Bab 5 MTK💅

2.1K 117 10
                                    

Halo semua!

Jangan lupa dukungannya
berupa vote dan komen🙆

Selamat membaca


***

Perkataan Raja pagi tadi masih terngiang-ngiang hingga malam ini. Dia kira dengan mengubah penampilan menjadi lebih feminim akan berhasil menarik perhatian Raja. Namun, ternyata semua berakhir percuma. Lelaki itu justru mengolok-oloknya di depan banyak orang. Terlebih saat itu terdapat Selena juga, entah apa yang perempuan itu pikirkan.

Intinya, Vanilla amat malu dan merasa sakit hati.

Emang aku nggak boleh apa dandan cantik kaya cewek-cewek lain?

Vanilla sendiri sampai sekarang belum menemukan alasan pasti mengapa dirinya bisa menyukai Raja si mulut cabe selain karena tampan. Mungkin juga karena mereka sering bertemu dan terbiasa bersama sejak kecil. Apalagi ayahnya---Jia dan ibu Raja adalah teman dekat pun begitu dengan ibunya---Dara dengan ayah Raja.

Saking sibuk merenungi hal tersebut hingga berujung menangis seorang diri, Vanilla dibuat sukar terlelap menuju alam mimpi. Sampai pukul 23.00 WIB kedua matanya masih setia terbuka. Sementara Ratu yang tidur tepat di atasnya serta Lintang dan Diva di ranjang bertingkat dua di sisi kanan sudah terlelap pulas sekitar satu jam lalu. Meninggalkan perempuan galau itu dalam kesunyian dan kelaraan sanubari.

Tiba-tiba Vanilla teringat masa kecilnya bersama Raja. Dulu, mereka hampir bertemu setiap hari. Terutama saat dia berkunjung ke rumah Raja dan Ratu, memutuskan untuk menginap di sana, pun sebaliknya. Jelas Ratu memaksa sang adik agar turut serta sebab sangat mustahil jika Raja mau menginap di rumah orang lain apalagi di kediaman tersebut terdapat anak seusia berbeda gender.

Sayang sekali, masa-masa indah tersebut telah berlalu. Meskipun kini mereka berada di satu kampus dan di asrama serupa, tetapi Raja telah memiliki banyak kenalan. Belum lagi lelaki dengan bakat bela diri itu, satu tahun lebih awal menginjakkan kaki di dunia pendidikan.

Ditambah, sekarang Raja tengah dekat dengan perempuan cantik yang pastinya satu frekuensi. Sekat antara Vanilla dan Raja terlanjur jauh, mengingat setiap mereka bertemu hanya kesan buruk yang Raja berikan.

"Ternyata bener, kisah cinta di dunia nyata nggak seindah di dunia fiksi," gumam Vanilla sebelum terlelap, disusul denting jam penunjuk pukul 00.00 WIB, menyisakan bulir bening mengering di dinding pipi.

Berselang sekitar sepuluh menit, kaca jendela belakang kamar tersebut terbuka. Lagi-lagi sosok asing masuk menggunakan tangga, bedanya sekarang dia mengenakan masker. Mungkin trauma terhadap kedatangan Ratu dan yang lain tempo lalu sehingga keberadaannya hampir saja terpergoki.

"Habis nangis, ya." Dia berucap lirih melihat kondisi lusuh muka Vanilla. Seperti biasa, tubuh lantas berjongkok, mempermudah jemari menjangkau kulit wajah Vanilla yang lembab.

Perlahan, ibu jarinya bergerak mengusap area kantung mata. Membersihkan sisa tetesan air bening di sana. Berkat bantuan cahaya matahari dari luar, kamar tersebut menjadi terang walaupun temaram. Sehingga jemari tidak salah menelusuri area wajah yang diinginkan. Seperti kelopak mata, hidung, dan terakhir bagian bibir atas serta bawah.

Di rasa puas, dia beralih menatap sekeliling, memperhatikan semua pemilik kamar yang masih setia mengunjungi dunia mimpi. Membuatnya leluasa untuk sesaat melepas  masker dari wajah guna mempermudah bibir mencium pipi halus Vanilla.

Dia terkekeh lirih setelahnya, melihat dahi Vanilla mengerut entah karena apa. Mungkin perempuan ini sedang mengalami mimpi indah atau bahkan menyeramkan.

My Tsundere King {SELESAI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang