20. Accident

1.5K 263 239
                                    

Hai apa kabar???
Aduhh aku kangen banget sama kalian😭 kalian kangen sama aku gak? Atau malah kangen sama tuan muda kita?

Maafkan authormu yang jompo dan so sibuk ini. Serius aku sebenarnya pengen nulis terus. Tapi ya begitulah. Dan aku takutnya kalau aku nulis di sela sela kesibukan aku. Nanti malah gak maksimal ceritanya. Percayalah menemukan vibes dan mood nulis itu tidak semudah mencintai tuan muda beliard.

Yok absen dulu 😻🙀



Hold on⚠️kemungkinan bakal banyak narasi dibanding percakapan.
Titip salam, jangan lupa tinggalkan jejak💫








"Kisah kita  adalah satu contoh dari banyaknya  kisah yang berakhir tak bahagia. Mungkinkah?



Tidak ada yang lebih menyakitkan ketika gendang telinganya mendengar sebuah teriakan yang melengking dari arah luar restoran. Kaki yang kaku dan sulit digerakkan itu, tiba-tiba saja terasa seperti mendapatkan sebuah energi yang besar. Dengan semua benang merah yang semakin kusut, dadanya semakin terasa sesak, denyutan pada kepalanya semakin menjadi-jadi. Haelin merasakan tenggorokannya terasa begitu kering, percis seperti sedang dicekik keras sekali.

Ia berusaha bangkit dari tubuhnya yang mati rasa secara tiba-tiba itu, Lily berusaha membantunya. Belum sempat tubuhnya berdiri dengan stabil, Haelin melepas tangan Lily begitu saja. Kejadian yang kembali membuka luka itu, malah semakin besar, berusaha ia lupakan. Meski sulit. Sebab sekarang yang ada di pikiran Haelin adalah kedua malaikat kecilnya. Yang berada di luar sana, dengan udara yang begitu dingin, menyelimuti kesedihan mereka.

Meski cukup Haelin akui bahwa seluruh tenaganya terasa menghilang, setiap langkahnya terasa mengambang di udara. Haelin tetap memaksakan diri untuk berlari dengan sisa tenaga yang ia miliki. Tubuhnya sempoyongan, namun bisa di lihat betapa berusahanya Haelin menenangkan dirinya diantara kepanikan dan rasa sakit pada hatinya.

Bibirnya kelu, ia tidak bicara. Namun ketahuilah, jika di lubuk hatinya ia terus menyebut nama Hire berkali-kali, putrinya yang malang itu.

Napasnya terhenti saat Haelin berhasil keluar dari restoran. Sudah ia duga, hal yang sangat tidak ingin ia lihat malah benar-benar terjadi. Hiro melirik kerahnya dengan sorot mata yang begitu memperlihatkan betapa ketakutan dan kacaunya hati anak laki-laki itu, dengan tubuh yang kecil ia menahan tubuh sang adik yang mulai sempoyongan.

Hire, gadis cantik yang selalu mengenakan pakaian serba baby pink, terlihat begitu berbeda. Wajahnya pucat sekali, pandangan matanya juga benar-benar kabur. Sorot mata kecilnya melirik ke arah Haelin, tangannya terangkat lemas, seperti meminta tolong. Haelin tidak bisa menahan air matanya yang semakin deras. Ia berlari dengan sekat tenaga, menjatuhkan tubuhnya dengan keras, tidak peduli jika kedua lututnya terasa perih karena gesekan kerikil-kerikil kecil. "Hire-ahhh...." Haelin mengambil alih tubuh buah hatinya itu.

Dèclassè [kt.h]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang