Puppy Birthday

1.6K 123 5
                                    

Klek

"Ada apa mb-"

"Happy birthday my little puppy!"

Noah terdiam kaku di ambang pintu. Ini pasti mimpi kan? Orang yang sedang sangat ia rindukan tidak mungkin sekarang ada di depannya kan?

"K-kamu?"

Noah menatap tak percaya apa yang ada di depannya. Submisiv cantik yang memakai kemeja putih dan dibalut sweater soft pink serta bawahan dan sepatu berwarna putih itu berdiri di depan pintu kamarnya dengan membawa satu buah kue cantik. Bahkan ia lupa jika hari ini adalah hari ulang tahunnya. Ia terlalu larut memikirkan Renan hingga lupa tanggal lahirnya sendiri.

"Hum! Selamat ulang taun anak anjingku." Subimisiv cantik  itu tersenyum lebar lalu menyodorkan kue berbentuk bulan sabit berkrim biru langit dengan hiasan krim putih yang lucu serta lilin putih dengan angka 18 di tengahnya. "Jangan lupa make a wish dulu," tambahnya.

"Renn... " Noah tak kuasa untuk membendung air mata yang sejak tadi ia tahan. Air matanya mengalir deras. Tidak percaya, terharu, dan bahagia tercampur menjadi satu. Ingin rasanya ia memeluk erat Renannya namun ia takut merusak kue ulang tahun yang submisivnya bawa.

Renan yang memang baru pertama kali melihat Noah menangis pun terheran. "Kok nangis?"

Noah meraih wajah Renan dan membelai pipi lembut submisiv yang begitu ia rindukan. "Ini beneran kamu kan? Aku ngga lagi mimpi kan?" Noah hiperbola.

"Iyaa ini aku. Nanti aja nanyanya. Sekarang cepet make a wish terus tiup lilinya. Keburu meleleh ke kuenya nih." Renan menjawab dengan sedikit nada kesal.

"I-iya sayang." Noah pun memejamkan matanya. Mengungkapkan semua apa yang ia inginkan untuk kedepannya. Keinginan apa itu cukup Noah saja yang tau. Lantas Noah meniup api di atas lilin-lilin cantik itu dengan perasaan membuncah.

"Yeay!" Teriakan antusias dari mulut mungil Renan, Noah dengar. Submisiv itu nampak sangat antusias.

"Ayo ke bawah. Kita makan kuenya," ajak Renan.

"Bentar, aku ganti baju dulu ya?"

"Nggausah. Nanti juga ke sini lagi."

"Maksud kamu?"

"Ih udah ayo turun!" Renan pun berjalan lebih dulu menuruni anak tangga. Hal itu membuat Noah mau tak mau segera mengejar submisivnya. Persetan dengan ia yang hanya mengenakan bathrobe tanpa lapisan apapun di dalamnya.

Renan dengan cekatan mengambil piring-piring kecil dan sendok kecil pula di lemari dapur milik Tian lalu membawanya ke meja ruang keluarga seolah seperti sedang berada di rumahnya sendiri. Noah tidak marah kok. Justru Ia sangat senang.

Renan duduk di samping Noah lalu memotong kecil kuenya dan menaruhnya di atas piring. Sebelumnya ia sudah mencabut lilin-lilin tadi dan membuangnya ke tempat sampah.

"Emm Om Jeffrey sama om Tian mana?" Tanya Renan sambil menyodorkan piring berisi kue potongannya. Ia melihat sekeliling rumah Noah yang nampak sepi. Padahal ini hari libur.

"Ngga tau. Mereka pergi bertiga ngga tau ke mana. Ngga izin bahkan ngga ngasih tau aku mau ke mana." Noah menjawab kesal seraya menerima uluran piring dari kekasihnya.

Renan mengangguk paham. "Padahal kalo ada mereka kamu bisa ngasih suapan pertama buat mereka dulu."

Tidak tau saja jika Tian maupun Jeffrey memang sengaja meninggalkan rumah hari ini setelah ia mendapat kabar dari Renan jika Renan akan membuat kejutan di hari ulang taun Noah. Mereka ingin membiarkan anaknya bisa menghabiskan waktunya dengan sang kekasih.

I'm shy! -norenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang