A-16

45.4K 4K 47
                                    

Mentari sudah menyapa, tapi gadis itu masih terlelap damai setelah semalaman terserang insomnia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mentari sudah menyapa, tapi gadis itu masih terlelap damai setelah semalaman terserang insomnia.

Athalia seolah enggan membuka mata padahal sudah melewati jam masuk sekolah.

Seperti biasa tidak ada yang datang untuk membangunkannya.

Terlebih Athalia adalah gadis disiplin yang bangun tanpa harus membutuhkan orang lain untuk sekedar menjadi alarm. Selama keadaannya sehat ia mampu bangun tepat waktu.

Brak...!

Pintu terbuka keras pun tak membangunkan Athalia, sedang yang membuka pintu melihat gadis masih bergelung dengan selimutnya pun melangkah menuju kamar mandi mengambil segelas air menggunakan mug besar.

Menarik kasar selimut yang membungkus dan..

Byuur..

"Bangun bodoh!"

Athalia yang tadinya damai sontak membuka paksa matanya ketika air menghantam keras wajahnya.

"Bagus, selain anak sial kau juga pemalas tenyata. Sia-sia biaya sekolah yang ku keluarkan hanya untuk anak tak tau diri sepertimu!"

Athalia terdiam mencerna perkataan Jiveer, otaknya masih berproses ketika baru saja bangun dari tidurnya.

Jiveer yang melihat itu semakin marah ketika tak mendapati respon selain diam melamun. Ditariknya lengan mungil itu secara kasar menuju kamar mandi.

"Bagaimana bisa aku memiliki anak bodoh sepertimu ha!"

"Tak tau diri"

"Memalukan"

Masih banyak lagi makian yang terus Jiveer lontarkan. Pria baya itu juga menyalakan shower mengarah keseluruh tubuh Athalia.

Memakinya tanpa ampun.

"Pa-h ampun ma-maaf.." suaranya pun tersedat karna kesulitan bernafas.

"Mau jadi apa kau nanti, jangan memalukan aku hanya dengan nilai dan masa depan mu yang buruk itu."

Nilai? Nilai apa yang pria itu ragukan? Sedangkan nilai akademik dan non-akademik Athalia hampir menyentuh nilai yang sempurna.

Athalia tak lagi mampu mengatakan apapun, selain menangis bersamaan dengan air yang tak kunjung selesai diguyurkan ketubuhnya.

"Bangun segeralah pergi sekolah. 10 menit kau belum juga turun jangan salahkan aku jika menyeretmu sampai kesekolah."

Kini tubuh mungil itu gemetar kedinginan bercampur rasa takut yang mendominasi dirinya. Sekuat tenaga ia seret paksa tubuh ringkih tersebut.

Athalia tak pernah bisa membantah setiap titah yang terucap menancam dalam kosa kata.

Abai dengan pusing yang menyerang, memilih cepat bersiap berangkat atau Jiveer akan benar-benar merealisasi kan ucapannya.

Athalia Secret. |Sudah Terbit|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang