17. Something

1.2K 255 169
                                    

Hollaaaaaaa~~~~~~~
Ya ampun berapa abad aku gak back to dunia oyen? Siapa yang kangen sama aku? Duh pede banget ya aku. Tapi jujur gais aku kangen banget sama kalian. Feel kehilangan orang tersayang itu hancur banget ya.

ABSEN DULU BUAT YANG KANGEN AUTHOR

Maaf membuat kalian menunggu lama demi kembalinya tuan beliard. Aku juga gak pernah memprediksi bakal ngalamin kejadian menyakitkannya di tahun sekarang. Sakit banget sih jujur. Makasih banget buat kalian yang masih menunggu dan stay disini.🤩🤩🤩🤩love you lah. Aku kasih taehyung 1 atau anak bangtan 1.

Happy reading ya. Sorry kalau gak puas karena mungkin otak akunya juga masih terbagi-bagi. Jadi pikirannya belum kokoh.  Semoga kalian suka.

Saran : jangan berharap sama siapapun. Termasuk bab ini🤣

Goals double up : 300 komentar🙄

Goals double up : 300 komentar🙄

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ahkk itu papa"

Lengang, tidak ada suara lain setelah suara kecil itu berseru dengan jemarinya yang kecil nan lentik itu menunjuk tepat ke arah pintu masuk yang terbuka. Bumi seperti berhenti berputar, semesta sedang melakukan sebuah proses dramatis dalam perputaran hidup seseorang. Tidak ada suara, semua senyap. Namun tidak dengan keadaan jantung Haelin yang terasa semakin dipompa dengan cepat. Perempuan dengan sorot mata yang selalu menjadi candu bagi tuan muda Beliard itu sampai merasakan dadanya sedikit nyilu, dengan napas yang sedikit tersendat.

Sudut matanya menajam, ia memperhatikan dengan begitu pasti tanpa meninggalkan satu celah pun. Apa dia tidak salah lihat? Kenapa hatinya terasa begitu rapuh dan nyeri secara bersamaan. Mengapa Haelin harus merasakan hal seperti itu? dengan udara luar yang perlahan merayap masuk, layaknya angin malam yang sengaja meniup wajah Haelin secara lembut. Begitu terasa sampai pada permukaan paling bawah kulitnya, menusuk sekali. Perempuan itu sampai menahan napasnya sejenak, matanya panas seketika.

"Ooing? Eomma sudah sampai?" akhirnya sebuah suara memecah suasana yang sedikit aneh yang ternyata hanya dirasakan oleh Haelin saja. Suara yang terdengar begitu lembut dan ringan, berasal dari sosok anak kecil yang berdiri tepat di depan pintu, dengan wajah yang demi Tuhan Haelin selalu memalingkan wajahnya. Bukan karena benci. Tidak. Ia tidak mungkin membenci buah hatinya sendiri. Hanya saja, wajah Hiro selalu mengingatkan dirinya pada sosok monster gila yang sampai sekarang terus mengacak-acak hatinya.

Mereka mirip sekali.

Namun sekarang ada yang lebih rumit dari bagaimana Haelin berusaha mencerna perasaanya selama ini. Ia melihat sosok putra tampannya, yang menenteng satu paper bag berukuran besar dengan tangan lain yang memegang kendali remot mobil mainan. Tetapi ada yang sedikit kurang, ada hal yang membuat Haelin tampak sedikit kebingungan dengan perasaanya. Dia menunggu kemunculan seseorang.

Dèclassè [kt.h]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang