Bab 26 MTK💅

1.8K 90 1
                                    

Halo semua!

Jangan lupa dukungannya
berupa vote dan komen🙆

Selamat membaca

***

Sedari tadi, Ratu terus mengintai keadaan sekitar. Meskipun orang-orang sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing, tetapi dia justru sibuk mencari waktu yang tepat guna beraksi. Diri terpaksa mengikuti keinginan Shaka kembali selama lelaki itu masih berkeliaran dengan bebas. Terlebih saat ini dia jua berada di sini, diam-diam mengintai dari kejauhan.

"Eh, maaf!" Ratu sengaja menabrak teman perempuan satu asramanya. Lalu dengan leluasa, tangan dapat mengambil dompet di saku belakang sang empu ketika fokus tengah teralihkan.

Namun, sayang. Bima mendadak datang menariknya menuju titik di mana kesepian lebih mendominasi.

"Apaan, sih? Lo selalu aja ganggu gue!" Ratu mendengkus kasar.

"Lo tadi mau ngapain? Mau jadi pencopet?" tanya Bima bersekedap dada.

"Bukan urusan lo!" Tatkala Ratu berniat pergi, lagi-lagi Bima gesit mencegah. Mencekal lengannya sehingga gerakan kaki spontan tertahan.

"Mau gue aduin ke pihak asrama? Lo 'kan yang dari kemarin ngambil uang para penghuni asrama?"

Jelas Ratu dibuat gelagapan. Seharusnya hanya orang tua dan adiknya-lah yang tau mengenai perkara ini. Namun, bagaimana bisa lelaki menyebalkan ini tahu? "Lo nggak usah aneh-aneh. Lo nggak ada hak buat ikut campur!"

Bima tersenyum miring. Tanpa rasa takut, dia menjawab, "Kata siapa? Gue dapet tugas dari Om Bara buat ngintai anak gadisnya secara langsung.

"Cih! Bohong 'kan lo!" Ratu memalingkan wajah, menolak fakta. Bagaimana mungkin sang ayah memberikan tugas seperti itu pada orang asing.

"Perlu bukti? Klo iya, gue bisa telepon Om Bara detik ini juga."

"Lo---"

"Ssttt! Mending sekarang kita balik ke yang lain. Kan nggak lucu kalo tiba-tiba ada yang mergokin kita dan mereka ngira kita aneh-aneh." Di ujung kalimat Bima tertawa lirih.

"Itu, sih mau lo!" Perempuan berbando pita itu mendesah berat.

Baru sahaja Ratu hendak mengambil satu langkah, menyusul derap kaki Bima, batu berukuran sedang dari arah samping melayang ke mengenai dahinya hingga berdarah. Refleks Ratu memekik sampai mengundang atensi Bima kembali.

"Sakit ...."

Tanpa basa-basi, lelaki itu berlari mendekati guna mengangkat tubuh Ratu. Dia berinisiatif membawa adik dari sang teman menuju tempat pengobatan terdekat sembari mengusung perasaan khawatir. "Jangan tidur dulu, mata lo harus tetep kebuka."

Meskipun dia tidak melihat siapa pelaku pelempar batu tadi, tetapi Bima dapat menerka dengan mudah. Siapa lagi jika bukan Shaka, lelaki yang sempat merebut perhatian pujaan hatinya ini dan sekarang malah berakhir melukai.

***

"Sialan!"

Dengan terburu-buru Shaka mengemas bajunya yang ada di lemari kontrakan. Entah harus pergi ke mana dia hari ini. Jika ingin pergi ke luar kota sangat mustahil, pasalnya uang di dalam dompet tinggal satu lembar berwarna ungu. Dia belum sama sekali mencari terget sejak kemarin sehingga keuangannya menipis.

Alhasil, dia pergi dengan berlari sekuat tenaga. Yang terpenting sekarang adalah polisi tidak bisa menemukan keberadannya. Kasus pencurian yang selama ini menjadi profesi telah diketahui oleh mereka. Hingga poster bergambarkan wajahnya telah tersebar secara luas. Amat tak aman bagi lelaki itu guna berkeliaran dengan wajah tanpa tutup.

My Tsundere King {SELESAI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang