A-15

46.7K 3.9K 71
                                    


Indah tersusun rapi dalam genggam erat tangan mungil Thania. Gadis itu meraih medali perunggu untuk kategori pre competitive 2.

Peluk hangat menyambut, kalimat penuh bangga terlontar begitu pun dengan pujian.

Oh betapa sangat bangga keluarga Smith memiliki putri seperti Thania.

"Congrats my sweety. Papa bangga sama kamu."

Thania sungguh merasa bahagia karna kembali membanggakan kedua orang tuanya.

Mengedarkan pandangan mencari seseorang yang begitu ingin dilihatnya. Berharap retinanya melihat sosok Athalia disini

"Kamu lagi nyari siapa sih Dek? Mending kita pergi kerestoran depan sana sekalian ngerayain kemenangan kamu."

Thania ingin menanyakan keberadaan kakaknya, Athalia. Tapi urung saat menyadari Jiveer menatapnya bertanya.

"Engga kok Thania cuma nyari siapa tau ada temen sekolah tapi kayaknya emang gak ada."

"Ya sudah ayo kita makan-makan ini juga sudah sore." Revano mengait jemari mungil Thania.

Begitu pun Jiveer dan Anhani mengikuti dari belakang.

...

Kini Athalia beserta dua orang yang tak lain Louis dan Rebecca berada di suatu mall.

Louis beralasan ingin memberi hadiah untuk ibunya dan meminta kedua gadis itu menemaninya. Tanpa mereka tau jika itu hanya alasannya saja.

Louis ingin mengalihkan kesedihan yang tengah dirasakan oleh gadisnya.

Hatinya sangat tak nyaman bagaimana saat ia menatap ekspresi Athalia. Gadis itu berusaha mengabaikan sesak yang terasa.

Sesakit itu, dan Louis tau bahwa Athalia paling benci terlihat lemah.

Setelah mendapatkan satu set perhiasan dan berkeliling bermain timezone. Pria itu merasa sedang menjaga kedua adiknya yang sedang bermain.

Tak apa asal dirinya bisa melihat senyum menawan dari sang gadis.

Kedua remaja itu terlihat lelah setelah mencoba hampir seluruh permainan. Louis pun mengajak untuk istirahat sekaligus makan.

Diam-diam Rabecca merasa senang bisa puas bermain dengan Athalia ditambah gratisan dari Louis, double kill.

Rabecca adalah putri dari pemilik perusahan yang ternama. Yang jelas tidak akan kesusahan hanya untuk bersenang-senang. Tapi diantara banyak uang yang dirinya punya, gadis itu menyukai gratisan tanpa diminta, itu jelas incarannya.

Rasanya beda, begitulah pikirnya.

"Bagaimana, kalian senang?"

"Ya tentu Kak ditambah tanpa dipungut biaya." Rabecca berseru riang,

"Makasih Kak sudah bersedia mengajak kami bersenang-senang." Athalia berucap tulus.

Kini perasaan gadis itu lebih baik dari sebelumnya dan itu berkat campur tangan Louis.

"Anything for you." tangannya mengusap surai halus Athalia

Athalia yang diperlakukan seperti itu merasa malu, pipinya terasa panas.

Kenapa pria dewasa itu suka sekali membuatnya salah tingkah.

Sedangkan Rabecca, matanya kini berbinar sesuai tebakannya dokter tampan itu memang punya perasaan lebih terhadap temannya.

Rabecca lantas berdeham kecil "Aku merasa seperti orang ketiga untuk kalian yang sedang berkencan."

Athalia memalingkan wajahnya dari Louis gadis itu terlihat semakin malu.

Athalia Secret. |Sudah Terbit|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang