#3 love is love

1.8K 203 15
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.




Nunew terus mengekori Zee yang sedari tadi mondar mandir di dalam ruang praktek miliknya tanpa berbicara sepatah katapun. Masih dalam pakaian sekolah lengkap ia datang dengan tenang, tak mendapati Zee di kamarnya Nunew bertanya pada sang ibu, ternyata Zee berada di dalam ruang kecil yang ayahnya buat untuk si anak semata wayang melakukan praktek kedokteran dan tentu dengan peralatan yang lengkap. Agak terdengar mengerikan namun kenyataannya jauh dari itu, Zee menggunakan ruangan ketika ia harus menulis tugas laporan penelitian tentang hewan hewan praktek. Dan sekarang ia tengah melakukan bedah kecil pada katak, tak memperdulikan Nunew yang terus mengekor semenjak datang.



"Hia" suara Nunew menginterupsi yang lebih tua, namun Zee sama sekali tak acuh, merasa tidak direspon Nunew berdecak kesal. "Baiklah aku akan tetap cerita, telingamu masih berfungsi dengan baik kan?"



Tak ada jawaban dari Zee, jadi Nunew melanjutkan, "Menurutmu bagaimana jika aku pacaran dengan laki-laki?"



Zee yang terkejut sontak menoleh hingga pisau bedah yang sejak tadi ia gunakan dengan sangat hati-hati untuk menyayat perut katak kini membelahnya menjadi dua bagian dan itu membuat Nunew memekik terkejut "hia!! Kataknya terpotong!" Zee menoleh kearah pandangan lelaki itu, ia kembali terkejut lantas segera menjauhkan pisau beserta korbannya menjauh dari arah pandang.



"Lupakan tentang katak, kau tadi bilang apa?" Setelah selesai membereskan kekacauan dan melepas sarung tangan latex yang ia kenakan, Zee kembali pada Nunew.



"Eum, aku..." Nunew menatap wajah yang lebih tua dengan ragu "Aku berpacaran dengan laki-laki? Ada yang menyatakan cinta padaku tadi"



"Lalu?"



"Aku bilang aku akan pikirkan dulu"



Zee terdiam beberapa saat sebelum menjawab pertanyaan pemuda tanggung dihadapannya. "Nunew, jangan bermain dengan perasaan orang lain" ya, tentu saja Zee tau apa yang Nunew pikirkan tentang masalah ini, ia hanya ingin mendapat keuntungan, tidak benar-benar menyukai laki-laki siapapun itu, Zee paham tentang Nunew dari A sampai Z, ingat?



"Kau terlalu mengenalku," ucap Nunew sambil memainkan bolpoint entah ia dapat darimana tadi.



"Nu, sudah saatnya kau berhenti main-main, bulan depan kau akan ujian dan lulus" Zee mengelus kepala lelaki itu dengan sayang, itu adalah kebiasaan Zee ketika ia akan mulai menasehati bocah bernama Nunew. "Kau akan masuk universitas, bebanmu akan semakin banyak, aku tidak mau hal buruk terjadi padamu Nunew." Mendengar itu, Nunew hanya dapat diam, ia paham kekhawatiran Zee dan lagi meski Nunew adalah anak nakal ia tak pernah membantah ucapan Zee barang sedikitpun jika itu dalam konteks yang serius. "Kau juga tidak boleh mempermainkan hati orang lain, baik itu perempuan atau laki-laki, paham?"



Bad Buddy [ZeeNunew] [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang