"Season II"
.
.
.
.
Hari terakhir ujian selalu menjadi hari gembira untuk para siswa tanpa terkecuali, karena setelahnya mereka akan menjalani masa liburan. Istirahat dari segala aktifitas sekolah meski beberapa guru meninggalkan tugas untuk mengisi waktu liburan para siswa, tentu tidaklah masalah karena jangka waktu yang di berikan cukup panjang.
Fern menoleh ke segala arah, mencari keberadaan seseorang yang pergi meninggalkan rumahnya tanpa alasan dan sampai saat itu sulit untuk di temui bahkan di hubungi. Mereka satu jurusan, namun tidak pernah mendapat kelas yang sama. Puluhan pesan dan panggilan telpon sudah Fern lakukan, namun hingga semalam belum ada balasan, khawatir? Tentu, cemas? Sudah jelas. Ia merasa ada yang salah dengan kekasihnya, entah karena apa tapi sikapnya membuat Fern benar-benar berfikiran buruk hingga akhirnya tadi pagi, orang yang ia nantikan kabarnya pun menelpon. Rasa lega itu muncul sejenak ketika suara yang Fern rindukan terdengar melalui sambungan telpon.
Namun hanya sejenak lega itu telah sirna akibat risau karena satu kalimat 'ayo bertemu setelah ujian', tidak ada kata manis, tidak ada kata rindu, pun tidak ada kata 'aku mencintaimu' seperti kebiasaan yang selama ini mereka bangun. Lelaki itu tidak menjelaskan ada apa, atau apa yang terjadi, ia hanya meminta bertemu dengan suara ragu.
Hari ini, setelah lembar kertas ujian terakhir berhasil ia kerjakan, degupan jantung Fern memacu gelisah di iringi oleh telapak tangan mendingin. Fern tau, dan bersiap untuk kemungkinan terburuk atas hubungannya, tapi semakin waktu terkikis, risau itu semakin bergejolak. Pelan-pelan langkahnya di ambil hingga mencapai tempat dimana mereka janji bertemu, bangku taman tepat di bawah pohon arbei, dimana dulu mereka menghabiskan waktu makan siang dengan senda gurau dan angin sepoi.
Bias cahaya siang itu begitu menyilaukan pandangan, namun Fern dapat dengan mudah menemukan sosok yang beberapa hari ini tidak dilihatnya duduk di bangku favorit mereka.
"Zee" seolah langkahnya terbawa oleh angin sepoi yang berhembus searah dengan tujuannya, Fern berlari tanpa beban, merengkuh tubuh kekasih yang telah beberapa hari tidak ia temui. Menyalurkan rasa rindu dalam setiap jengkal sentuhannya pada Zee, berharap lelaki itu merasakan dan membalas rasa rindu yang begitu menyesakan.
"Kau kemana saja, kenapa sulit sekali menghubungimu"
Zee tersenyum tipis, membalas rengkuhan itu sebentar lantas perlahan memberi jarak pada tubuh mereka. "Maaf, banyak hal yang ku lakukan akhir-akhir ini"
"Tapi biasanya kau selalu mengabariku"
"Fern, ada sesuatu yang ingin aku katakan"
Senyum pada wajah gadis itu luntur, gusarnya kembali saat menatap ekspresi serius milik Zee. Mereka bersama hampir tiga tahun, jelas Fern tau setiap ekspresi wajah yang Zee perlihatkan tanpa terkecuali. "Ada apa? Apa aku berbuat salah?"
"Tidak, akulah yang salah, aku tidak bisa menjaga hubungan ini dengan baik"
Lelehan air mata cemas dan gelisah beberapa hari ini tidak lagi dapat di bendung olehnya, ia tau ke arah mana pembicaraan Zee saat ini. Ingat? Fern sudah menduga ada yang tidak beres, bahkan ia sudah mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk. Namun tetap saja, denyut nyeri dalam hatinya begitu sakit dan menyesakkan. Tidak ada kata yang bisa ia sampaikan, hanya menunggu Zee menjelaskan semuanya.
"Maafkan aku, aku tidak tau harus menjelaskan apa padamu, semuanya terjadi begitu cepat tapi...aku tidak bisa membohongi diriku, aku mencintainya"
Fern tersenyum dalam tangis, menertawakan dirinya sendiri yang sudah begitu mengenal sosok di hadapannya, sangat mengenalnya sampai ia tau siapa orang yang di maksud. Usaha keras mempertahankan Zee benar-benar tidak ada artinya sekarang, segalanya Fern berikan agar Zee jatuh cinta dan tetap di sisinya tapi apa? Ia tetap kalah dari label 'teman masa kecil' lelaki itu.
"Bagaimana kalau ku bilang, aku tidak apa-apa jika kau ingin bersamanya, dan ku anggap ucapanmu sekarang tidak pernah ada, apa kau mau terus bersamaku, Zee? Aku tidak masalah jika aku menjadi yang kedua, atau mungkin simpananmu"
Zee menggeleng, menatap Fern dengan ketidak percayaan atas pendengarannya barusan, "Fern apa yang kau bicarakan, aku tidak pernah menganggapmu serendah itu"
"Kalau begitu aku yang merendahkan diriku sendiri, aku bersedia jika dengan begitu aku bisa bersamamu Zee"
"Tidak, Fern kumohon jangan membuatku semakin merasa bersalah"
"Lakukan itu Zee, kau harus terus merasa seperti itu agar kau bisa merasakan apa yang aku rasakan"
Semilir angin membuat kelopak mata cantik itu semakin berat, lelehan air mata pun mengalir tanpa bisa di hentikan. Hatinya hancur menjadi potongan-potongan kecil, lelaki di hadapan Fern kembali menggenggam tangan gemetar miliknya, mengucap maaf ratusan kali sebelum merengkuh tubuh tanpa daya itu. Itu adalah kali terakhir mereka akan bertemu sebagai sepasang kekasih, karena setelah langkah salah satunya menjauh, mereka hanya akan menjadi mantan kekasih.
***
Hari kemarin bagaikan mimpi, namun ketika bangun pun mimpi itu berubah menjadi kenyataan pahit.
Fern menatap pantulan dirinya pada cermin rias, mata sembab dan kantung mata menghitam, semua adalah bukti nyata betapa sakit kejadian kemarin benar ia alami. Zee bukan lagi kekasihnya, bukan lagi orang yang menjadi tempatnya bersandar ketika sepi memerangkap kehidupan gadis itu.
"Apa kau puas Zee? Apa kau bahagia? Kenapa hanya aku yang menderita sekarang? Apa aku tidak pantas bahagia?"
Untuk kesekian kali, tangis itu pecah, pilu dalam relung hati Fern kembali menyeruak hingga tubuh lemahnya merosot tanpa daya.
"Kau memang tidak pantas dicintai Fern! Kau tidak pantas!!" Fern memukul mukul kepalanya sendiri dengan brutal, tidak ia rasakan pening akibat pukulannya sendiri dan kembali meremat dada yang kian sesak.
"Jangan tinggalkan aku Zee, aku mohon".
-TBC-
Ternyata aku gabisa move on dari sini 😂 ayo mana suaranya yang masih setia di cerita ini!!
Happy reading tukhon!
(Sincerely ttalgiga 2022)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Buddy [ZeeNunew] [End]
FanfictionCerita tentang dua sahabat bertetangga, meski selisih usia terpaut 3 tahun namun Zee selalu menjadi teman yang baik untuk Nunew, keduanya tumbuh bersama layaknya saudara. Namun benarkah tak akan ada kisah manis diantara mereka? #ZeeNunew #Zee #Nunew...
![Bad Buddy [ZeeNunew] [End]](https://img.wattpad.com/cover/313807063-64-k886497.jpg)