4

507 60 0
                                    

Aku terbangun karena sinar matahari mengenai wajahku dan aku langsung terbangun untuk mandi sekaligus membuat sarapan.

Aku sudah menyiapkan sarapan dan naruto belum bangun juga jadi aku menggucangkan tubuhnya agar dia bangun.

"Naruto bangun ramen sudah siap." Ucapku.

"Ramen!" Pekik Naruto terbangun.

Naruto duduk dengan tenang di meja makan dan langsung menyantap ramen namun aku menghentikan aksinya membuatnya menatapku kesal.

"Mandi dulu baru makan." Ucapku.

"Tapi niisan aku sudah lapar!" Rengek Naruto.

"Aku tidak akan terpengaruh dengan hal tersebut." Ucapku.

"Kumohon ya." Ucap Naruto dengan wajah memelas.

"Tidak mandi sana!" Tegasku.

"Niisan." Ucap Naruto menggunakan pupy eyesnya.

"Tahan jangan terpengaruh." Batinku.

Aku memalingkan wajahku agar tidak melihat wajah naruto karena aku pasti akan mengizinkannya apalagi wajah imutnya itu.

"Niisan!" Panggil Naruto.

"Ok baiklah boleh." Ucapku mengalah.

"Yeah!" Pekik Naruto.

Naruto makan dengan cepat setelah itu mandi dan aku mencuci piring kotor lalu menunggu naruto yang menggunakan baju oranye kesukaannya.

"Oranye bukannya terlalu terang ya naruto?" Tanyaku.

"Biar aku bersinar niisan." Ucap Naruto.

"Ya baiklah." Ucapku.

"Kita harus ambil foto dulu untuk biodata begitulah kata sandaime-sama." Ucapku.

"Ayo aku ingin menyiapkan sesuatu!" Pekik Naruto menarik tanganku.

"Rumah belum dikunci naruto." Ucapku.

Aku mengunci apartemen dan kami berdua pergi ke suatu tempat entah dimana sepanjang perjalanan warga desa yang memandang benci kearah kami.

Ternyata naruto membeli cat berwarna merah dan putih entah untuk apa aku mengernyitkan dahiku bingung.

Aku hanya diam saja melihat tingkah naruto yang mewarnai wajah dan tangannya sendiri.

"Kenapa mewarnainya naruto?" Tanyaku.

"Biar keren niisan." Ucap Naruto.

"Ya sudah terserah kau saja aku tidak akan melarangnya juga." Ucapku.

"Niisan membebaskan aku apapun membuat aku senang memiliki kakak sepertimu." Ucap Naruto.

"Aku hanya bisa menasihatimu kalau kau melakukan suatu hal yang buruk yah walaupun kau sering membantah ucapanku." Ucapku.

"Aku ingin bersenang-senang dattebayo." Ucap Naruto.

"Lakukan saja nanti saat dewasa kita tidak akan bisa melakukan seperti ini." Ucapku mengelus surai rambut naruto.

"Niisan tahu siapa orang tuaku?" Tanya Naruto.

"Sandaime-sama dan petinggi desa yang tahu." Ucapku.

"Tapi mata niisan berbohong." Ucap Naruto.

"Kalau aku berbohong apakah otouto akan menjauhiku?" Tanyaku.

"Tidak akan, hanya niisan saudaraku." Ucap Naruto menggelengkan kepalanya.

"Niisan yakin kok seiring berjalannya waktu kau akan tahu siapa orang tuamu." Ucapku sambil tersenyum.

"Baiklah." Ucap Naruto.

Naruto (Saudara Tanpa Ikatan Darah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang