28 (sebuah bahaya)

63 11 2
                                    

Aku memperhatikan dalam diam tentang hari ini. Aku yang memiliki firasat semakin buruk semakin tidak tenang tentang guruku.

Aku masih curiga tentang pria kacamata berambut abu-abu itu. Menurutku dia sangat mencurigakan. Ada chakra asing yang bukan seorang shinobi konoha di dalam dirinya.

Kurasa ada rencana besar tentang hari ujian chuunin tahap akhir nanti. Ada hal aneh tentang kedatangan desa lain ke konoha. Tidak biasanya mereka setuju untuk melaksanakan ujian chuunin gabungan.

Ada hal aneh yang perlu kuberitahu kepada hokage ketiga. Namun kurasa hokage ketiga tidak akan mempercayai ucapan anak kecil sepertiku.

Aku merasa ini hal yang perlu kubicarakan dengan guruku Hayate. Belakangan ini firasatku buruk tentang dia.

Apalagi ada beberapa ninja yang kucurigai sebagai seorang musuh dalam selimut. Aku perlu berhati-hati agar desa ini tidak diserang.

Aku pikir bahwa ninja suna sedikit mencurigakan juga. Mereka datang dengan para anak kazekage saat ini. Namanya Rasa karena suna menerapkan kepimpinan secara turun-menurun.

Aku yang bosan akan pergi ke rumah sakit entah kenapa diriku merasa bahwa tubuhku merasa tidak enak. Aku berjalan menuju rumah sakit yang sangat sepi. Aku berhenti di sebuah ruangan dimana ada sosok Kakashi disana.

Aku melihat bahwa Kakashi menghentikan seorang yang kukenal sebagai Kabuto. Aku akan disini untuk mendengarkan ucapan mereka berdua.

"Aku harus memberikan pujian padamu, Kakashi. Menghentikan seranganku dari titik butamu. Tapi, lain kali kau sebaiknya menyiapkan setidaknya sepuluh orang-orangmu," ujar Kabuto.

"Kau bukan seorang genin biasa, bukan?" tanya Kakashi kepada Kabuto.

"Kau menangkap bau dariku dan sesegera mungkin menyiapkan senjatamu. Kau benar-benar mengesankan," ujar Kakashi.

"Tidak, aku tidak begitu," ujar Kabuto.

"Apa yang kau inginkan dengan Sasuke?" tanya Kakashi.

"Tergantung keadaannya, aku akan menyeretmu untuk diintrogasi," ujar Kakashi.

"Aku ingin tahu apakah itu mungkin untuk orang sepertimu," ujar Kabuto.

"Apakah kau ingin membawaku?" tanya Kabuto.

"Kau adalah anak dari kepala kesatuan medis konoha, bukan?" tanya Kakashi.

"Namamu adalah Yakushi Kabuto," ujar Kakashi.

"Apakah kau tergabung dengan Orochimaru?" tanya Kakashi.

"Jika kau menangkapku disini sekarang. Kau mungkin tidak pernah membuktikan hubunganku dengan Orochimaru," ujar Kabuto.

"Diam dan fokuslah pada pertanyaanku," ujar Kakashi.

"Bagaimana kalau aku mengatakan tidak?" tanya Kabuto.

"Aku yang mengajukan pertanyaan disini," jawab Kakashi.

"Sekarang berikan aku suatu jawaban," ujar Kakashi.

"Kau akan mengetahuinya tak lama lagi jika kau membiarkan aku pergi," ujar Kabuto.

"Sehingga kau bisa membuat pengeculian sekali ini saja?" ujar Kabuto.

"Kau, bocah yang keras kepala. Jangan main-main dengan orang dewasa," ujar Kakashi.

Kakashi menodongkan kunai kearah Kabuto. Wajah Kabuto nampak biasa saja tidak ada rasa takut.

"Jangan sombong kau. Situasi ini merupakan keuntungan buatku," ujar Kabuto.

Kabuto mengarahkan senjata kepada Sasuke yang terbaring tidak berdaya di ranjang rumah sakit. Kabuto akan bergerak dengan cepat Kakashi juga menyerang Kabuto. Tepat saat Kabuto akan menusuk Sasuke di ranjang, tangan Kakashi berhasil melemparkan senjata milik Kabuto. Kakashi juga berhasil melumpuhkan Kabuto ke bawah lantai.

Salah satu Anbu terbangun ia akan berlari cuma ada hal aneh. Anbu itu ternyata dikendalikan. Bahkan salah satu Anbu berlari keluar kaca kurasa dia Kabuto yang melarikan diri.

Aku masuk ke dalam ruang rawat Sasuke. Kakashi nampak kaget akan kehadiranku. Aku tersenyum melihat rasa keterkejutan Kakashi.

"Mengapa kau berada disini?" tanya Kakashi.

"Aku hanya lewat sini saja Kakashi-sensei. Lagipula sejak awal aku juga curiga terhadap Kabuto," jawabku.

"Kau akan melakukan tindakan apa, Naoki?" tanya Kakashi.

"Tidak ada. Aku hanya akan mengawasi guru dan adikku saja. Mengenai desa ini terserah," jawabku.

"Kau mengetahui Naruto anak dari hokage keempat dari siapa?" tanya Kakashi.

"Ayolah mereka mirip. Hanya saja sifat Naruto tidak seperti ayahnya. Tipe chakra Naruto juga sama seperti ayahnya," jawabku.

"Kau cukup jenius. Karena tahu tentang orangtua Naruto yang sangat rahasia di desa ini," ujar Kakashi.

"Aku seperti ayahku," ujarku.

"Siapa ayahmu?" tanya Kakashi.

"Aku tidak akan memberitahu. Aku hanya memberitahu rahasiaku kepada guruku saja. Kamu bukan guruku," jawabku.

"Terserah kau saja," ujar Kakashi.

Kakashi keluar dari ruangan Sasuke. Aku mengikuti Kakashi untuk keluar dari rumah sakit. Saat akan ke keluar rumah sakit aku mendengar suara Naruto cukup keras.

Dia ternyata mau bertemu Sasuke, namun dilarang oleh para suster disini.

"Katakan! Aku punya sesuatu yang ingin ku pinta?!" pekik Naruto.

"Kau tidak perlu mengatakan itu semua," ujar Kakashi.

"Hemm, aku pikir kau akan datang untuk ini. Jadi aku sudah mencari seseorang untuk melihat latihanmu," ujar Kakashi.

"Kenapa?! Aku mau, Kakashi-sensei!" protes Naruto.

"Aku punya beberapa hal yang harus dijaga. Aku tidak punya waktu untuk bersusah-susah denganmu," ujar Kakashi.

Aku sedikit kesal mendengar ucapan Kakashi. Dia berkata seperti itu pasti untuk memastikan tentang Sasuke agar menjauh dari Orochimaru.

"Oh! Akhhh. Kau mau melatih Sasuke, kan!" pekik Naruto.

"Hemm, jangan bilang begitu. Aku menemukan seorang guru yang lebih dipercaya daripada aku," ujar Kakashi.

"Hemm..  Siapa itu?" tanya Naruto.

"Itu aku!" ujar seseorang.

Naruto melihat orang tersebut sangat kesal. Aku terkekeh melihat wajah adikku yang nampak konyol.

"Kau! Si jangkung culun itu!" pekik Naruto.

"Penghinaan sekali," ujarnya.

"Kau tahu dia Naoki?" tanya Kakashi kepadaku.

"Tidak tahu. Aku malas mengingat orang itu," jawabku santai.

"Kau itu orang asing itu," ujar itu.

"Kau kacamata hitam bulat aneh," ujarku.

Pria itu terpancing emosi karena ucapanku. Aku tidak peduli sama sekali akan dirinya.

Naruto nampak protes tidak mau akan guru tersebut. Aku juga sebenarnya tidak mau adikku dilatih olehnya.

Jangan lupa tinggalkan vote, komentar dan kritikan agar penulis semakin bersemangat menulis

Sampai jumpa

Minggu 29 September 2024

Naruto (Saudara Tanpa Ikatan Darah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang