Prolog

4.1K 312 54
                                    

"Patah hati yang disengaja adalah berharap pada manusia"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Patah hati yang disengaja adalah berharap pada manusia"


Seharusnya malam itu menjadi malam yang indah dan tak terlupakan. Mungkin iya, malam yang tidak akan pernah terlupakan namun tidak menyandang kata indah, malah jauh dari kata tersebut. Lebih mengerikan dan mungkin tidak akan cukup untuk dilupakan hampir satu abad sekalipun.

Jeon Haelin begitu bersemangat, ia mengenakan baju terbaiknya. Sebab ia akan bertemu dan dinner bersama sang pujaan hati. Sosok pria yang selama ini selalu bersamanya, hampir tiga tahun lamanya. Waktu yang tidak lama dan selama itu, hubungan mereka begitu istimewa. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, dalam satu minggu mungkin bisa terhitung dua sampai tiga kali mereka berhubungan.

Ya tentu saja, memanjakan satu sama lain di atas ranjang. Meski baru berani melakukannya satu tahun yang lalu namun Haelin selalu merindukan bau khas tubuh prianya, dan suara berat yang selalu bergema di gendang telinganya. Memberikan sensasi yang luar biasa.

Sejujurnya Haelin sedikit merasakan jantungnya berdebar lebih cepat. Sebab, malam ini bukan hanya sekadar dinner biasa. Ada pembahasan serius antara ia dengan kekasihnya.

Tentang nyawa yang ada di dalam perutnya saat ini. Kekasihnya tahu, dan sesuai dengan janji mereka, malam ini mereka akan memutuskan langkah selanjutnya. Karena keduanya sama-sama menerima kehadiran satu nyawa yang telah dititipkan.

Suara bel pintu terdengar nyaring, menyadari Haelin yang terlarut dengan halusinasi masa depan yang begitu bahagia dan terkonsep dengan hangat. Tentang keluarga kecilnya yang akan segera terbentuk. "Taehyung ..."

Ia segera bergegas untuk membuka pintu apartment sederhananya itu, meski kekasihnya alias Taehyung sudah menawarkan hunian baru yang jauh lebih mewah dan tentu dengan fasilitas yang lebih baik. Haelin tetap menolak, dengan alasan. "tempat ini menyimpan semua memori tentang kita, jadi aku tidak akan meninggalkannya."

Dengan jantung yang berdebar, Haelin membuka kunci pintunya dengan antusias. Hal pertama yang ia lihat adalah sosok pria dengan karismatik sempurna. Siapa lagi kalau bukan kekasihnya, Taehyung Beliard Kim.

"Akhirnya kau datang, aku sudah cema—" kalimat Haelin terpotong kala Taehyung yang tiba-tiba masuk, dan hanya tersenyum simpul. Apa yang terjadi? tidak biasanya. Sebab setiap bertemu, mereka selalu berpelukan malah berciuman sampai berakhir di atas ranjang.

Namun malam ini Taehyung berbeda, Haelin tidak ambil pusing. Mungkin sedang ada masalah serius di keluarganya, mengingat jika Taehyung adalah pewaris utama keluarga Beliard. Keluarga ternama yang di gadang-gadang memiliki kuburan emas. Gadis itu mengekori kekasihnya yang berjalan ke ruang tengah.

"Kau ganti parfum? Tidak biasanya, ada apa hmm apa terjadi sesuatu? Bagaimana? Kau sudah mendiskusikan dengan keluargamu?" Haelin menyelipkan kedua tangannya diantara sela-sela tangan Taehyung . Memeluk pria itu dari belakang. Hal yang membuat sang pria berhenti bergerak. Haelin paling suka dengan bau khas milik kekasihnya itu.

Dèclassè [kt.h]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang