Banana

1.7K 127 0
                                    

Satu tandan pisang ambon yang teronggok di lantai dapur milik ibu Wino rupanya menciptakan ide cemerlang di otak cantik si submisiv cantik. Ia kepikiran membuatkan bolu pisang legit untuk orang tua dari kekasih tercintanya. Pasti menyenangkan.

Senyum cerah terukir di mulut mungil submisiv bernama Renan itu. Dengan lincah dan tanpa ragu tangan mungilnya menggeledah isi lemari untuk mencari bahan-bahan dan alat-alat yang biasa ia gunakan untuk membuat bolu. Ia dan ibunya memang bukan penjual kue atau semacamnya. Tapi, kegemaran mereka membuat dapurnya penuh dengan alat dan bahan untuk membuat makanan layaknya pabrik roti.

Memang keahlian Renan dalam mengolah kulineran patut diacungi jempol. Tangan mungilnya disebut-sebut sebagai tangan emas. Selain pandai memasak, si mungil itu juga pandai melukis dan juga menjahit. Sangat sempurna nantinya jika dijadikan seorang istri bukan?

Renan memotek beberapa buah pisang ambon yang sekiranya sudah matang. Membuat bolu pisang tidak boleh menggunakan sembarang pisang. Pisang ambon menjadi pisang yang paling cocok karena memiliki rasa dan aroma yang legit.

Mulut mungilnya bersenandung riang mengiringi pergerakan tangan cantiknya di atas olahan bolu. Tidak butuh waktu lama, adonan bolu pisang tinggal dimasukkan ke dalam panggangan.

Sembari menunggu bolu pisangnya masak sempurna, Renan gunakan waktunya untuk bersiap-siap karena setelahnya ia ingin langsung berkunjung ke rumah kekasihnya. Ini hari libur. Tadi pagi ia sembat berbalas pesan dengan kekasihnya dan dari itu ia tau kedua orang tua Noah akan tetap di rumah satu hari libur ini. Ah, jangan lupakan si kecil menggemaskan juga.

Renan memilih kaos putih dengan cardigan sewarna beige yang ia kancing seluruhnya menjadi pelengkapnya. Celana bahan berwarna cokelat susu dan sepatu flat putih sangat pas untuk outfit-nya kali ini. Semua yang ia kenakan bukan barang mahal apalagi branded. Semuanya ia beli di toko online dengan harga tidak mencapai 100.000 per bijnya.

Tak lupa Renan membubuhkan cairan parfum di titik-titik yang sekiranya bisa menimbulkan bau keringat dan titik-titik yang mungkin saja bisa dihirup orang terdekat. Seperti leher, ketiak, dan pergelangan tangan. Ia berkaca di depan cermin berukuran sedang yang berdiri di depan meja riasnya. Setelah di rasa cukup, ia bergegas menuju dapur untuk menilik bolunya apakah sudah siap diangkat atau belum.

-I'M SHY!-

Noah sedikit terkejut ketika mengetahui kekasihnya kini sedang berada di depan rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Noah sedikit terkejut ketika mengetahui kekasihnya kini sedang berada di depan rumahnya. Sepagi ini. Ia pun bergegas cepat keluar rumahnya untuk memastikan kekasih imutnya itu benar ada di depan rumahnya.

Dan benar. Begitu ia membuka pintu utama, ia langsung disuguhi pemandangan cantik kekasihnya. Ia langsung menarik pinggang ramping submisiv itu dan membawanya masuk, menemui kedua orang tuanya juga.

"Kamu kenapa ngga bilang dulu kalo mau ke sini? Kan bisa aku jemput, sayang." Noah berkata sedih sambil terus menarik Renan menuju ruang keluarga, dimana 3 orang keluarganya tengah berkumpul di sana.

I'm shy! -norenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang