Aku mengawasi sesi pertama ujian chuunin di tempat aman. Kulihat banyak para genin yang sepertinya lebih tua dariku dan ada satu orang yang menarik perhatianku. Aku sempat mendengarkan pembicaraan dia dengan para genin konoha, anehnya dia bisa menemukan semua informasi secara mudah.
"Dia mencurigakan. Para genin terlalu polos mereka tidak tahu tentang bahaya ke depannya." Ucapku.
"Kupikir kau juga akan tertipu naoki." Ucap Hayate.
"Melihat dari gerak-gerik pria berkacamata yang mengaku sudah puluhan kali ikut ujian chuunin aku bisa mengetahui dia itu musuh. Chakra dia terasa kelam sensei dan kuharap kau tidak gegabah mengambil tindakan." Ucapku.
"Aku juga mengetahui soal hal tersebut naoki. Aku sudah berpengalaman masalah misi berbahaya berbeda denganmu yang baru puluhan kali melakukan misi tingkat s." Ucap Hayate.
"Ketiga genin dari sunagakure juga mencurigakan. Aku takut terjadi sesuatu di masa depan." Ucapku.
"Ituisimu semoga saja tidak tepat." Ucap Hayate.
"Kuharap begitu." Ucapku.
Aku dan hayate untuk hari ini bertugas mengawasi jalannya ujian sesi pertama. Aku hanya fokus saja tidak melewatikan satupun detail. Aku ingin tahu apa ada hal yang kulewatkan.
"Sesi ketiga pertarungan individu aku akan menjadi wasit." Ucap Hayate.
"Ujian sesi pertama hanya tentang soal saja?" Tanyaku.
"Ya benar. Ibiki mengatakan tidak boleh ketahuan menyontek tapi nyatanya ada beberapa peserta yang melakukan dengan taktik cerdas." Ucap Hayate.
"Adikku tampak frustasi. Masa akademi saja naruto lebih sering berbuat keonaran dibandingkan belajar di kelas." Ucapku.
"Dia mirip ibunya." Ucap Hayate.
"Kushina-san seperti naruto tingkahnya?" Tanyaku.
"Menurut informasi beredar kushina-sama sering berkelahi dengan anak laki-laki karena meledek rambut merahnya. Dan sikap naruto mirip sekali seperti kushina-sama walaupun fisik dia lebih mirip yondaime-sama." Ucap Hayate.
"Tanpa kumis kucing pasti mirip sekali dengan ayahnya." Ucapku.
"Ya benar." Ucap Hayate.
"Selesai ujian chuunin kita lakukan misi tingkat s seperti biasanya sensei." Ucapku.
"Tentu aku suka bekerjasama denganmu naoki." Ucap Hayate.
"Hehehe." Tawaku.
Ujian sesi pertama sudah selesai dan masih banyak peserta berada di ruangan ujian. Itu ulah naruto yang mengatakan dia tidak masalah menjadi genin seumur hidup. Ibiki terlihat kaget akan tindakan naruto dan mengatakan ujian sesi pertama selesai.
Angin berhembus ada seorang wanita yang kutemui di hutan kematian waktu itu. Aku sedikit mundur mendekati hayate tingkah anehku dilihat oleh hayate. Aku bukan takut dia tapi sedikit bermasalah dengan wanita itu.
"Kenapa kau takut dengan anko?" Bingung Hayate.
"Waktu itu aku tidak sengaja memegang kedua dada dia." Ucapku.
"Sudah meminta maaf?" Tanya Hayate.
"Iya." Ucapku.
"Anko dulu murid orochimaru tapi entah bagaimana dia kembali ke desa lagi." Ucap Hayate.
"Aura dia membuatku kesal." Keluhku.
"Kita pindah tempat untuk mengawasi sesi kedua ujian." Ucap Hayate.
"Baiklah." Ucapku.
Hayate memegang pundakku dan kami berdua bershunsin menuju gerbang hutan kematian. Kami dilarang masuk ke dalam hanya pengawas ujian sesi kedua yang diizinkan.
Aku yang bosan bershunshin ke dalam hutan kematian tanpa sepengetahuan hayate yang sibuk membersihkan pedangnya. Aku mencari chakra naruto ingin tahu tentang pertarungan tim tujuh.
Aku sempat melewati tim sunagakure yang melakukan pembunuhan secara sadis oleh pemuda berambut merah. Aku sedikit terkekeh geli melihat tim sepuluh bersembunyi menghindari tim sunagakure.
Aku berhasil merasakan chakra tim tujuh. Aku menyipitkan mataku melihat tim tujuh malah bersama dengan pria yang kucurigai sebagai mata-mata. Aku tidak boleh menghampiri mereka dan menekan chakraku di titik terendah agar tidak diketahui musuh. Aku mengikuti langkah kaki mereka melawan musuh-musuh yang menghalangi.
Hal tidak terduga terjadi ada orochimaru secara tiba-tiba dan pria berkacamata tersebut hilang pasti dia anak buah orochimaru. Aku membuat satu bunshin untuk menghadang anak buah orochimaru tersebut. Aku mengintip dari kejauhan tidak mau ikut campur pertarungan antara tim tujuh dan orochimaru. Kakashi bilang ingin menguji ketahanan muridnya jadi kupikir lebih baik ikuti alur kakashi saja.
Orochimaru mengincar sasuke untuk dijadikan wadah selanjutnya sebab dia gagal mengincar itachi kakak sasuke. Sasuke tampak marah akan ucapan orochimaru emosi dia tidak terkontrol sama sekali bahkan dengan mata sharingan sasuke kalah. Naruto yang sudah kalah sejak awal berlari sangat cepat kearah sasuke dan melindungi sasuke dari orochimaru.
Orochimaru memberikan tanda segel di pundak sasuke. Dia bilang itu akan membuat kekuatan sasuke meningkat tapi aku tahu persis jalan pikiran orochimaru.
Aku tidak mau membantu setiap kesulitan tim tujuh biarkan mereka yang mengatasinya agar bisa menjadi lebih kuat. Akhirnya tim tujuh berhasil tiba di tempat tujuan, dan aku tersenyum akan hal tersebut lalu bergabung dengan hayate yang sudah berada di tengah area pertandingan.
Hayate menatapku tajam membuat aku cengengesan tidak jelas karena hal tersebut. Hayate memukul kepalaku membuat aku cemberut akan hal tersebut. Hayate menyuruhku berdiri di pinggir lapangan saja.
#TBC
#31-10-2022Maaf pendek soalnya aku akan membuat sesi ketiga lebih panjang dibandingkan sesi pertama dan kedua yang tidak melibatkan naoki sama sekali.
Aku lebih cepat update karena ada banyak permasalahan di dunia nyata
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto (Saudara Tanpa Ikatan Darah)
FanfictionSeorang anak kecil yang kehilangan orang tuanya karena konflik berkepanjangan desa kirigakure terpaksa melarikan dari tempat kelahirannya dan malah tersesat di desa konohagakure Naruto hanya milik masashi kishimoto aku meminjam karakternya saja Star...