Happy reading 🌼
Typ bertebaran 🍂!
Tlng Jangan jadi silent reader yaa!;)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Setelah pulang dari tempat tersembunyi tadi. Aron gaven, Riko, dan akran segera menghampiri allora yang masih tidur di pelukan alin.
"Gimana sekrang kondisi Baby mom?"tanya akran setelah ia dan yang lain mendekati kasur allora dan melihat alin yang tengah mengusap-usap punggung Putri nya.
"Sepertinya dia masih kaget"ucap alin sendu.
Akran pun mendekati allora dan mengusap lembut puncuk kepala adiknya.
"Kalian ber 3 ikut Abang" ucap akran tegas sambil menatap datar Aron, Riko, dan gaven.
Perasaan mereka lansung tidak enak, menatap sang mommy berharap dapat bantuan, tetapi malah mendapat senyuman meyakinkan alin, seolah berkata tidak apa-apa kalian ikut saja.
Dengan ragu mereka ber3 mengikuti langkah lebar Abang sulung nya keluar dari kamar allora.
"Kalian pilih mau gesper Abang atau penggaris aja?"tanya akran lansung pada intinya setelah mereka memasuki ruang kerjanya.
Gelek
Sudah mereka duga pasti ini hukuman dari Abang nya.
"Bang jangan dong..."ucap Aron memelas pada akran.
"Kalian telah teledor menjaga baby"ucap akran dengan datar.
"Abang mah kebiasaan ah mainnya gesper Mulu"gerutu Aron pelan.
"Cepet pilih atau Abang tambahin hukumannya"tegas akran.
Dengan ragu mereka menjawab"penggaris" jawab mereka.
"Harus nya gerper aja soalnya gesper Abang udah lama nganggur"ucap akran dengan senyum miringnya.
"Tapi oke kalo itu pilihan kalian"lanjutnya
Mereka pun menunjukan muka memelasnya.
"Ck, gaush melas gitu kalian harus tetap dapet hukuman biar ga ceroboh lagi jagain baby-nya"akran berdecak malas saat melihat wajah melas adik-adiknya itu."Iya Abang"pasrah mereka ber3 dengan wajah lesu. Seperti anak kecil yang di marahi ibu nya.
"Siapa duluan?"tanya akran dengan sebelah alis terangkat dan penggaris besi panjang berukuran sedang di tangannya.
Aron dan gaven saling menunjuk dan Riko tanpa banyak kata lansung melangkah majukan kakinya ke hadapan akran.
"Good Riko"puji akran menatap remeh Aron dan gaven
"Contoh Riko"ucap akran remeh pada Aron dan gaven yang memasang wajah cebrut.
"Cintih Riki"nyenyenye Aron pelan.
"Abang dengar"ucap akran membuat Aron menampilkan cengiran lebarnya.
Ctakk
Ctakk
Ctakk
Ctakk4 pukulan di punggung tangan kiri dan kanan Riko terima. Membuat punggung tangan tersebut mengeluarkan darah segar.
Riko hanya meringis pelan lalu kembali duduk di sofa setlah akran memberikan isyarat padanya.
"Siapa duluan?"tanya akran sambil menghadap pada Aron dan gaven.
Aron dan gaven saling lirik sampai akhirnya.
Gaven maju dengan muka datarnya."Tangan mana dulu?"tanya akran lagi sambil melirik punggung tangan kiri dan kanan gaven yang sudah mengantung diudara tepat di hadapan akran.
"Terserah"jawab gaven singkat.
"Kayak ceweek"ejek akran dengan senyum miringnya.
Ctakk
Ctakk
Ctakk
CtakkPunggung tangan kanan yang terlebih dahulu kena ciuman dari panggaris besi akran.
Darah segar pun mulai mengalir dari punggung tangan gaven.
Gaven lansung menuju sofa dan mendudukkan dirinya di samping Riko.
"Sekrang aron"ucap akran menatap Aron.
Membuat Aron yang masih berdiam diri ditempat semakin panas dingin.
Melirik luka tangan gaven dan Riko, Apa sengilu itu pukulan Abang sulung nya sampai berdarah?, Pikir Aron.Dengan terpaksa Aron mulai melangkah berat menuju hadapan akran.
"Kanan Dulu? kiri dulu?"tanya akran saat Aron sampai di depannya.
"Gadua-duanya"ucap Aron sambil cengengesan.
Akran hanya menatapnya datar.
"Cepet!"ucap akran tegas.
"Kanan"putus Aron dengan malas.
Ctakk
Ctakk
Ctakk
Ctakk2pukulan di setiap masing-masing punggung tangan Aron terima, dan darah mulai mengalir, Aron hanya meringis melihat tangan mulus nya berdarah.
"Abang mah" ucap Aron cemberut sambil berjalan bergabung bersama gaven dan Riko dengan kaki di hentak-hentakkan.
"Kayak anak kecil"ucap akran tersenyum mengejek pada Aron.
"Biarin wlee"Aron menjulurkan lidahnya meledek akran.
Lalu meniup-niup tangan nya yang lumayan perih.Akran pun hanya geleng-geleng kepala sebelum akhirnya mengambil ponselnya yang berada di dalam saku celana nya.
"Arya segera ke ruangan Abang, untuk obati mereka!" Titah akran pada Arya di sambungn tlpn nya.
Tidak lama pintu ruangan akran terbuka menampilkan Arya dengan sekotak P3K di tanganya.
"Ck, kasian"ejek Arya saat melihat wajah Aron, gaven, dan Riko yang cemberut.
"Diem deh mending obatin ini cepet"ucap Aron sambil menunjuk kan kedua punggung tangannya kehadapan Arya.
"Diim dih Minding ibitin ini cipit"nyenyenye Arya seraya megeledah isi kotak P3K.
Lalu Arya mulai serius mengobati luka-luka Riko, gaven, dan Aron.
Sedangkan akran hanya memperhatikan dari meja kerjanya."Lain kali kalian harus lebih fokus lagi jagain baby-nya jangan sampai kecolongan kayak tadi!"ucap akran dengan nada ancaman.
"Iya Abang, kami minta maaf"ucap Aron, gaven, dan Riko serempak membuat akran tertawa kecil, adik-adik nya ini persis seperti anak TK yang habis di marahin gurunya.
Sedang kan Arya yang taktahan lagi akhirnya menyemburkan tawanya saat melihat ekspresi wajah Aron, Riko dan gaven yang terlihat imut.
Begitulah mereka jika sedang bersama akan lebih menjadi diri sendiri dan konyol, sedangkan jika di depan allora mereka akan menjadi singa garang yang tegas.
TBC
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Hi!
Maaf ya kalau ceritanya jelek atau gaje karena ini cerita pertama aku jadi aku musti harus banyak belajar lagi.☺️Makasih buat yang udah baca& coment dan kasih vote❤️
Jangan lupa pencet ⭐ nya kalau suka smaa cerita ini.
Makasih juga buat yang udah baca tapi nggak vote:).
Next chapter?....
![](https://img.wattpad.com/cover/304706898-288-k321801.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[posesiff brother's✓] (End)
General FictionAllora'z aqueenya Alexander's seorang gadis berusia 15tahun yang polos, lugu, yang hidup nya tidak bebas dalam segala hal dan itu semua demi kebaikan ia sendiri dan karena kepolosannya mengharuskan keluarganya untuk possesive terhadap dirinya **** I...