A-03

52K 5K 158
                                    

Malam telah datang, di luar sana rintik hujan tak kunjung usai.

Athalia masuk dalam keadaan baju yang terlihat basah meskipun tidaklah parah tapi cukup membuatnya kedinginan, tak lupa tangannya membawa titipan Jiveer.

"Kau tau jam berapa sekarang?" suara dingin Jiveer menyambut kedatangan sang putri.

"Maaf, di luar hujan... ini susu titipan Papa." tangan pucat itu menyodorkan sekantung kotak susu.

Jiveer hanya menatap tangan yang menggantung dihadapannya, matanya bergulir menatap wajah Athalia yang terlihat pucat.

"Jika sama-sama basah kuyup harusnya kau datang lebih awal. Adikmu, sudah menunggu sedari tadi."

Athalia diam saja tangannya sudah mulai penat, tubuhnya terasa begitu lemas mungkin di karenakan cuaca hujan yang dingin.

"Astaga Thalia bajumu basah kenapa masih disini masuk dan bersihkan diri, kamu bisa sakit nak." tiba-tiba terdengar suara Anjani.

Athalia menoleh terlihat Anjani baru saja turun dari lantai atas bersama Thania disampingnya.

Gadis pucat itu menatap sendu ke arah tangan Thania yang masih setia menggandeng lengan Anjani. Hanya seperti itu, tapi Athalia merasa iri.

Melangkah pelan menuju sang ibu, menyodorkan kantung plastik yang masih di berada ditangannya.

"Susu milik Thania." ucapnya setelah itu Athalia melangkah menaiki tangga perlahan. Sungguh tubuhnya terasa berat untuk diajak bekerja sama.

Athalia tidak ingin terlihat lemah dihadapan siapapun terutama disana masih ada Jiveer.

"Ji, kamu memarahinya lagi?"

"Tidak, aku hanya mengatakan kebenaran saja." Jiveer melenggang pergi.

Anjani menghela nafas lelah atas sikap Jiveer yang selalu seperti itu terhadap putrinya sendiri, Athalia.

...

Athalia masuk kedalam kamarnya dengan tubuh yang mengigil. Tubuhnya memang tidak vit sedari kemarin dan hari ini ia terkena hujan, sepertinya ia akan jatuh sakit.

Tercium bau anyir dan sesuatu mengalir dari hidung mancung gadis pucat itu. Athalia menyentuh bagian hidungnya dan ada bercak darah diruas jarinya.

Hudungnya berdarah, Athalia mimisan.

Memang bukan kali pertama Athalia seperti itu, biasanya itu terjadi jika tubuhnya kelelahan atau banyak beban pikiran.

Tubuhnya ia paksa memasuki kamar mandi, Athalia perlu membersihkan diri sebelum pergi mengistirahatkan tubuh lemasnya.

Terlihat seorang gadis pucat dengan netra sendu dari pantulan cermin, dari celah hidungnya masih mengalir darah segar.

Wajahnya yang kian hari semakin tirus, tubuhnya yang semakin kurus.

"Jangan lemah..!" gumamnya pelan.

Athalia merasa luka hati yang berusaha ia terima rasa sakitnya menjadi penyebab keadaanya semakin terlihat memprihatinkan. Mungkin.

Tak lagi ingin berlama-lama Athalia membersihkan diri.

Kini Athalia tidur pulas diatas single bed tubuhnya yang tidak vit membuat gadis itu mudah tertidur.

Seorang gadis masuk kedalam kamar yang didominasi berwarna whitepink tersebut, dia adalah Thania.

Tangannya membawa nampan berisi makan malam. Sedang kan pemilik kamar tertidur pulas berselimut.

Athalia Secret. |Sudah Terbit|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang