#8 mama and papa

2K 220 18
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.


"Hah?? Mama, papa akan pergi? Lalu bagaimana denganku??" Nunew bangkit dari duduknya saking terkejut dengan pemberitahuan mendadak kedua orangtuanya, bagaimana tidak, mereka berkata akan pergi selama beberapa bulan untuk mengurus bisnis sang papa di kantor cabang di chiang mai, meninggalkan putra semata wayang yang selama delapan belas tahun hidupnya tak pernah jauh dari mereka untuk waktu yang lama.

"Kau tetap disini luk, papa janji hanya beberapa bulan", ucap sang papa mencoba menenangkan keterkejutan Nunew.

"Sendiri? Kalian tega? Bagaimana aku makan? Siapa yang akan mengurus rumah? Lalu aku?"

"Mama sudah mengurus semuanya, bibi Mai asisten rumah tangga kita yang dulu akan kesini seminggu sekali membereskan rumah, lalu untuk makan dan segala urusanmu mama sudah bicara pada nyonya Panich, ia dengan senang hati akan membantumu", Di usapnya lembut pipi sang anak guna memberi ketenangan hingga Nunew kembali duduk pada posisinya semula.

"Tapi mama, aku tak ingin jauh dari kalian"

"Hanya sebentar, ok?",

Cukup berat menerima keputusan mereka, Nunew juga mengerti urusan seperti itu penting untuk di urus demi kelangsungan bisnis keluarga tapi juga ia tidak mau hidup sendiri, Nunew terbiasa diurus oleh orang lain selain sang mama.

"Lalu kapan kalian akan pergi?"

"Hari minggu" nunew mendelik pada sang papa, pasalnya ini sudah hari sabtu, bisa-bisanya mereka memberitahu hal secara mendadak di hari terakhir keberangkatan.

"Kalau mau pergi kenapa mendadak begini" ucap Nunew tak terima.

"Ini urgent luk, papa juga baru di beritahu oleh pengurus kemarin lusa, dua hari ini papa mempertimbangkan apakah harus kesana dan meninggalkanmu atau bagaimana, tapi jika kami mengajakmu, sekolahmu akan kacau, papa tidak mau merusak kenyamanan anak papa sendiri".


Lagi, Nunew dipaksa mengerti disaat ego masa remajanya masih tinggi, ingin menangis tapi malu, tak menangis tapi hal ini membuatnya pusing, sedih, dan bingung disaat bersamaan. Dengan langkah cepat Nunew beranjak ke kamar, ia butuh sendiri agar bisa mencari alasan logis untuk tetap sabar.





***





Matahari menerobos tirai yang semalam sengaja tak ditutup oleh sang empu, semilir angin pagi dan bau embun pun tak pelak menembus indera penciuman lelaki yang masih terbuai dalam mimpi. Dahinya mengernyit samar karena terganggu oleh cahaya sang fajar namun masih enggan membuka mata, beberapa menit ia coba untuk kembali terlelap tapi akhirnya menyerah, mengerang kesal lalu bangkit duduk sambil mengacak rambut sendiri. "Shiaa", umpatnya masih dengan kedua mata yang terpejam.


Bad Buddy [ZeeNunew] [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang