Entah kapan Revano mengabari kedua orang tuanya terbukti kini Anjani berada di ruangan sang putri tersayang.
Sedangkan Jiveer pergi menemui Athalia yang berada di kamar sebelah.
Thania baru saja menyelesaikan makan siangnya. Wajah masih lesu dengan goresaan kecil di dagunya di karnakan terjatuh dari motor cukup kuat, meski sudah memakai helm milik Athalia nyatanya itu masih menciptakan goresan di kulit mulus itu.
Bukan karna luka yang tak sebarapa itu yang menjadi alasan Thania bersedih tapi karna ia tak di beri izin beranjak barang sedikit pun dari brangkar.
Thania bahkan belum melihat keadaan saudaranya.
Bagaimana keadaan Athalia? Bukankah gadis itu merelakan pelindung kepala untuknya yang tak tau apa-apa, bagaimana bisa ia begitu bodoh tak melihat situasi saat itu. Di tambah saat ini Jiveer menemui sang saudara, entah apa yang akan terjadi, hatinya begitu resah memikirkan kemungkinan apa yang terjadi nanti.
"Mama gak mau liat keadaan kak Lia? Thania gapapa disini sendirian." ucapnya berharap Anjani pergi bersama Jiveer, setidaknya jika ada sang mama ada yang bisa mencegah hal-hal yang tak mampu ia bayangkan.
Anjani menangkap rasa khawatir dari sang putri pun tersenyum kecil mencoba menenangkan rasa khawatir kepada sesuatu yang tidak mungkin.
"Nanti saja sayang, kamu gak ada yang jaga. Jangan khawatirkan apapun yang jelas-jelas tidak mungkin."
Thania menatap lekat wajah wanita yang melahirkannya, bagaimana bisa wanita itu berfikir seperti itu ketika jelas tersirat amarah di wajah sang ayah.
Mengernyit pelan.
"Mama gak takut Papa marah sama kak Lia? Mama tau tadi Papa terlihat sangat marah."
"Lalu kenapa kalo Papa marah? Bukankah itu hasil dari yang perbuatan Thalia."
"Tapi ini jelas bukan hanya kesalahannya Mah, disini Thania yang memaksa kak Lia untuk pergi sekolah bersama." argumennya mencoba menjelaskan bahwa ikut serta dalam masalah yang terjadi.
Anjani mengehela nafas, sejak kapan putri tersayangnya itu cukup berani membantah penjelasannya.
"Tak perlu menjelaskan sesuatu yang jelas terlihat kepada siapa kesalahan itu ada."
Tercekat, itu yang dialami Thania menatap tak percaya kepada sang mama yang mengatakan itu tanpa beban, seolah amarah Jiveer memang pantas di terima oleh sang saudara.
...
Athalia terdiam membisu dalam kesunyian yang tercipta di ruangan yang berbau obat membosankan.
Pagi tadi gadis itu baru terbangun pasca kecelakaan, tubuhnya masih terasa sakit pada luka yang dipunya. Pelipisnya terluka cukup besar dan beberapa goresaan di bagian lainnya.
Tidak ada yang menemaninya, hanya pagi tadi Revano datang untuk sekedar melihat keadaan sang adik setelahnya pria itu pergi tanpa mengucapkan sepatah kata.
Pikiranya berkelana kepada sang saudara bagaimana? Apa dia baik-baik saja? Semoga saja.
Ada satu hal yang membuatnya resah yang di dominasi rasa takut menjalar dalam hatinya, bagaimana nanti ketika sang ayah tau bahwa putri emasnya terluka saat bersama dirinya.
Memikirkan itu membuat kepalanya terasa sangat sakit, ini sudah kesekian kalinya terasa menghantam kepalanya.
Sakit yang terasa membuatnya tak menyadari seorang pria baya masuk dan menatapnya tajam, bahkan rahangnya mengeras dengan urat leher yang terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athalia Secret. |Sudah Terbit|
Short StoryAthalia Naura Smith dan Thania Maura Smith, adalah putri twins dari pasangan Jiveer Smith dan Anjani Maura pengusaha ternama di tanah air. Keluarga harmonis dan sempurna, ditambah memiliki putra pertama yang bernama Revano Smith yang turut sukses di...