29. A Promise🌚

2.1K 232 211
                                    

🔥🔥Double update🔥🔥
Yuhuu siapa pejuang double up? Sini maju absen dulu. Tinggalin tanda "😎"

Mungkin bab ini aga sedikti menegangkan di awal. Tapi akhirnya engga kok, ada yang tegang tapi bukan perasaan, ada yang tegak tapi bukan keadilan😬😌

Just calm dan resapi. Karena authornya juga kena panah asamara tuan muda selama ngetik.

Jangan lupa komentar yang banyakkkk biar authornya gak ngilang lagi🔥

Apa perlu tanda ⚠️🔞? Engga lah ya. Ringan kok😁

" Don't forget your promise darling"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Don't forget your promise darling"

Ini sudah lima jam sejak Haelin menginjakkan kakinya pada carport yang terasa begitu dingin. Jantungnya terasa begitu berdetak kencang seiring dengan kakinya yang melangkah masuk. Bukan hanya itu, ia semakin ketakutan saat menyadari jika keadaan rumahnya gelap dan begitu sunyi. Haelin berkali-kali memanggil nama Hiro, jagoannya. Tapi nihil, tidak ada jawaban.

Jeritan Haelin menjadi awal dirinya kembali merasakan tekanan hebat di dalam dirinya. Ia melihat tubuh Iliana, wanita tua yang lemah itu sudah tergeletak berlumuran darah di ruang tv. Dengan tubuh yang terasa hancur berkeping-keping itu Haelin menubruk tubuh Iliana, menangis terisak-isak. Ia memeluk tubuh wanita yang sudah ia anggap sebagai ibunya sendiri. Tubuhnya masih hangat namun denyut nadinya tidak terasa. "Telepon ambulans sekarang!"

Cengkraman Haelin semakin kuat pada bahu Iliana. Emosinya bergejolak hebat. Ia paling tidak suka jika orang di sekitarnya harus mengalami penderitaan karena masalahnya. Ia benci itu, teramat benci. Napasnya memburu dengan keras. Mereka salah, Haelin yang sekarang bukan Haelin yang bodoh, lemah dan pengecut. Dia sudah berubah drastis.

Selagi tubuh Iliana mendapatkan pertolongan pertama dari beberapa pria gagah yang ternyata berasal dari Biro Kemanan yang dimiliki oleh Taehyung sendiri, tanpa sepengetahuan keluarganya. Dan luar biasanya, mereka tidak hanya mahir menembak dan membunuh, lihatlah mereka cekatat dalam melakukan pertolongan pertama pada pasien yang memiliki luka sayatan.

Dengan pakaian putihnya yang sudah sebagian kotor oleh darah dan memastikan jika Iliana akan terselamatkan. Haelin segera berlari kecil menuju tempat yang sejak tadi ingin ia datangi. Semakin dirinya naik ke atas, tidak ada suara selain kesunyian yang menyelimuti ketakutannya. Napas Haelin kembali tertahan saat dirinya membuka kamar Hiro dan mengecek semuanya. Hiro tidak ada di sana.

"Hiro! Hiro! Ini eomma nak, kau di mana..." Suara Haelin terdengar bergetar hebat. Pikirannya mulai tidak fokus lagi, dia mulai memikirkan hal-hal buruk. Sudah cukup malam ini. dan dia tidak mau melihat apa yang terjadi pada Iliana juga terjadi pada putrnya.

Napas Haelin tersendat-sendat dengan bagian intimnya yang sesekali masih terasa begitu perih. Ini gila, Haelin belum pernah merasakan hal seperti itu. Tuan Muda itu benar-benar seperti binatang, buas dan tidak terkendali. Dan bodohnya, kenapa Haelin begitu menikmati di saat- saat dirinya digempur secara membabi buta oleh pria bernama Taehyung Beliard itu? sial. Haelin hanya bisa mengumpat untuk mencaci dirinya. Ia sudah mengecek semua kamar, dan hasilnya nihil. Hiro tidak ada di mana-mana.

Dèclassè [kt.h]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang