Bab 23 MTK💅

1.8K 101 3
                                    

Halo semua!

Jangan lupa dukungannya
berupa vote dan komen🙆

Selamat membaca


***

"Tujuan saya membagikan lembar jawab kuis yang sudah dinilai itu adalah agar kalian sadar diri dan lebih giat lagi dalam belajar!"

Vanilla menatap sendu kertas hasil kuis di tangannya. Dia sangat merasa bodoh karena hanya mendapat nilai 40. Padahal dirinya sudah yakin sewaktu menjawab, entah salahnya di mana.

"Rat, kamu dapet berapa?" Vanilla bertanya pada Ratu di sebelah, tetapi perempuan itu malah sengaja menyembunyikan kertasnya.

"Gue duluan."

Vanilla memandang kepergian Ratu dari kelas dengan perasaan campur aduk. Baru kali ini dia meninggalkannya begitu saja. Apakah dirinya telah melakukan kesalahan besar sehingga Ratu menjauhinya?

Namun, Vanilla selalu berusaha berpikir positif. Mungkin Ratu membutuhkan waktu sendiri guna menenangkan hati setelah putus dari Shaka.

Drttt!

Refleks tangan Vanilla meraih ponselnya di atas meja lalu menggeser tombol hijau bergambar telepon. Ternyata sang ibu-lah yang membuat benda elektronik berlogo apelnya bergetar.

"Iya, Mah? Kenapa?"

"Ada yang mau kamu sampein ke Mamah?"

Vanilla mengerutkan dahi samar. Seharusnya dirinya yang bertanya demikian, tetapi mengapa ini terbalik?

"Harusnya 'kan aku yang nanya gitu, Mah!"

Di seberang sana, Dara terdengar menghela napas perlahan. Seakan merasa berat terhadap suatu hal. "Sayang, lagi-lagi kamu dapet nilai jelek?"

Deg!

Vanilla dibuat tercekat. Apakah ibunya ini cenayang? Atau ada yang memberitahunya? Jika iya, siapa? Mustahil jika sang dosen menghubungi wanita itu. Lagi pula, mereka tidak memiliki nomor satu sama lain.

"Mamah tau dar---"

"Ratu yang ngasih tau Mamah." Dara memotong perkataan Vanilla. "Maka dari itu, mulai sekarang kamu harus belajar sama Raja."

Vanilla syok.

Raja? Bagaimana bisa? Jurusan mereka sahaja berbeda!

"Tapi, Mah ... jurusan kita 'kan beda?"

Tanpa Vanilla sadari, saking fokus berkomunikasi dengan sang ibu, sosok yang sedang dibicarakan sudah berdiri di sisi kanannya. Kini jua, tinggal mereka berdua yang berada di kelas seusai sisa beberapa orang di sana keluar.

"Bukan masalah, Mamah percaya sama dia."

Pada akhirnya Vanilla pasrah, apalagi dia baru sadar jika Raja sudah berada di kelasnya cukup lama sehingga dipastikan mendengar percakapannya bersama Dara tadi. Lelaki itu tanpa aba-aba memutar kursi kosong di depannya untuk diduduki.

"Liat soal kuis tadi," ujar Raja menyodorkan telapak tangannya pada Vanilla.

Jelas perempuan berponi dilengkapi hiasan pita kecil di pinggir kepala itu tak serta merta menurut. Bisa-bisa dia diejek dan diolok-olok seperti biasa. Mengingat suaminya ini terbilang julit tingkat dewa.

"Nggak! Udah sana, pergi aja! Nggak usah dengerin kata Mamah aku." Bukan Vanilla bermaksud menolak, tetapi dirinya malu jikalau kebodohannya dilihat secara terang-terangan begini.

Namun, Raja tak menyerah. Dia justru merebut kertas yang hendak Vanilla masukan ke dalam tas. Melihat dengan seksama meskipun sang empu berteriak dan berujung mengejar---berusaha merebut kertas miliknya.

My Tsundere King {SELESAI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang