalu tersenyum manis gini," lanjut Rezvan terheran-heran dengan tingkah adiknya.
"Hahaha." Sekar cuma bisa ketawa mendengar keluhan cowoknya. "Sabar, sabar, Van."
Tiba di sebelah motor KLX-nya, Rezvan mengambil helm untuk Sekar. Tangannya memakaikan helm tersebut ke kepala Sekar.
"Pulang sekolah kita beli mangga dulu terus ngerujak di rumah gue, ya," ajak Rezvan.
"Suka banget makan asem-asem. Bahaya buat perut lo," cetus Sekar.
"Kayaknya di masa depan bakalan lucu kalo lo lagi hamil buat anak kita, tapi malah guenya yang ngidam asem-asem, bukan lo hahaha."
Selesai memakaikan helm untuk Sekar, cowok itu memakaikan untuk dirinya sendiri.
"Bagus sih. Gue gak suka asem soalnya."
"Kebalik ya kita. Manis yang gue suka cuma lo." Rezvan menyunggingkan senyuman manisnya.
"Lo lebih manis," puji Sekar.
"Iya, kita sama-sama manis. Kan jodoh."
"Aamiin."
***
XII IPA 3. Rata-rata para siswa dan siswi penghuni kelas ini sibuk menilik jam di dinding atas papan tulis. Mereka tak sabar mendengar bel istirahat berbunyi. Guru yang tengah menjelaskan materi Sejarah Indonesia tak lagi menjadi atensi sepenuhnya. Guru itu menjelaskan dengan suara kecil dan terkesan membosankan. Maka tak heran bila ada siswa yang tidur di bangku belakang, termasuk Agha.
Saat bel istirahat berbunyi, siswa yang tertidur langsung melek seolah-olah bunyi itu alarm yang membangunkan mereka. Sebelum keluar dari kelas, guru memberikan tugas kepada mereka untuk membuat rangkuman materi yang telah dibahas hari ini dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
Penghuni kelas bergegas keluar dengan antusias. Ada yang langsung ke kantin, ada pula yang ke toilet dulu karena sedari tadi menahannya. Kalau Reatha, Sekar, Agha, dan Rezvan, mereka langsung ke kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIP BAD BOY (END)
Teen FictionAgha, cowok bad boy yang seharusnya fokus pada akhir masa SMA dan ujian masuk perguruan tinggi malah mendekam di rumah sakit jiwa. Trauma atas kematian orangtuanya menjadi penyebab utama. Lalu pacar yang sangat dicintai Agha hamil anak sepupunya. Di...