A-02

57.9K 5.3K 157
                                    

Seorang gadis remaja terlihat tergesah, kaki mungilnya berjalan cepat menuruni anak tangga.

Pagi ini Athalia terlambat bangun, semalam insomnia-nya kambuh belum lagi entah kenapa kepalanya berdenyut terasa begitu sakit.

Seluruh keluarganya atau bahkan para maid tidak ada yang membangunkannya, entah kenapa ia di biarkan begitu saja.

Sampai di lantai bawah pun ia tak melihat siapapun selain maid.

"Ria. Papa dan Thania sudah berangkat?"

"Iya Nona, baru saja." jawab maid muda itu.

Athalia menghembuskan nafas antara kesal dan sesak. Kenapa ia ditinggal begitu saja.

Biasanya Jiveer akan mengantar kedua putrinya sebelum pergi ke kantornya.

"Mama?"

"Nyonya baru saja memasuki kamarnya."

Kenapa Anjani tak membangunkan atau setidaknya bertanya kenapa Athalia tak turut sarapan bersama.

Athalia mengangguk dan segera keluar menuju garasi. Athalia tak memperdulikan apapun lagi, tak ingin menambah beban pikiran, mood pagi ini saja sudah kacau berantakan.

Gadis berkulit putih itu menunggangi motor sport berwarna hitam. Menggunakan kendaraan roda dua lebih cepat ketimbang beroda empat untuknya yang sedang terlambat.

Setelah beberapa menit akhirnya Athalia sampai di sekolah beruntung satpam baru saja akan menutup gerbang yang artinya ia belum terlambat. 

Senin yang menyebalkan, mood yang berantakan.

Berjalan di koridor yang mulai nampak sepi. Murid lainnya sudah memasuki kelas masing-masing hanya beberapa anak osis  entah apa yang mereka lakukan.

Beruntung guru belum memasuki kelas terlihat dari beberapa anak yang sedang bergosip dan tertawa menguar dipenjuru ruang.

Saat Athalia melewati bangku Thania gadis itu menahan pergelangan tangannya.

"Kak Lia sekolah? Aku pikir kakak absen hari ini." Thania sempat kaget melihat saudaranya ia pikir Athalia sedang sakit karna pagi tadi tak nampak ikut sarapan.

Pagi tadi Thania menyadari ketidak hadiran saudaranya, baru saja akan melihat sang kakak kembarnya tapi Jiveer memintanya segera sarapan karna ia akan melakukan meeting pagi. Alhasil Thania tak jadi mengetahui apa yang terjadi kepada kakaknya.

Athalia menatap malas tangannya yang ditahan dengan paksa ia menarik tangannya dari genggam Thania membuat pegangan itu terlepas.

Athalia melanjutkan langkahnya menuju bangku miliknya disebelah kanan jendela besar. Gadis itu tak memperdulikan pandangan beberapa teman kelasnya yang menatapnya dengan pandangan tak terbaca.

Thania yang mendapat respon seperti itu tentu kaget dan hanya bisa menatap tangannya sendu.

Thania tidak siap jika harus dibenci oleh saudara kembarnya sendiri.

...

Kini semua murid di minta berkumpul dilapangan guna melaksanakan kegiatan berjemur dihari senin.

Meraka berbaris sesuai arahan para anak osis dan beberapa guru lainnya.

Athalia memilih barisan paling belakang berbeda dengan Thania gadis itu berada di barisan tengah.

Beberapa menit berlalu kegiatan meraka akhirnya selesai para murid segera bergegas mendinginkan kulit yang terasa terbakar sengatan matahari.

Tiba-tiba ada seorang gadis jatuh tak sadarkan diri, gadis itu adalah Thania.

Athalia Secret. |Sudah Terbit|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang