#17

1.9K 206 14
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.



Gemuruh hujan di malam itu menjadi latar kegundahan hati Zee, sisi posesif dari dirinya tidak mengizinkan Nunew dekat dengan Joss tapi juga tak kuasa untuk melarang, memang ada hak apa Zee terhadap Nunew? Kekasih bukan, teman? Mana ada teman yang bersikap protektif sebegitunya.

Satu-satunya hal yang Zee bisa lakukan adalah tidak membiarkan Nunew hanya berdua dengan lelaki asing itu, Zee rela meski harus tidur di sofa rumah Nunew karena Nunew tidak membiarkannya tidur di kamar yang bersama, sedangkan kamar tamu sudah ditempati oleh Joss.

Tidak masalah selama itu bisa membuat Zee mengawasi gerak gerik Joss di malam hari, siapa yang tau lelaki itu memiliki niat buruk pada Nunew. Zee tidak peduli perasaan kurang nyaman di punggung akibat luas dan panjang sofa yang terbatas membuatnya harus beberapa kali mencari posisi pas agar dapat tidur.

Hujan masih terdengar kejam menghantam atap rumah, menimbulkan bunyi cukup keras tapi juga membuat kantuk mulai menggelayut pelupuk mata Zee. Baru ia akan terlelap ketika mendengar suara langkah kaki dari arah tangga, alih-alih bangkit untuk melihat siapa sosok itu Zee justru memejamkan mata berpura-pura tidur sambil memeluk diri sendiri.


Semakin dekat langkah itu Zee semakin tau itu adalah Nunew, aroma laundry yang melekat begitu familiar di indera penciumnya.


Helaan nafas pelan terdengar, "hia, kenapa tidak pulang saja, besok punggungmu pasti sakit jika tidur seperti itu", ucap Nunew, tangannya ia bawa pada kepala yang lebih tua, dengan hati-hati menyingkirkan helaian rambut bagian depan agar Zee tidur lebih nyaman.


Nunew tidak tau kalau ada hati yang tengah menghangat akibat kekhawatiran dan perhatian kecilnya saat ini, ditambah lelaki itu ternyata membawa sebuah selimut untuk menutupi tubuh Zee yang mati-matian menahan rasa ingin memeluk erat dirinya karena jika Zee melakukan itu Nunew pasti menolak lalu keesokan hari akan lebih menghindari kontak fisik.


"Fan dee na khrab hia", ucap Nunew lagi sebelum bangkit untuk kembali kekamar.


"Fan dee na, Nunew" senyumnya tidak lagi dapat Zee tahan ketika merasa langkah kaki Nunew telah menghilang, kepercayaan dirinya kembali tumbuh mekar seperti bunga di musim semi. Zee yakin Nunew masih mencintainya, sekarang tinggal berusaha dan mencari waktu yang tepat untuk bicara dari hati ke hati dengan pemuda itu.


Debaran menyenangkan dari jantung Zee benar-benar akan membuatnya tidur nyenyak malam ini sambil membayangkan moment moment manis bersama Nunew nantinya, ingatkan Zee untuk mencari tempat-tempat kencan romantis bersama pasangan besok.



***



Beberapa jam sebelum fajar tidaklah cukup untuk tidur dengan kualitas yang baik, tapi semua terasa cukup ketika memiliki semangat untuk hari esok. Dalam mimpi pun semua terasa membaik bagi Zee jadi lelaki itu terbangun dengan tubuh fit, ditambah selimut yang Nunew berikan semalam sangat nyaman dan hangat.


Bad Buddy [ZeeNunew] [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang