chapter 30- UMBA UMBY

1.9K 70 10
                                    


Happy reading 🌼

Typo bertebaran 🍂

Jangan jadi silent reader yaa pls:)

Yok bisa yok di pencet dulu bintang kecil di pojok kiri nya dulu sebelum baca! ;)

Tolong apresiasi nya terhadap cerita yang saya tulis dengan memberi vote.

Vote itu gratis kok:)

Bisa nyok coment juga yang banyak:)
Biar aku makin semangat nulisnya.

Target buat up selanjutnya 10 vote + 9 coment

Target ini untuk yang mau saya up cepet, karna kalo target sudah terpenuhi saya bakal lansung up detik itu juga, tapi selama target belum terpenuhi saya akan up lama, makasih

Maaf karna kemarin tidak lansung up, karna aku belum bikin draff.

Spam dulu: 👍

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Abangggg, Daddy!"

Akran Bersama mahen yang baru saja masuk melewati pintu jati besar nan mewah mansion, lansung menoleh pada sumber suara saat suara yang sangat familiar di telinga memanggil mereka.

Jas mahen masih terpasang rapih, sedangkan akran sudah melepas jasnya yang sekrang di bawakan oleh Wiliam, hanya menyisakan kemeja putihnya, dengan 3kancing bagian atas yang terbuka, sedikit menampilkan dada bidangnya.

Hup.

Allora yang sudah Bangkit dari sofa ruang tamu pun lansung berlari menuju akran, kemudian lansung loncat dan berada di gendongan koala abangnya, kedua tangannya ia kalungkan pada leher akran erat, untung dengan sigap akran menangkap adiknya ini dan menahan kakinya, jika tidak mungkin mereka akan terjungkal kebelakang.

"Loh?.... Daddy nya dilupain kah?" Gumam mahen sambil menatap allora heran.

"Kenapa hm?" Tanya akran Seraya membenarkan gendongannya, lalu berjalan menuju sofa tempat allora duduk santai tadi, setelah tas kantornya ia berikan pada Wiliam yang berada di belakangnya.

"Nunggu Abang, sama daddy"jawab allora pelan sambil mengeratkan pelukannya, dan wajah yang ia tenggelam kan di cengkuk leher bagian kanan abangnya.

"Ngapain nunggu Abang dan daddy?, Ini sudah malam juga, kenapa kamu belum tidur?"tanya akran, lalu setelah sampai di depan sofa ia lansung mendudukan dirinya di sofa single dengan allora di pangkuannya, dan posisi yang masih memeluk leher akran erat, sedangkan pandangannya menemukann Aron, yang sedang duduk di sofa dan terlihat mengantuk, dan arka yang masih fokus pada laptopnya tanpa mengalihkan pandangan sedikitpun, hanya melirik sekilas.

Sedangkan mahen memilih lansung pergi ke atas karna merasa badannya sangat letih, ia ingin bermanja-manja dengan istri tercintanya, rasanya baru setengah hari tidak bertemu sang istri, membuatnya merasa sangat rindu.
Lagi pula, sepertinya putrinya sendiri tadi tidak menganggap ada dirinya.

"Daddy mau lansung keatas?" Tanya akran ketika melihat daddynya berjalan menuju lift.

"Iya, lanjut aja sayang-sayang Ngan nya, lupain aja Daddy, Daddy juga mau sayang-sayang Ngan sama mommy!" Jawabnya dengan nada merajuk, tanpa menoleh dan terus berjalan, sedangkan tangan kanannya yang terbebas dari tas kantor ia kibas kan ke atas seperti merasa kepanasan.

[posesiff brother's✓] (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang