chapter 14-TWINS

2.1K 77 11
                                    

Happy reading 🌼

Typo bertebaran 🍂!

Budidaya kan coment;)

Jangan lupa vote kalau suka.

Jangan jadi silent reader yaaa!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
A

llora sedari tadi terus menangis dan alin yang setia mengusap air mata anak nya saat mendengarkan cerita dari keluarganya.

Sungguh ia tidak ingat sama sekali dengan twins nya.

Dan dari cerita yang ia dengar ia disini tidak salah tetapi ia jdi merasa bersalah sendiri.

Allura pasti adalah sosok kakak yang sangat baik.
Dan kenapa orang sebaik kakaknya harus pergi secepat itu?.

Yang lain sengaja tidak menceritakan yang sebenarnya semua.
Mereka sedikit mengarang agar allora tidak terlalu merasa bersalah dan berakhir seperti dulu.
Yaikut alter ego nya kembali,
Kejadian dulu membuat mental allora agak terganggu.

Ia menangis karena merasa sangat kasian pada allura pasti sangat sakit tertembak pistol api.

" t-trus k-kakak allura d-di mana m-makam ny?"tanya allora sesegukan dan suara yang serak.

Hidung yang memerah dan mata yang berair membuat kesan imut nya bertambah.

"Tidak jauh dari sini sayang" jawab akran dengan senyum tipisnya

Mereka pun berat sebenarnya menceritakan Ini kembali tp allora juga seperti nya harus tahu bahwa alasan Mereka seperti ini padanya karena suatu hal, dan tidak mau kehilangan allora seperti kehilangan allura.

"Hiks..Al m-mau kesana"pinta allora.

"Nanti yah kalau Baby udh sembuh"ucap alin lembut.

"J-jadi ini kenapa semuanya selalu mengatur Al?" Tanya allora dengan sisa-sisa isak tangisnya

"Iya sayang, kita semua nggak mau lalai lagi seperti waktu itu, dan nggak mau kehilangan permata kami untuk yang kedua kali nya" jelas mirrer yang berada di sebelah akran.

"Hiks.. maafin Al k-karena selama ini selalu n-nggak nurut, padahal Abang, mommy, Daddy, papa, sama mama, Oma, dan opa kyak gitu b-buat kebaikan Al, m-maafin Al seharus nya Al juga kmarin nggak nekat buat pergi ke taman diem-diem, sekrang Al janji bakal selalu nurut" ucap allora merasa menyesal karena selalu membantah.

Mereka semua yang berada di ruang rawat allora itu pun tersenyum senang mendengar ucapan adiknya.

Mahen perlahan berjalan maju menuju brangkar allora.
Mengeluarkan sebuah kunci kecil untuk membuka gembok rantai yang mengikat tanggan allora dari saku jasnya.

Rantai tersebut pun telah di rancang sendiri oleh mahen, dengan bagian pengikat nya pada pergelangan tangan allora yang sangat lembut hingga tidak melukai allora.

"Peluk dulu"ucap mahen seteleh melepaskan rantai tersebut.

Allora yang senang karena di lepaskan rantainya pun segera memeluk mahen erat.

"Makasih Daddy"ucap allora tulus.

Mereka semua pun tersenyum hangat.

"Jangan pernah tinggalin Daddy sayang" bisik mahen tepat di depan telinga allora.

"Daddy juga"balas allora pelan tp masih mampu di dengar mahen.

"Yaudh sekrang baby istirahat lagi ya pasti cape badan nya"ucap Nindy.

[posesiff brother's✓] (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang