Special Gift

2.6K 129 6
                                        

⚠️⚠️⚠️🔞( di bawah ini ada bagian yang tidak seharusnya dibaca oleh anak di bawah umur. Jadi mohon kerja samanya. )⚠️⚠️⚠️🔞


Dengan santai Renan kembali duduk di sebelah Noah setelah selesai dengan acara membasuhnya.

Sedangkan Noah memang sudah gagal fokus sejak Renan melepas sweaternya tadi. Dan sekarang, ia semakin dibuat hilang fokus melihat penampilan submisivnya. Entah tidak sadar atau memang sengaja, kemeja tipis di bagian dada submisiv itu sedikit basah dan menampakan puting yang menggoda.

"Ren, baju kamu basah. Ganti baju aja gih. Aku takut kamu masuk angin," tutur Noah. Hal itu entah kenapa membuat Renan kesal. Noah yang tidak seperti biasanya membuatnya kesal.

Renan yang tadinya duduk tegak kini menyenderkan punggungnya di badan sofa membuat bagian dadanya semakin terlihat jelas. "Males ah. Cuma basah dikit kok."

Sedangkan Noah menghembuskan nafasnya kasar. "Iya. Tapi Ren, baju kamu." Noah menatap bagian dada Renan dan sang empu mengikuti arah pandangnya. "Kamu tau aku suka kelepasan. Mending kamu ganti baju sekarang sebelum... aku ngga bisa lagi nahan nafsu aku."

Renan bergerak canggung. Ia menegakkan badannya tanpa menggubris peringatan Noah. Ia justru melepas satu kancing kemeja lagi dan mengibaskannya. "Em gerahh..."

Entah sengaja atau memang benar-benar gerah. Renan terus mengibaskan kemeja bagian dadanya dan berkali-kali menampakkan putingnya yang mencuat. Yang jelas, itu sangat menggoda Noah.

Noah diam, melihat gerak-gerak Renan. Ia ingin memastikan jika submisivnya sedang benar-benar menggodanya atau tidak. Hingga ia melihat submisiv cantik itu bangkit dari duduknya. Noah tercengang ketika Renan mengambil sweaternya sendiri yang tergeletak di lantai karena memang submisiv itu tadi melemparnyaa ke lantai. Bukan tercengang karena Renan yang mengambil baju, tapi karena Renan yang menungging dan memamerkan pantat bulatnya yang masih terbalut celana bahan di depan Noah. Apa-apaan submisiv ini!

Dan saat Renan hendak beranjak, Noah langsung menarik pinggang Renan hingga submisiv itu jatuh di pangkuannya. Noah sendiri sempat menggeram keras karena miliknya yang sudah mengeras sejak tadi dijatuhi pantat bulat kekasihnya.

"Mau nggoda aku, hm?"

"A- Ahhm... " bukan jawaban yang Renan keluarkan dari mulutnya, melainkan desahan tertahan karena kulit lehernya yang sensitif dicumbu kekasihnya.

"Maksudnya apa mamerin dada sama pantat, hm?" Suara berat Noah mengalun di telinga Renan. Lalu Noah kembali mencumbu leher mulus kekasihnya tanpa meninggalkan tanda dan tangannya mulai membuka satu persatu kancing kemeja submisiv itu tanpa cegahan sedikitpun.

"Jawab," kata Noah setelah berhasil membuka kemeja Renan, menampilkan dua tonjolan mungil dan perut rata yang mulus tanpa noda.

"I just... i just want to give you a special gift," balas Renan dengan suara yang sedikit bergetar. Tidak bisa dipungkiri jika ia merasa takut. Ia takut karena keputusan yang ia buat ini salah.

"Maksud kamu?"

Pertanyaan Noah membuat Renan kesal. "Ngga peka ah ngga jadi. Ngga mood." Ia lantas menyingkirkan tangan Noah yang ada dipinggangnya dengan kasar dan menutupkan lagi kemejanya yang terbuka.

Noah buru-buru membuka kemeja itu lagi, menahan tangan mungil Renan. Bukan ia tidak paham atas ucapan Renan. Ia hanya masih tidak percaya saja. "Sure?" Tanyanya dan mulai membelai lembut puting Renan yang sudah sedikit menegak hingga puting itu mengeras sempurna.

"Ehmh... i'm sure! Mhmm..."

Kepala Renan mendongak begitu belaian tangan Noah semakin cepat membuat tubuhnya ingin menggeliat terus. "Owhh ahh... mmmh!"

I'm shy! -norenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang