.
.
.
.
."Jurusan apa yang akan kau ambil?"
"Ibuku bilang jika bukan kedokteran maka itu adalah teknik"
Kedua lelaki tanggung yang kini tengah mengisi formulir universitas itu menghela nafas lemah, Nat dan Nunew sama-sama terkekang oleh pilihan orang tua mereka, memang itu demi masa depan namun itu sama sekali di luar passion dan minat keduanya.
"Jadi, apa yang kau pilih?," Nat sedikit mengintip pada lembaran kertas Nunew.
"Aku memilih teknik, kurasa teknik mesin lebih baik dibanding kedokteran, aku akan menjadi kutu buku seperti hia ihh," ucap Nunew membayangkan dirinya memakai kacamata tebal layaknya buah kolang-kaling seperti Zee ketika mengerjakan tugas membuatnya merinding. "Kau sendiri?."
Nunew gantian mengintip lembar formulir milik Nat lalu menatap pemiliknya, "hehe aku kedokteran, tapi aku tetap akan satu universitas denganmu meski beda jurusan," Nat cepat-cepat memberi penjelasan melihat raut wajah Nunew yang berubah datar.
"Kukira aku istimewa untukmu," ucapnya acuh, membenahi beberapa alat tulis yang agak berantakan karena mencari pulpen favoritnya. Nat tersenyum, memeluk tubuh di sampingnya sambil merapalkan kata maaf, ada sedikit rasa tak enak pada Nunew tapi mau bagaimana lagi, dibanding harus berkotor-kotor dengan mesin Nat lebih memilih membalut luka. Baginya itu lebih baik dan berguna untuk orang lain, meski passion Nat yang sesungguhnya ada di seni, menjadi calon dokter tidaklah terdengar buruk.
***
Jum'at malam biasanya Nunew akan ikut balapan di sirkuit tapi malam ini moodnya sedang jelek ditambah orang tua Nunew ada di rumah, ia akan sulit meminta izin keluar rumah, Zee pun tak bisa Nunew jadikan alasan karena dari siang tadi lelaki itu tidak membalas pesan Line nya.
Nunew mengintip ke jendela kamar Zee yang terletak tepat di sebrang jendela kamar miliknya di lantai dua. Terang, itu berarti Zee ada di rumah, mungkin lelaki itu sibuk mengerjakan tugas? Nunew rasa tak ada salahnya jika ia mengganggu, sudah sangat biasa Nunew mengganggu, daripada harus diam sendiri di kamar itu akan memperburuk moodnya jadi ia putuskan untuk menyambangi rumah kediaman Panich.
Tak ada orang, Nunew menoleh ke segala arah saat sampai di ruang tamu, terlalu sepi untuk keluarga yang selalu berbincang hangat setelah makan malam, untung Nunew dipercaya memegang password smartlock rumah itu juga jadi ia bisa kapan pun ia mau tanpa mengganggu pemilik rumah jika mereka sudah istirahat. Tanpa ragu Nunew melangkah menuju lantai dua dimana kamar Zee berada dan mendobrak seenaknya pintu kamar Zee seperti biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Buddy [ZeeNunew] [End]
FanfictionCerita tentang dua sahabat bertetangga, meski selisih usia terpaut 3 tahun namun Zee selalu menjadi teman yang baik untuk Nunew, keduanya tumbuh bersama layaknya saudara. Namun benarkah tak akan ada kisah manis diantara mereka? #ZeeNunew #Zee #Nunew...