Halo semua!
Jangan lupa dukungannya
berupa vote dan komen🙆Selamat membaca❤
***Malam kembali tiba. Tidak ada yang istimewa pada malam ini, sama seperti malam sebelumnya. Justru malam ini dilewati dengan kegundahan, mengulang adegan minggu lalu. Bahkan Vanilla sendiri yang merasakan hal itu dibuat bingung. Mengapa mentalnya amat lemah, mudah sekali kalut dan berujung tangis. Hingga akhirnya diam-diam dia menangis lagi. Alasannya masih sama. Siapa lagi jika bukan karena lelaki bermulut pedas yang kini menjadi suami siri Vanilla?
"Van? Lo belum tidur?"
Vanilla tersentak saat orang di atasnya bersuara. Ternyata Ratu belum terlelap di jam 22.00 WIB ini.
"I---iya, belum. Kamu sendiri tumben belum tidur?" tanya Vanilla balik, berusaha mengendalikan intonasi nada agar tetap stabil.
"Iya, gue lagi ngerasa nggak enak aja malam ini. Mungkin lo juga?"
Tebakan Ratu tepat sasaran. Apalagi ini sudah lewat dua hari dari masa tantangan Dara untuk Raja membuktikan keseriusannya kepada Vanilla. Perempuan itu tak yakin semua akan berakhir baik.
"Aku cuma lagi insom aja," jawab Vanilla berdusta. "Kamu sendiri nggak enak kenapa? Mikirin ... Shaka?" Entah kenapa mendadak bibir Vanilla menyebut nama lelaki brengsek itu. Jujur sahaja, dia merasa bersalah sekaligus takut karena tidak bisa jujur mengenai sifat asli kekasih dari Ratu itu.
"Ya, begitulah. Kaya lo sama Raja, hubungan kita juga bisa dibilang lagi renggang."
"Ya, udah kalo gitu. Mending kita coba tidur aja, siapa tau bisa."
Vanilla berbohong. Dia sama sekali tidak mencoba tidur, malah merenung tanpa memikirkan hal apa pun. Sampai dengkuran halus di atas terdengar samar, pertanda Ratu telah terlelap nyata.
Tak!
Renungan Vanilla seketika buyar. Dia menoleh cepat saat jendela di sisi kiri yang berjarak sekitar tiga langkah dari posisi raga berbaring tampak bergetar.
Vanilla terlonjak ketika jendela itu berhasil dibuka. Dia baru sadar bahwa ternyata jendela yang digunakan sebagai akses masuk sosok itu merupakan jendela yang memang besi sebagai penguncinya tengah rusak. Pantas saja lelaki misterius tersebut dapat masuk dengan mudah, hanya mengandalkan benda pencongkel.
"R---raja?"
Vanilla dan orang itu sama-sama terkejut tatkala tatapan mereka bertabrakan. Namun, Vanilla buru-buru memutus kontak. Hampir berteriak, tetapi mulut lebih dulu dibungkam oleh telapak tangan kekar Raja yang bergerak cepat turun dari atas jendela.
"Bego!"
Vanilla mengerjapkan kelopak mata berulang kali. Ternyata Raja tidak sepenuhnya berubah, bahkan kini dia mengancam agar dirinya tetap diam. Jika tidak, maka lelaki itu akan berbuat aneh-aneh.
"M---mau ngapain?" Dengan suara berbisik dan bergetar, susah payah Vanilla menelan ludah ketika bungkaman pada bibir telah terlepas. Apalagi tatapan Raja sekarang sangat tajam, meskipun pakaian lelaki itu menyatu dengan kegelapan malam, tetapi wajahnya terlihat cukup kentara.
"Ketemu lo."
Refleks Vanilla beringsut mundur ketika Raja mengambil posisi duduk di sisi ranjang. Mengambil posisi menghadapnya yang sedang memeluk selimut seraya menatapnya linglung.
"Jangan-jangan, yang kemarin-kemarin masuk ke sini itu kamu juga?" tanya Vanilla, hati-hati.
"Hm. Kenapa? Nggak suka?" jawab Raja, agak ketus. Dia lalu menurunkan tudung jaketnya sehingga kini wajah terlihat lebih jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Tsundere King {SELESAI}
RomanceKisah anti orang ketiga ataupun pelakor! Vanilla, perempuan cantik pemilik gingsul itu diam-diam jatuh hati kepada Raja---saudara kembar dari sahabatnya. Namun, yang membuat Vanilla tersiksa setiap berhadapan dengan Raja yaitu mulut pedas nan lemesn...