4. Annoying

1.7K 251 77
                                    

Yuhuu sesuai janji kemarin. Aku up sebagai penembusan dosan karena up lama. Aku dah balik ke rumah lagi.
Bab ini aga panjang dan siapkan kipas kalian. Takutnya panas.🤡💦
Jangan lupa komen sebanyak-banyak nya.


"Masa lalu hanya tentang waktu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Masa lalu hanya tentang waktu. Tapi bagaimana jika masa lalu datang di masa depan?"

Berbicara tentang keluarga konglomerat memang tidak akan ada habisnya. Kekuasaan, kekayaan, sampai nepotisme dan ke-arrogant mereka memang selalu menjadi masalah besar. Tidak sedikit keluarga yang menutup diri untuk menikahkan keturunan mereka dengan keluarga biasa.

Alasannya simpel, mereka ingin mencari yang setara dan melindungi kekayaan mereka.

Keji memang, namun begitulah kehidupan orang kaya di dunia ini. Hal yang selalu Haelin benci, lebih tepatnya ia benci setelah Taehyung datang malam itu dan menghancurkan kehidupannya. Namun lucunya, sekarang ia menjadi bagian dari orang-orang itu dengan dendam yang begitu besar.

"Kau tambah cantik jika sedang sibuk dan serius seperti itu. So Pretty..." suara yang sedikit serak itu menyapa gendang telinga Haelin.

Perempuan itu tersenyum malu, Jimin memang rajanya gombal. Haelin tidak menyadari jika pria itu sudah hadir sejak sepuluh menit yang lalu, menyandarkan bahunya di ambang pintu, dan menatap dengan penuh rasa bangga padanya. Haelin memang selalu terlihat semakin sempurna jika sedang mengurus beberapa desain pakaian, dan mengecek beberapa kain.

Jimin tahu Haelin jarang menyambutnya pulang jika sedang mode desainer. Dengan senyumannya ia berjalan, lebih masuk ke dalam ruang kerja Haelin. Kini JImin sedikit menyenderkan tubuhnya pada meja, melipat tangannya.

"Bagaimana dengan operasinya? Apa kau pulang lebih dulu dan melihat si kembar?" tanya Haelin yang masih fokus dengan pensil dan penggarisnya. Malahan satu bolpoin mahal terselip di salah satu telinganya.

Pria itu menghela napas sebentar, "Sedikit ada masalah, tekanan darah pasien rendah sekali. Tetapi operasi sukses." Jawab Jimin yang sekarang memilih untuk mengecek beberapa karya hebat, hasil menari dari jari-jari lentik itu. "Aku sempat pulang, tapi seperti biasa, si kembar selalu jutek. Aku sudah menawarkan untuk menemani mereka tidur, tapi mereka menolak dan bersih keras menunggumu pulang."

Ahk iya, satu fakta yang mengejutkan. Si kembar, Hiro dan Hire tipe anak yang begitu sulit untuk di dekati. Meski selama ini Jimin selalu ada bersama mereka, keduanya selalu menutup diri. Padahal Haelin sudah memberi tahu mereka. Namun entah kenapa, sulit sekali. Hire banyak diam, kalau tidak ada yang sulit dia tidak akan meminta bantuan. Sedangkan Hiro, dia aktif namun selalu saja jutek pada JImin.

Entah kedua sifat itu turun dari mana, yang jelas Hire maupun Hiro begitu overprotective padanya.

Haelin berhenti sebentar, ia melirik Jimin. Pria itu terlihat selalu lapang dada dan murah hati. Sifat dokter muda memang berbeda. dia tidak marah dan terus melalukan banyak hal untuk mendekati si Kembar. "Jimin-ahh..." ucap Haelin lembut

Dèclassè [kt.h]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang