Cerita tentang dua sahabat bertetangga, meski selisih usia terpaut 3 tahun namun Zee selalu menjadi teman yang baik untuk Nunew, keduanya tumbuh bersama layaknya saudara. Namun benarkah tak akan ada kisah manis diantara mereka?
#ZeeNunew
#Zee
#Nunew...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . . . .
Raut wajah Nunew begitu kentara ketika keluar ruang ujian, tubuhnya lemas karena ia terburu-buru ketika berangkat, berlari dari depan gedung hingga ke ruang ujian cukup menguras tenaga.
Salahnya sendiri, sudah tau masih dalam masa ujian, berani-beraninya ia minum sampai hangover tadi malam. Kalau saja Joss tidak menggendong dan memaksanya masuk kamar mandi mungkin Nunew akan melewatkan ujian hari ini.
Matahari sudah tepat di atas kepala ketika ujian selesai, waktu pun menunjukkan jam makan siang tapi dengan tubuh super lemas begitu Nunew kehilangan selera makan, ia hanya ingin pulang dan merebahkan tubuh pada kasur miliknya, "Aku rindu bantalku" Nunew menghela nafas, kakinya melangkah malas menyusuri koridor. Sesekali menoleh untuk mencari keberadaan sosok Tutor dan Yim yang tadi selesai lebih dulu, kemana dua makhluk itu ya? Nunew seperti melewatkan sesuatu tentang mereka berdua, akhir-akhir ini rasanya ia lebih kesepian karena Tutor dan Yim sering menghilang entah kemana.
"Dasar tidak setia kawan" wajah kusut itu semakin murung, Nunew berniat menumpang di mobil Tutor sebenarnya, hari ini ia tidak membawa kendaraan sendiri sebab tadi pagi Nunew diantar oleh Joss.
Laki-laki tinggi itu benar-benar mahir dalam segala hal, baik dalam hal bermain sepak bola juga tadi pagi Joss menunjukkan kemahirannya dalam berkendara. Nunew juga suka berpacu dalam kecepatan berkendara namun kelihaian Joss membuatnya terkagum-kagum.
Tidak-tidak, bukan hanya Joss, ada satu nama yang juga selalu membuatnya kagum dalam segala hal. Siapa lagi? Tentu seseorang yang beberapa waktu kebelakang membuatnya susah tidur nyenyak.
Ngomong-ngomong soal pria itu Nunew masih belum melihat sosoknya sejak terakhir mereka makan siang. Semenjak ada Joss ia jarang menumpang makan dirumah keluarga Panich, tapi biasanya Zee yang akan datang kerumah meski hanya sekedar membawa camilan ia akan berlama-lama disana.
"Aoo, astaga aku berfikir apasih" Nunew menggeleng beberapa kali, terkejut dengan isi kepalanya sendiri. Bukankah tadi ia sedang memikirkan Tutor dan Yim? Kenapa juga harus teringat pada Zee. "Ayolah Nunew, berhenti selalu mencarinya". Ucapnya pada diri sendiri. Sadar pada sekeliling, beberapa orang memperhatikannya dengan tatapan heran, Nunew mempercepat langkah menuju keluar gedung sambil bergumam pelan "memalukan!".
Thailand benar-benar dalam puncak musim sepertinya, baru saja Nunew keluar dari bayangan gedung, terik matahari menyengat kulit begitu tajam tidak heran murid-murid perempuan banyak menggunakan payung di tengah terik matahari karena dirasa tabir surya saja tidak akan cukup untuk menjaga kulit agar tidak terbakar sinar matahari.