Di area pertandingan aku menyaksikan bahwa neji lebih unggul dibandingkan hinata. Bahkan terlihat hinata memuntahkan darah segar.
"K-kenapa dattebayou?!" kaget Naruto.
"Padahal hinata menempatkan serangan yang sempurna!" pekik Naruto.
Neji menangkis serangan hinata dengan kembali menyerang hinata di titik tangan hinata. Dia membuka lengan jaket milik hinata membuat hinata kaget akan tindakan neji.
"Apa mungkin selama ini?!" kaget Hinata.
"Itu benar. Aku bisa melihat titik chakra itu," sahut Neji.
"Apa yang dia bicarakan?" bingung Naruto tidak mengerti.
"Pada jaringan chakra itu ada 361 pusat energi atau lubang chakra, masing-masing seukuran kepala peniti."
"Merekalah yang disebut titik chakra. Secara teoritis, satu pukulan secara langsung bisa menghentikan atau meningkatkan aliran chakra, memungkinkan seseorang untuk mendapatkan kendali sepenuhnya atas aliran chakra lawannya."
"Asal kau tahu saja bahkan shariganku tidak bisa melihat titik chakra," ujar Kakashi.
Ucapan kasihh barusan membuat sakura terkejut. Aku diam saja memperhatikan pertandingan di depanku.
"Memiliki penglihatan yang tajam itu hal yang biasa, tapi memukulnya dengan sangat akurat seperti itu selama pertandingan, yah begitulah," ujar Kakashi.
Dibawah neji berhasil memukul tubuh hinata sangat telak bahkan sampai terpental lumayan jauh.
"Hinata-sama. Perbedaan kemampuan yang kita miliki disini tidak bisa dirubah. Itulah yang merupakan pembeda dari golongan elit yang gagal."
"Memang kejam namun faktanya begitu. Kau ditakdirkan untuk menyesal karena sudah mengatakan kalau kau tidak mau lari lagi. Dan sekarang, kau sudah menyia-nyiakan dirimu sendiri."
"Ini merupakan keputusanmu. Mundurlah!" ujar Neji.
"A-aku benar-benar dan aku... berpegang teguh pada... setiap kata-kataku... Aku sudah bilang!" ujar Hinata dengan suara yang sulit dia ucapkan.
"Hinata meniru kekuatan pantang menyerah adikku," batinku.
"Karena... Itulah jalan ninjaku!" ujar Hinata yang berhasil bangkit.
"Keadaan hinata tidak mampu untuk bertarung kembali anehnya dia berusaha sangat keras untuk membuktikan diri," batinku.
"Aku tak tahi kalau hinata setangguh ini," ujar Hinata.
"Dia benar-benar mirip denganmu," ujar Lee.
"Kalau dipikir-pikir dia selalu mengawasimu," ujar Sakura.
"Huh?!" kaget Naruto.
"Ketika kita berlatih saja aku sering melihat Hinata dari kejauhan," ujarku.
"Kenapa niichan tidak bilang?!" protes Naruto.
"Kau yang tidak peka," sahutku.
Naruto kembali melihat pertarungan antara hinata versus neji. Kulihat hinata tersenyum kearah naruto seolah mendapatkan kekuatan darisana.
Namun hinata malah batuk darah kembali. Kurasa serangan hinata sebelumnya mengenai titik vitalnya. Aku sedikit merasa kasihan hinata memiliki kakak sepupu seperti neji.
"Lihatlah mata itu," ujar Ino.
"Apa dia mau mencoba membunuhnya?" tanya Ino.
"Tidak, iti tidak masuk akal," ujar Sakura.
"Apa tidak tampak kalau. Kekuatan neji itu melanggar peraturan?" tanya Sakura.
"Dia terlalu kuat," ujar Sakura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto (Saudara Tanpa Ikatan Darah)
FanfictionSeorang anak kecil yang kehilangan orang tuanya karena konflik berkepanjangan desa kirigakure terpaksa melarikan dari tempat kelahirannya dan malah tersesat di desa konohagakure Naruto hanya milik masashi kishimoto aku meminjam karakternya saja Star...