Bab 9 MTK💅

1.8K 110 10
                                    

Halo semua!

Jangan lupa dukungannya
berupa vote dan komen🙆

Selamat membaca


***

Sekitar pukul 9 pagi, Jia sampai di Asrama Kencana bermaksud untuk menjemput putrinya sekaligus anak-anak dari Bara dan Ola. Kebetulan sekali saat itu jadwal kampus sedang libur bertepatan dengan tanggal merah sehingga Vanilla bisa ikut pulang ke rumah.

"Bentar, Yah. Aku lupa hp aku ketinggalan di kamar!"

Saat hendak masuk ke dalam mobil, terpaksa Vanilla berbalik arah guna mengambil benda elektroniknya yang tertinggal. Buru-buru dia mencari di mana benda pipih itu berada.

"Nyari apa, Van?" tanya Diva.

"Anu, hp aku di mana, ya? Lupa."

"Nih!" Lintang yang tadinya tengah rebahan dengan dasar karpet menemukan gawai milik Vanilla di dekat kaki ranjangnya.

Setelah mengambil benda tersebut, Vanilla langsung kembali ke mobil. Di mana sang ayah, Ratu, dan Raja menunggu. Mereka pun melanjutkan perjalanan pada pukul 09.30 WIB. Melewati jalanan yang cukup padat mengingat hari ini adalah hari libur.

Membutuhkan waktu sekitar 2 jam bagi mereka agar sampai di tempat tujuan. Mobil Jia itu berhenti di halaman rumah Bara. Mengantarkan putra dan putrinya sekalian hingga sampai rumah.

"Bun? Ratu pulang!"

Tanpa basa-basi Ratu masuk begitu saja ke dalam kamar Ola yang tidak dikunci. Di kasur sana, wanita itu tengah bersandar di kepala ranjang sembari menerima suapan bubur dari sang suami.

"Bunda?"

Atensi dua orang di sana seketika beralih. Bibir pucat Ola tampak tersenyum menyambut kepulangan si anak sulung. Dengan dibantu Bara, dia duduk tegap menerima dekapan Ratu yang menangis tersedu melihat keadaannya sekarang.

"Sttt, kamu kenapa nangis?"

"Bunda kenapa bisa sakit, sih? Dan kenapa baru sekarang minta aku sama Raja buat pulang?"

Pelukan mereka terurai bersamaan dengan masuknya Jia, Vanilla serta Raja ke dalam kamar. Tidak seperti Ratu, Raja hanya sekadar memeluk sang ibu tanpa merubah raut watados lalu mengecup sekilas dahi Ola. "Get well soon, Mom," ujarnya kemudian.

Vanilla yang tadinya berdiri di depan pintu pun bergantian melangkah mendekati Ola saat wanita tersebut memanggil. Sama halnya dengan dua anak sebelumnya, Vanilla juga memeluk Ola.

"Cepat sembuh, Bunda," kata Vanilla berbisik tepat di telinga Ola.

Memang, mereka berdua sudah sedekat nadi. Maklum saja karena Ola dan Bara jua memiliki hubungan akrab dengan orang tua perempuan ini.

"Iya, Sayang. Makasih, ya udah mau jenguk bunda." Lantas Ola mengecup masing-masing pipi Vanilla secara bergantian.

Sementara itu, Jia dan Bara yang tak ingin mengganggu kebersamaan mereka memilih keluar. Berbeda dengan keadaan dulu, kini hubungan antara kedua pria itu lebih dari sekadar baik. Bahkan terkadang mereka meluangkan waktu guna bermain tenis meja ataupun golf bersama.

"Bunda, aku ke kamar dulu. Mau naruh tas sama barang-barang yang lain," kata Ratu, serak.

Sebagai kakak yang baik, dia berinisiatif membawakan tas sang adik. Kebetulan kamar mereka bersebelahan.

"Bunda udah minum obat?" Vanilla menempatkan diri di sisi Ola yang tadi menerima suapan terakhir dari tangan Raja.

"Baru mau."

My Tsundere King {SELESAI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang