Bab 8 MTK💅

2K 127 13
                                    

Halo semua!

Jangan lupa dukungannya
berupa vote dan komen🙆

Selamat membaca

***

Vanilla hanya memperhatikan Ratu yang tengah sibuk membaca buku di perpustakaan. Dia sama sekali tidak tertarik melakukan hal serupa. Apalagi hati sedang merasa gundah, sehingga raga terasa malas untuk melakukan kegiatan. Dia bisa berada di tempat buku ini saja karena paksaan Ratu, hingga sesampainya di sini, diri sekadar meletakan wajah di atas meja tanpa melakukan apa pun.

"Lo kenapa, sih, Van? Perasaan dari semalem wajah lo mendung mulu," ujar Ratu masih fokus pada tulisan di buku.

"Nggak papa. Cuma ngerasa lesu aja."

Ratu menghela napas berat, menutup buku bersampul putih itu lalu memfokuskan sorot mata kepada Vanilla. "Yakin? Tapi, kayanya ada yang nggak beres. Atau lo lagi mikirin Raja?"

Jelas Vanilla tidak bisa berbohong teruntuk kedua kali. Dia langsung menegakkan tubuh, mencondongkan daksa ke sisi kanan menghadap Ratu. Mulai menceritakan mengenai pertemuannya semalam dengan Raja.

"Aku pulang bareng sama dia. Tapi ...."

"Ck! Kalo cerita jangan nanggung napa, sih!"

Vanilla semakin cemberut. Kejadian semalam sungguh mengusik ketenangan hati dan kestabilan pikiran. Padahal seharusnya dia bersikap biasa sahaja, karena itu memang hak Raja untuk pergi dengan siapa pun. Mengingat dirinya sebatas teman sejak kecil jua hanya mengenal nama dan keluarga. Bukan seseorang yang selalu ada di sampingnya sepanjang waktu. Bahkan sampai sekarang Vanilla belum mengetahui siapa perempuan yang sebenarnya Raja suka.

"Nggak, ah! Aku mau balik ke asrama aja!"

Buru-buru Ratu menarik tangan Vanilla saat sang empu hendak berdiri lalu melarikan diri. Dia tak akan membiarkan sahabatnya itu kabur tanpa menyelesaikan permasalahan tadi. "Enak aja main pergi! Selesein dulu ceritanya! Emang lo nggak mau gue kasih solusi? Daripada lo nangis pas malem-malem terus nggak bisa tidur."

"Ngeselin banget, sih!" Vanilla terpaksa kembali duduk. Menarik napas panjang lantas menuntaskan cerita dengan sejujurnya mengenai kasus semalam saat Raja menemani Selena mencari makanan, membiarkan dirinya kembali ke asrama seorang diri.

"Jadi, lo cemburu?" Ratu tak bisa menahan tawa lagi. Namun, sebisa mungkin dia menutup mulut agar tidak menggelegar bebas mengingat kini mereka tengah berada di perpustakaan.

"Nggak ada yang lucu!" Vanilla berujar ketus.

"Ya, habisnya lo, sih. Heran gue, bisa-bisanya lo suka sama modelan cowok kaya Raja. Kaya nggak ada cowok lain aja!"

Vanilla tak mau membuka mulut, kembali meletakan wajah di atas meja. Nasibnya memang amat malang, menyukai seseorang yang tidak pernah berbuat baik padanya pun orang itu sedang dekat dengan perempuan lain. "Rat?"

"Apa?" Ratu berdiri guna mengembalikan buku bersampul putih pada rak semula.

"Jawab jujur. Sebenernya ... kamu lebih dukung aku atau Kak Selena buat sama Raja?" tanya Vanilla lirih, takut jika ada orang lain mendengar.

Ratu kembali duduk di bangku semula, tetapi berganti titik di hadapan Vanilla. Dia memasang senyum tipis, menyangga pipi menggunakan tangan kiri sembari jemari kanan membuka satu per satu halaman buku berbeda yang dibawa. "Kalian sama-sama baik. Tapi, karena lo sahabat gue dan gue yakin lo yang lebih tau gimana Raja, gue lebih dukung lo."

Setelahnya dia terkekeh melihat perubahan air muka Vanilla. Perempuan itu diam-diam menahan senyum dengan mengalihkan arah muka ke sisi kiri di mana jendela terpasang seraya menutupi keseluruhan wajah dengan telapak tangan.

My Tsundere King {SELESAI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang