A-08

48K 4.3K 59
                                    

Louis Fazio Alexander seorang dokter Spesialis Onkologi menjadi salah satu dokter muda yang bergitu hebat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Louis Fazio Alexander seorang dokter Spesialis Onkologi menjadi salah satu dokter muda yang bergitu hebat. Kemampuannya menangani pasien tak perlu diragukan. Ia telah meraih banyak penghargaan sebagai dokter muda berprestasi.

Louis baru saja kembali setelah 4 tahun menjalani tugas disalah satu negara. Kini ia bisa melanjutkan karirnya rumah sakit ternama. Namanya telah merebak dikalangan rumah sakit siapa yang tak mengenal pemuda tampan, tubuh tinggi 185cm, berkulit putih memiliki manik hazel yang begitu bening berhasil menjadi sorotan para dokter wanita dan para gadis dari beberapa kalangan.

Saat ini pria yang berusia 27 tahun itu baru saja menyelesaikan oprasi pengangkatan kanker dari salah satu pasiennya. Tubuhnya terasa begitu penat setelah lima jam menangani pasien tapi tak ayal itulah yang membuat dirinya merasa begitu bahagia, menakjubkan ketika ia berhasil

Terdengar ketukan pintu mengalun pelan.
"Masuk."

"Selamat sore dok, ini laporan pasien yang dokter minta tadi."

"Sore, terimakasih, Sus." ucapnya tersenyum ramah. Gadis perawat itu sempat terpesona akan senyum indah milik Louis lantas ia segera berlalu dari ruangan yang memabukkan.

Pesona yang dimiliki seorang Louis tak dapat disepelekan begitu saja.

...

Malam yang hening, membentang erat dengan pekat.

Athalia baru saja selesai membersihkan tubuh ia baru saja pulang. Beruntung Jiveer sedang tidak berada dirumah jika pria baya itu tau Athalia pulang lebih dari jam tujuh malam bisa dipastikan ia mendapatkan amarah yang begitu mengerikan.

Hari ini begitu melelahkan, banyak meteri fisika yang harus ia pahami mengingat sebentar lagi mendekati jadwal olimpiade.
Ditambah dengan mempersiapkan festival seni lukis yang akan di adakan tiga hari lagi semakin membuat jadwal harinya begitu padat. 

Entah sudah berapa kali kepalanya berdenyut nyeri. Tangannya secara teratur mengeluarkan beberapa obat yang harus ia minum. Mulai sekarang ia harus terbiasa dengan ini. 

Sorot manik itu begitu kosong, bibir mungilnya pun diam bungkam menelan segala sakit dan sesaknya.

"Tuhan.. mengapa harus aku?"

Gadis itu benar-benar membutuhkan figur keluarga untuk memberinya semangat tapi kenyataan memukul telak realita bahwa itu tidak nyata.

Athalia menatap obat yang berada ditelapak tangannya, memaksa seutas senyum dengan netra berkaca. 

"Aku tidak akan mati hanya karna penyakit ini." tak ayal kristal bening itu mengalir dari sudut mata indah itu.

"Jangan lemah."

Berusaha ia terima kenyataan, berdamai dengan keadaan yang begitu menyakitkan.

Tak ingin berlarut dalam kesedihan gadis itu melangkah menuju balkon kamarnya menata kanvas putih guna ia coret dengan rangkaian warna. Menciptakan gambar dengan makna yang mendalam.

Athalia Secret. |Sudah Terbit|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang