~Happy Reading
Akibat terlalu sibuk memikirkan Bara, Izumi bahkan melupakan bahwa ia masih memiliki pekerjaan yang harus ia pantau perkembangannya.
Dengan percaya diri Izumi memasuki sebuah restoran besar nan mewah miliknya. Restoran bintang 5 yang telah memiliki cukup banyak cabang yang tersebar di beberapa kota dan daerah lainnya.
Selama ini, Izumi mengandalkan restorannya untuk kebutuhannya sehari-hari. Lumayan, berkat restoran peninggalan orangtuanya tersebut nyatanya dapat membuat Izumi tak perlu repot-repot bekerja keras untuk menafkahi diri sendiri.
Restoran utama Izumi terletak di dekat pesisir pantai, hingga para pengunjung dapat menikmati pemandangan indah laut dari dalam restoran yang di lapisi dinding kaca transparan.
Melihat kedatangan Izumi, para pelayan dengan sigap berbaris rapi sembari membungkuk hormat. Izumi menanggapi itu semua dengan senyum khasnya sebelum melanjutkan langkah ke lantai 3----dimana ruangan kerjanya berada.
Ting!
Izumi melangkahkan kaki jenjangnya keluar dari lift tersebut. Gadis itu nyaris terjungkal karena terkesiap dengan sosok yang tiba-tiba saja muncul di hadapannya.
Mengelus dada sabar, Izumi lantas melototkan matanya garang saat mendapati pria yang sangat di kenalinya kini tengah tersenyum kuda.
"Galen! Astaga---!" Seru Izumi sembari memukul pelan lengan berotot pria bernama Galen tersebut.
"Yaelah, baperan amat bos"
Izumi tak menanggapi karena sudah hapal betul tabiat Galen yang akan semakin menjadi-jadi jika di ladeni.
Ceklek!
Izumi membuka pintu dengan warna putih itu, hingga terlihatlah sebuah ruangan minimalis yang ia ambil sebagai ruang kerjanya.
Tanpa sadar Izumi tersenyum samar. Sudah cukup lama rasanya ia tak menginjakkan kaki di ruang kerjanya ini. Dengan perlahan Izumi mendudukkan dirinya di kursi kerjanya.
"Lo Kemana aja sih bos? Dua Minggu ngilang tanpa kabar. Untung gue pinter ngurusin nih restoran, Kalo enggak mah udah bangkrut dari lama" keluh Galen ikut mendudukkan dirinya di salah satu sofa yang tersedia di ruangan itu.
Ya, Galen adalah asisten sekaligus tangan kanan Izumi di restoran Bugenvil ini----nama restoran milik Izumi. Sebenarnya, Galen merupakan kakak tingkatnya di universitas, namun entah mengapa mereka bisa berteman baik dan Izumi sangat mempercayai Galen, hingga berakhir menawarkan untuk menjadi asistennya.
"Ini nih penyebabnya" ujar Izumi sembari membuka kalung kain berbentuk pita yang sedari tadi menempel indah di leher jenjangnya.
Sementara itu, Galen membelalakkan matanya terkejut melihat kondisi leher Izumi di balik kalung imut itu. Tanpa sadar pria berambut gondrong itu berjalan cepat menghampiri Izumi di meja kerjanya.
"Ya ampun! ini kenapa?! Lo habis di begal?! Izumi, leher Lo kaya Habis di gorok!"
Reflek Izumi menjauhkan dirinya dari Galen yang tampak histeris. Izumi takut Galen tanpa sadar malah akan menyentuh bekas luka operasinya yang belum benar-benar pulih.
"Ish, ini tuh bekas operasi tiroid. Bukan di gorok, idiot" ujar Izumi sembari menatap Galen di hadapannya sinis.
"Loh? Kok enggak kasih tahu gue? Seharusnya Lo bilang supaya gue BLA BLA BLA BLA"
Izumi menutup telinganya sembari memutar Mata. Inilah yang membuatnya dulu enggan memberitahu Galen perihal operasinya. Pria itu sangat cerewet, mirip seperti ibu-ibu di komplek rumahnya.
Izumi tahu, Galen cerewet juga karena mengkhawatirkan dirinya. Hanya saja, gadis cantik itu terlalu malas mendengarnya.
Izumi memilih bersantai di balkon ruang kerjanya. Balkon minimalis yang menghadap ke pesisir pantai, hingga Izumi dapat melihat banyaknya orang yang berkunjung ke pantai sore ini.
Angin sepoi-sepoi lantas menghantam Izumi. Gadis cantik itu memejamkan matanya, menikmati hembusan angin yang menyejukkan.
Tetapi, ketika membuka matanya Kembali ia malah di kejutkan dengan sosok familiar di bawah sana-----tengah bergandeng mesra dengan seorang wanita yang tak Izumi ketahui identitasnya.
Izumi memicingkan matanya, berharap apa yang tengah di lihatnya itu salah. Namun, ingin berulang kali pun Izumi mengucek mata hasilnya tetap sama. Sekarang Izumi yakin dirinya tidak salah lihat! Itu memang benar seorang Bara!
Menggigit bibir bawahnya kasar, Izumi kembali memikirkan perubahan sikap Bara padanya. Pria itu kini terlihat acuh, dingin, berekspresi datar dan seolah menjaga jarak denganya. Apa ada hubungannya dengan wanita yang tengah di gandengnya itu?
Izumi menggeleng kuat. Harus memastikannya sendiri! Izumi sangat yakin Bara tidak akan semudah itu berpaling darinya. Bahkan, seantero universitas dulu mengetahui Bara sangat memujanya.
Izumi tidak akan membiarkan Pria itu berpaling darinya. Tidak! Izumi tidak rela. Membayangkan gadis lain yang akan menggantikan posisinya di hati Bara. Hanya dirinya seorang yang boleh menempati tempat istimewa itu!
Kedua tangan Izumi terkepal kuat hingga membuat kuku-kukunya memutih saat mendapati wanita itu dengan beraninya mencium pipi Baranya. Oh...rasanya Izumi ingin melempar wanita itu dengan batu sekarang juga.
"Eh? Lo mau kemana lagi? Ini masih ada berkas yang harus di tandatangani----Izumi!!"
Izumi mengabaikan Galen yang terus meneriaki namanya. Tadi ia sempat melihat Bara dan wanita itu berjalan mendekati mobil dan akan segera pergi dari sini. Tentu saja, Izumi tidak akan melewatkannya. Izumi berniat mengikuti mereka.
Dengan cepat Izumi memasuki mobilnya. Tak jarang gadis itu mengumpat karena takut kehilangan mobil Bara yang mulai melaju meninggalkan kawasan pantai.
Izumi tidak perduli jika nantinya mereka mengetahui ia diam-diam mengekor di belakang. Izumi tidak perduli di Katai penguntit, karena baginya Bara dan wanita itu jauh lebih penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm yours ✔️
ФэнтезиHikaru Izumi---merasa bingung karena tiba-tiba terbangun di sebuah rumah sakit tempat ia akan melaksanakan operasi beberapa tahun yang lalu. Padahal ia baru saja menerjunkan dirinya ke jurang. Apa ia Baru saja mendapat kesempatan untuk mengulang wa...