21 (ujian chuunin tahap ketiga)

142 19 5
                                    

Nama berputar akhirnya berhenti ternyata pertandingan selanjutnya adalah tenten melawan temari.

"Kedua peserta diharapkan turun!" Pekik Hayate.

Temari turun begitupula tenten. Terlihat menurut pengamatanku bahwa temari cukup kuat.

"Pertandingan kelima tenten melawan temari silahkan maju." Ucap Hayate.

"Baiklah pertandingan dua negara dari suna ya. Jadi pertandingan yang menarik." Ucap Neji.

"Semangat tenten!" Pekik Lee.

"Temanmu hiperaktif sekali neji." Ucapku.

"Yah begitulah." Ucap Neji.

"Tak perlu penanganan medis setelah beristirahat 30 menit mereka pasti sadar." Ucap Asuma.

"Tapi mengejutkan, ya?" Tanya Asuma.

"Aku tidak mengerti maksud asuma-sensei." Ucapku.

"Ya. Aku tak berani kalau ini terjadi pada naruto dan sasuke tapi sampai sakura yang tadinya tidak bisa diandalkan juga bisa berkembang seperti ini." Ucap Kakashi.

"Banyak yang terjadi tapi aku bersyukur sudah mengikutsertakan mereka dalam ujian chuunin kali ini." Ucap Kakashi.

"Entah kenapa firasatku tiba-tiba buruk." Batinku.

Tak lama ino dan sakura sadar. Aku tersenyum melihat hal tersebut.

"Akhirnya kau sadar sakura." Ucap Ino.

"Tenten kekuatan masa muda!" Pekik Lee.

"Bagus lebih keras lagi suaranya!" Pekik Guy.

"Pertarungan kita sudah selesai." Ucap Ino.

"Apa aku kalah atau." Ucap Sakura.

"Yang menangis itu aku." Ucap Ino.

"Ino." Ucap Sakura.

Kedua gadis tersebut tersenyum dan mulai memakai ikat kepala seperti semula.

"Tapi kalau kita bertarung lagi nanti, aku takkan membuatmu pingsan lho." Ucap Ino.

"Setelah itu. Aku juga tak berniat untuk menyerahkan sasuke padamu." Ucap Ino

"Kata-kata itu kukembalikan juga padamu!" Kesal Sakura.

"Huh!" Pekik mereka berdua.

"Firasatku entah kenapa menjadi buruk tentang sensei." Batinku.

"Niichan kenapa?" Tanya Naruto.

"Tidak apa-apa." Ucapku.

Naruto mendekat kearahku dan malah memeluk tubuhku. Aku terkekeh geli akan tindakan naruto.

Pertarungan selanjutnya antara tenten melawan temari dari desa sunagakure. Pertandingan yang cukup singkat dengan kekalahan telak tenten.

"Kipasnya memiliki chakra angin. Sesuai dengan desanya yaitu angin." Ucapku.

"Melumpuhkan serangan senjata tenten." Ucap Neji.

"Tidak mungkin." Ucap Lee tidak percaya.

Lee yang tidak terima akan ledekan musuh turun ke arena. Dia menendang musuh tenten dengan wajah yang sangat kesal. Saat akan kembali menendang dihentikan guru guy.

"Kalian beruntung memiliki rekan satu tim." Ucapku.

"Tim kau kan sangat spesial naoki." Ucap Kakashi.

"Cuma kadang aku iri dengan keakraban rekan tim lain." Ucapku.

Kakashi malah mengelus rambutku. Aku diam saja akan perlakuan kakashi padaku. Aku tidak suka dengan suasana hatiku yang semakin memburuk.

Pertandingan kembali berlanjut. Sekarang giliran shikamaru melawan entah siapa aku lupa namanya. Aku diam saja memperhatikan shikamaru yang bertarung.

Lawan shikamaru sepertinya sedikit tahu tentang kekuatan shikamaru. Perempuan itu melemparkan semacam jarum kearah shikamaru. Aku menonton saja ingin tahu shikamaru akan berbuat apa kedepannya.

Setelah diperhatikan lebih jelas ternyata shikamaru sengaja. Dia benar-benar jenius sekali ya.

Tak lama pertarungan antara shikamaru dan musuh berakhir. Aku tersenyum akan itu semua. Kulihat naruto tidak sabar dengan pertandingan dia.

"Niichan kapan aku bertarung sih?!" Protes Naruto.

"Kau ingin menunjukkan perkembangan dirimu ya?" Tanyaku.

"Benar niichan!" Pekik Naruto bersemangat.

"Berdoa saja selanjutnya dirimu." Ucapku.

Naruto mengganggukkan kepalanya. Aku tidak sangka takdirku akan menjadi kakak anak dari si kilat kuning konoha.

"Kuharap yondaime-sama tidak marah aku memukul putranya." Batinku.

"Apalagi kudengar kushina-san sangat galak sekali." Batinku merinding.

Aku merinding seketika membayangkan apabila kedua orangtua datang untuk memarahi diriku.

Sampai jumpa

#22 Oktober 2023#

Maaf lama banget gak update

Naruto (Saudara Tanpa Ikatan Darah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang