A-05

50.2K 4.8K 55
                                    

Rembulan yang nampak bersinar dengan biasnya yang merasuk kedalam celah ventilasi.

Malam ini terasa sepi hanya beberapa maid berlalu lalang mengerjakan pekerjaan mereka yang belum terselesaikan.

Jiveer dan Anjani beberapa hari yang lalu mendapatkan telfon dari kantor cabang bahwa sedang menghadapi masalah dimana terjadi kebocoran data kantor yang sifatnya sensitif ke awak media. Mengharuskan mereka langsung terbang ke luar kota dimalam hari meninggalkan kedua putri twins.

Malam minggu yang menyebalkan dan membosankan. Itulah yang sedang dirasakan gadis yang sedang duduk menikmati camilannya didepan televisi menampilkan drama yang terasa menjengkelkan.

Menghela nafas bosan, Thania melirik sang saudara yang baru saja turun dari kamarnya. Akhirnya yang ditunggu turun juga.

Sepertinya Athalia akan pergi keluar terlihat gadis itu rapi dengan balutan kemeja putih di padu dengan celana bahan berwarna creem tak lupa tak kecil bertengger di pundaknya.

Sepertinya Athalia akan pergi keluar terlihat gadis itu rapi dengan balutan kemeja putih di padu dengan celana bahan berwarna creem tak lupa tak kecil bertengger di pundaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mau kemana kak?"

"Keluar"

"Em.. Aku ikut boleh?" pintanya penuh harap.

Athalia yang sedang meminum segelas air putih menoleh menatap adik kembarnya.

"Enggak." jawabnya datar lalu melangkah pergi.

"Boleh ya kak, Thania bosen dirumah gak ada kegiatan juga dan lagi papa sama mama gak dirumah."

"Papa bisa marah tau kamu keluar tanpa izin darinya."

Thania menunduk lesu, benar juga nanti bisa-bisa Jiveer marah mengetahuinya keluar tanpa izin.

"Susah banget ya kak cuma mau keluar bareng kakak."

Ucapan itu mampu membuat langkah kaki mungil Athalia berhenti, suara itu terdengar sedih dan putus asa.

Sampai segitunya Thania ingin pergi bersama dengannya.

Menghela nafas jengah.

"Bersiap, lebih dari sepuluh menit belum sampai di depan aku benar-benar akan meninggalkanmu." setalah itu Athalia melangkah tanpa menghiraukan pekikan adik kembarnya.

Seulas senyum kecil tercipta.

Kini kedua gadis remaja itu menikmati udara dingin di taman kota. Netra keduanya terfokuskan dengan keramaian pengunjung lainnya tapi entah apa yang sedang meraka pikirkan.

"Kak, maafkan Thania selalu membuat kakak terluka. Kakak boleh marah sama aku tapi tolong jangan benci aku." ucapnya tanpa menatap sang saudara.

Sedangkan sang lawan bicara sontak menatap gadis duplikat. Menatap dengan pandangan yang tak terbaca.

Merasa di tatap ia pun menoleh, kedua mata meraka bertubrukan menatap saling menyelam menyampaikan kerinduan dan kasih sayang yang tak pernah terucapkan.

Athalia Secret. |Sudah Terbit|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang