.
.
.
.
.Masih terlalu dini ketika pintu kamar Zee dibuka tanpa belas kasih hingga membuat si pemilik kamar yang tengah asik mengerjakan tugas di meja belajarnya itu berjingkat terkejut, pukul satu pagi ia sudah kedatangan tamu tak diundang, siapa lagi kalau bukan remaja tanggung yang baru pulang dari kencan dengan wajah kusut. "Oiii, kenapa aku sial terus!" Ucapnya sambil menghempaskan diri ke tempat tidur.
Zee tau tentang jadi ia memilih kembali memfokuskan diri pada layar laptop dihadapannya, apa lagi jika bukan soal cinta? Laki-laki yang kini berguling kesana kemari di tempat tidur itu memang selalu sial dalam hal percintaan.
"Nunew, buka dulu sepatumu" dengan titah dari si empu kamar, Nunew menurut melepas sepasang sepatu sekaligus jaket kulit hitam yang ia kenakan dan melemparnya ke sembarang tempat. Masih dengan wajah tertekuk ia memeluk satu buah bantal lantas duduk menghadap punggung yang lebih tua.
"Hia*, apa aku kurang tampan?" Nunew menghela nafas sambil cemberut. Ia jengah semenjak mengenal cinta, hubungannya selalu berakhir sial, entah diselingkuhi, bosan, atau justru karena karakter yang kurang cocok. Usianya memang baru menginjak delapan belas tahun yang berarti ia ada diakhir tahun sekolah menengah atas, namun terhitung lebih dari sepuluh kali Nunew mengencani gadis di sekolahnya tapi tak pernah ada yang awet. Berbeda dengan Zee, hidupnya hanya tentang mengerjakan tugas kuliah, tentu Zee memiliki kekasih yang ia pacari semenjak tahun pertama menjadi mahasiswa tapi ia tampak tak pernah ada masalah dengan hubungannya sampai saat ini.
[Hia* panggilan untuk kakak dalam bahasa cina, di thailand bthailand biasa dipakai oleh keturunan china-thailand]
"Memang tidak" jawabnya asal dan itu berhasil membuat Nunew menghadiahi Zee dengan satu lemparan bantal.
"Menyebalkan," Nunew kembali terlentang menatap atap kamar Zee, "Kau tau hia, aku sangat suka pada Jane tapi ternyata dia hanya memanfaatkan aku agar bisa dekat dengan Nat."
Zee mengalihkan atensinya pada yang lebih muda lalu bergabung di sisi kosong kasur miliknya namun dengan posisi miring menghadap Nunew. "Berhenti memikirkan gadis-gadis itu kau sudah di kelas akhir, Nu."
Nunew menoleh dengan tatapan datar, "Lihat siapa yang bicara, seseorang dengan jalan cinta yang selalu mulus dan beruntung," Dengan itu Zee tertawa, mereka memang telah bertetangga sejak Zee mereka masih sama-sama balita tidak ada rasa canggung atau marah ketika salah satunya menyinggung, anggaplah itu love language antara mereka. Bagi Nunew, Zee adalah teman setia sekaligus kakak yang bisa diandalkan dan bagi Zee, Nunew adalah teman sekaligus adik kecil yang manis di samping sikap sok preman dan nakalnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Buddy [ZeeNunew] [End]
FanfictionCerita tentang dua sahabat bertetangga, meski selisih usia terpaut 3 tahun namun Zee selalu menjadi teman yang baik untuk Nunew, keduanya tumbuh bersama layaknya saudara. Namun benarkah tak akan ada kisah manis diantara mereka? #ZeeNunew #Zee #Nunew...