~Happy Reading
Suara riuh para tamu undangan menggema ke sepenjuru ruangan gedung hotel ini.
Setelah acara tukar cincin, Sovia tidak sanggup berdiri lebih lama. Wanita itu merasa sangat lelah, apalagi banyaknya para tamu undangan yang terus datang menyapa mereka.
Tak henti-hentinya Sovia menyalahkan Levi yang bersikeras mengundang begitu banyak orang. Bahkan sampai dengan para karyawannya. Padahal, Sovia hanya ingin pernikahannya di hadiri oleh para keluarga terdekat. Sovia hanya terlalu malas jika harus meladeni ribuan tamu yang datang. Ia terlalu lelah untuk itu.
"Huwaa aku mau tidur! Capek banget" bisik Sovia sembari meringis pelan. Kedua betisnya terasa sakit karena terlalu lama berdiri.
"Sabar ya sayang...sebentar lagi kita istirahat ya?"
Sovia berdecak sebal. Bukan jawaban itu yang ia inginkan. Sovia berharap Levi mengajaknya untuk istirahat saat ini juga! Bukan 'nanti' apalagi 'sebentar lagi'.
"Kamu sih! Udah aku bilang enggak usah undang banyak-banyak juga!" Gerutu Sovia untuk sekian kalinya.
"Oh, enggak bisa dong? Aku mau semua orang tahu kalo kamu itu istri aku! Biar enggak ada cowok-cowok genit yang deketin kamu!" Ujar Levi sembari memeluk pinggang Sovia posesif. Pria itu menatap lekat bibir merah merona milik Sovia sebelum menjatuhkan satu kecupan singkat di sana.
Merasa malu, Sovia menutupi wajahnya dengan telapak tangan. Diam-diam wanita itu memaki Levi yang dengan berani menciumnya di hadapan para tamu undangan yang berjumlah ribuan orang.
"Liat tuh sekarang, Levi udah resmi jadi adik iparmu" bisik Izumi sembari menyenggol pelan bahu Bara. Pria itu tak menjawab, tatapannya tak teralihkan dari dua pengantin baru itu. Wajah tampannya terlihat suram setiap kali mengingat kini dirinya menjadi kakak ipar dari mantan kekasih istrinya.
"Iya! Dia kan mantan kamu. Awas ya kamu deket-deket sama dia" ancam Bara dengan tatapan menghunusnya. Izumi meneguk salivanya susah payah sebelum mengangguk kaku.
🥀🥀🥀
"Mommy, kita liburan ke Jerman aja! Biar bisa panen buah gratis di pinggir jalan!" Celetuk seorang gadis cilik cantik nan imut itu.
"Jangan dong...kita ke Korea aja! Aku mau ketemu oppa-oppa ganteng" sahut gadis cilik lainnya.
Izumi dan Sovia saling melemparkan pandangan. Kini anak mereka telah tumbuh besar seiring dengan berjalannya waktu. Umur keduanya memasuki delapan tahun.
"Kenapa harus jauh-jauh sih nak? Kita liburannya ke luar kota aja ya?" Bujuk Izumi pada anaknya.
"Kok gitu sih Tante? Enggak seru dong! Masa liburannya di sini terus. Membosankan"
Sovia merasa gemas dengan anaknya.
Tak tahan, Sovia mencubit pipi gembul sang putri hingga membuat sang empunya memekik histeris."Mama, sakit ihh" rengek Chelsea sembari mengusap pipinya yang memerah.
"Lagi bahas apa nih?"
Tanya Bara yang baru saja tiba di ikuti dengan Levi di belakangnya. Di awal pernikahan sang adik, Bara memang masih tidak menyukai dan menerima Levi sebagai adik iparnya. Tetapi seiring berjalannya waktu, hubungan keluarga mereka semakin membaik dan membaik hingga akhirnya mereka menjadi teman akrab.
"Ini loh, dua tuan putri ngajak jalan-jalan ke luar negeri" adu Izumi sembari menatap nyalang sang anak. Wanita itu sangat menentang keinginan putrinya karena terlalu malas berpergian terlalu jauh.
"Yaudah, kita pergi aja. Aku yang bayarin" tawar Levi yang seketika membuat senyum Chelsea dan Calista---putri Izumi dan Bara tersenyum senang.
"Yeayy liburan!!" Teriak girang keduanya.
"Nanti kita ke Jerman, terus ke Korea ya???" Tanya Calista dengan puppy eyesnya. Izumi memutar bola matanya malas melihat itu. Ia tahu betul Bara tidak pernah bisa menolak keinginan putri mereka jika Calista telah mengeluarkan jurus andalannya.
"Okeee! Apa sih yang enggak buat putri Daddy?"
Seusai dugaanya, Bara dan Levi tidak bisa menolak permintaan putri mereka. Mungkin, jika Chelsea dan Calista meminta sebuah pesawat pribadi sekalipun mereka akan benar-benar membelikan pesawat tersebut.
"Terserah deh"
Dan seperti biasa, Izumi akan merajuk karena permintaan jalan-jalan keluar negeri yang di minta oleh putri dan ponakannya setiap tahun. Tak terhitung berapa negara yang pernah mereka kunjungi.
"Yah...kok pergi sih? Kak Izumi ngambek lagi" ujar Sovia sembari menatap langkah Izumi memasuki tangga.
"Daddy, sana bujuk mommy. Jangan sampai acara liburan kita gagal ya!! Sayang Daddy muach!" Teriak Calista sembari melayangkan sebuah ciuman terbang. Tanpa menunggu reaksi Bara, bocah itu melarikan diri sembari menarik lengan Chelsea ikut bersamanya.
"Semangat om Bara!!" Teriak Chelsea sebelum benar-benar pergi.
"Sayang, kita main yuk? Tinggalin aja bang Bara" ajak Levi melayangkan senyum mengejek pada kakak iparnya. Ikut-ikutan, Sovia pun mengangguk semangat.
Kini hanya tersisah Bara seorang diri. Pria itu menghela napas panjang. Selalu saja seperti ini setiap mereka akan pergi berlibur. Oh...membujuk Izumi bukanlah perkara mudah.
Bara menerawang langit-langit ruang keluarga itu. Mengingat kembali senyum ceria Calista dan Chelsea kembali membuatnya bersemangat. Dengan senyum manis hingga menciptakan lesung pipi, pria itu menyusul sang istri di kamar mereka.
"Izumi sayang~ I'm coming" ujarnya sembari bersenandung senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm yours ✔️
FantasyHikaru Izumi---merasa bingung karena tiba-tiba terbangun di sebuah rumah sakit tempat ia akan melaksanakan operasi beberapa tahun yang lalu. Padahal ia baru saja menerjunkan dirinya ke jurang. Apa ia Baru saja mendapat kesempatan untuk mengulang wa...