⚠️⚠️⚠️ ( di bawah ini ada bagian yang tidak seharusnya di baca oleh anak di bawah umur. Jadi mohon kerja samanya. )⚠️⚠️⚠️
"Aw!! Jangan ditarik ihh!" Renan mencubit keras tangan Noah yang tiba-tiba mencubit dan menarik putingnya seenak jidat. Ia lalu mengusap putingnya sendiri yang terasa ngilu akibat tarikan Noah.
Keduanya kini tengah di ruang keluarga kediaman Yuda. Televisi menyala, namum sepasang kekasih itu malah asyik cuddle. Katanya sembari menunggu bolunya matang.
"Gemes banget yang. Keliatan nonjol dari sini. Kayanya semenjak aku isep makin nonjol utingnya ya?" Frontal sekali.
Renan meraih bantal yang ada disebelahnya lalu ia selipkan di dadanya, menutupinya dari pandangan mesum Noah. "Ngga tau!" Ketusnya.
Renan memang sekarang sudah berganti pakaian dengan pakaian rumahan. Sedangkan Noah masih dengan seragam sekolahnya. Niat hati Renan ingin meminjamkan pakaian untuk Noah seperti yang biasa dominan itu lakukan padanya. Namun apa daya, pakaiannya tidak ada yang pas untuk badan bongsor Noah.
"Mulai sekarang kalo keluar rumah ngga boleh pake kaos doang kaya gini. Harus dipakein jaket atau cardigan buat luarannya." Noah berujar mutlak. Pasalnya, Renan dengan hanya kaos polos tipis adalah sesuatu yang berbahaya. Seperti sekarang ini. Submisiv itu mengenakan kaos polos berwarna biru langit yang berbahan cukup tipis. Diketatkan sedikit saja sudah mencetak bagian dada submisiv itu.
"Iya tau kok." Tanpa disuruh pun Renan sudah tau apa yang harus ia lakukan. Semenjak ia menyadari jika bagian dadanya semakin terlihat mencuat, ia tidak lagi hanya mengenakan kaos polos jika keluar rumah..
"Goodboy." Noah mengacak gemas rambut Renan lalu mengecup singkat bibir mungil yang tengah mengerucut kesal itu.
Hening beberapa saat sebelum yang dominan kembali bersuara. "Aku pengin liat kamar kamu deh."
"Boleh. Tapi bentar aja ya? Takut Ibu sama Bapak tiba-tiba pulang terus ngira kita lagi ngapain."
"Ngapain emang?" Noah bertanya jahil.
Yang ditanya tiba-tiba panik sendiri. Ia kira Noah tidak akan menanyakan hal itu. Itukan hanya perumpamaan. "Y-ya... ga tau."
"Ngapain... hm?" Noah semakin jahil dengan mendekatkan wajahnya dengan wajah mungil yang kini dihiasi rona cantik itu.
"Ngga ta-hmph."
Noah tidak bisa. Tidak bisa tahan jika tidak mencium bibir mungil canduannya. Apalagi ketika bibir itu begerak. Rasanya Noah ingin menghabisinya saat itu juga.
"Heunghh." Renan tanpa sadar melenguh ketika lidah hangat Noah memaksa masuk, memagut lidahnya dengan bibir dominan itu.
Renan menahan tangan besar Noah ketika tangan itu mulai meraba dadanya. Tidak. Tidak boleh. Ingatkan mereka kini tengah berada di rumah Renan. Di ruang tengah lagi.
Hingga suara panggilan telepon rumah membuat aksi saling memagut itu terhenti. Yang merasa punya rumah itupun mendorong kekasihnya lalu menghampiri telepon rumah yang terus berdering nyaring.
"Hallo?"
"Ren, Ibu sama Bapak kayanya pulang agak telat soalnya mau mampir ke rumah bibi dulu. Terus juga, kedai lagi rame banget ini."
"Hm, gitu ya? Iya Bu, ngga papa."
"Jangan lupa Noahnya suruh makan nanti. Sana kamu masak gih."
"Iya-iya tenang aja."
"Oke."
Setelahnya sambungan terputus dengan Wino yang mengakhirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm shy! -noren
Fanfiction"Kamu tuh kapan ngeselinnya sih? Gemesin mulu. Heran." ⚠️bxb ⚠️fanfict ⚠️mature🔞 Anggap saja, dunia cerita ini isinya hanya Dom & Sub. Homophobic dilarang keras menginjakan mata di sini. Jika pada part ada tanda ini-⚠️ dan ini-🔞, harap yang di baw...