A-09

45.4K 4.6K 113
                                    

Louis duduk menikmati secangkir coklat hangat dari sang mommy. Manik hazel itu fokus membaca deretan abjad yang tersusun rapi dalam lembar kertas itu adalah hasil tes kesehatan gadis yang tak lain Athalia yang ia dapatkan dari dokter
Tasya.

Sore tadi Louis diminta langsung oleh seniornya untuk mengambil alih pasiennya. Karna beberapa hari lagi Tasya akan pergi menjadi relawan di Urk. Tasya memilih Louis di karnakan pemuda berprestasi itu memiliki keahlian yang belum pernah mendapati kegagalan dalam menangani pasiennya.

Di lembar terakhir Louis mendapati profil calon pasiennya.

Nama         : Athalia Naura Smith
Umur         : 16 Tahun
Menderita: leukemia limfoblastik
Stadium    : 2

Nama         : Athalia Naura Smith Umur         : 16 TahunMenderita: leukemia limfoblastikStadium    : 2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Gadis ini.. yang kutemui dipantai itu?"

...

Kini piala penghargaan pemenang festival karya seni lukis mutlak menjadi milik Athalia. Gadis bersurai brown itu tersenyum senang karna berhasil meraih juara pertama. 

Tiba-bia terasa sesuatu yang kental mengalir dari hidungnya dengan denyutan kepala yang tiba-tiba terasa.

Jarinya meraba hidung yang kini mengalir cairan merah pekat itu.

"Kumohon jangan sekarang."

Athalia masih berusaha mempertahankan kesadarannya jangan sampai ia tergeletak tak berdaya di hadapan banyak orang. 

Rabecca yang memang sedari tadi memperhatikan Athalia pun langsung menyeka darah yang keluar dari lubang hidung itu menggunakan saputangan miliknya.

"Thalia are you okay?" tangannya menuntun Athalia untuk segera duduk di kursi.

Yang ditanya hanya menggeleng pelan, gadis itu berusaha menahan rasa nyeri yang menghantam kepalanya.

"Ayo kerumah sakit, darahnya gak mau berhenti ini."

"Enggak, gak usahhs.. aku mau pulang saja."

"Tapi- ..."

"Aku mau pulang Becca." ucapnya menatap sayu Rabecca.

Dengan berat hati Rabecca menuntun pelan menuju mobilnya untuk segera pulang.

Perihal kedua gadis itu, Athalia akhirnya menerima Rebecca untuk menjadi temannya. Maka tak heran kini mereka cukup dekat. Entah apa yang dilakukan oleh Rabecca hingga bisa meyakinkan seorang Athalia bahwa memiliki teman dekat tak seburuk apa yang ia pikirkan.

Karna memang selama ini Athalia merasa tak memperlukan orang lain jika mereka hanya bermain-main. Banyak sekali pertemanan yang dibungkus oleh kebohongan. Mendapatkan seorang teman yang yang tulus itu seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami.

...

Athalia masuk kedalam rumah yang terasa sepi, sepertinya kedua orang tuanya tak berada di rumah. Sedang Thania mungkin gadis itu masih mengikuti kelas balet.

Athalia Secret. |Sudah Terbit|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang