1. Awal Mula Pertemuan

1K 69 6
                                    

HALOO

SIAP BERTEMU DENGAN AIDEN DAN YANG LAIN?

JANGAN LUPA VOTE KOMEN NYA YAA!

"Tidak suka bukan berarti tidak akan jatuh cinta. Benci bukan berarti harus menyakiti. Tergantung bagaimana perasaan, haruskah membalas atau diam dengan seribu pertanyaan."

-Quotes Kakey-

*****

Seorang gadis tengah berlari di koridor yang ramai siswa-siswi melintasi. Dia tengah bermain kejar-kejaran bersama sahabatnya. Namun naasnya, saat di belokan menuju kantin, dia tidak sengaja menabrak seseorang.

Bruk

"Aduh!" Viola, gadis itu mengusap bokongnya yang mendarat dengan sempurna di lantai dengan tak aesthetic. Cewek itu merasa perih di bagian bokongnya karena berciuman dengan lantai dengan keras akibat tabrakan yang tak sengaja itu.

Viola mendongak. Mendapati seorang laki-laki yang sangat di kenalinya tengah memandang dia dalam diam tanpa berniat membantu.

Viola mendengus. Cewek itu mencoba berdiri, dan berhasil. Dia merapikan rambutnya dan menyelipkan rambutnya ke belakang telinga kemudian menatap sengit pada laki-laki di hadapannya.

"Kalo liat orang jatoh itu di tolongin dong. Udah tau orang jatoh malah diem." gerutu Viola. Gadis itu kesal karena laki-laki dihadapannya tidak ada niat untuk menolongnya sama sekali. Justru, cowok itu hanya diam.

Laki-laki itu menatap Viola dengan alis terangkat. Dia sangat kenal dengan perempuan di hadapannya. Perempuan yang di kenal sebagai singanya SMA Merpati itu tengah menggerutu kesal.

"Yang salah siapa? Bukannya lo yang lari-lari? Udah tau koridor rame gak usah pake main lari-lari. Jatuh kan lo?" sahut cowok itu menaikan alisnya.

Aiden Alvaro Febryan namanya. Laki-laki yang sangat di kenal dengan semua sikap buruknya itu menatap Viola jengah.

"Ya, tapikan kalo liat orang jatoh di tolongin dong! Bukannya diem aja kek patung." balas Viola tak terima. Enak saja dirinya di salahkan. Harusnya laki-laki itu sadar diri dong, kalau dia yang salah. Bukannya malah menuduh dirinya yang salah meskipun dia juga salah. Tapikan dia tidak terima di salahkan!

Aiden mendengus. "Terserah. Lagian kalo gue ngomong apapun tetep salah kan?"

"Emang!" jawab Viola ngegas.

Aiden menghela napas. "Udah kan? Lagian lo baik-baik aja, jadi gak usah di ribetin." balas Aiden malas.

Viola menatap Aiden sinis. "Dih. Udah salah gak mau tanggung jawab lagi." gumam Viola yang rupanya cukup di dengar oleh Aiden.

"Tanggung jawab? Emangnya gue ada ngehamilin lo?" tanya Aiden menaikan alisnya heran.

Mata Viola melotot. Dia memukul lengan Aiden cukup kuat. "Enak aja hamil-hamil! Gue aja males kalo nikah sama lo. Apalagi hamil." balas Viola ketus.

Aiden tak membalas. Laki-laki itu mengambil permen karet dari saku seragam kemudian mengunyahnya sembari menatap Viola acuh.

"Terserah. Gue gak peduli." Laki-laki itu langsung melenggang pergi meninggalkan Viola yang tengah menghentak-hentakan kakinya kesal.

"Sial! Liat aja nanti gue bales lo!"

Viola pun kembali melanjutkan jalannya mendatangi sahabatnya di kantin tanpa berlari seperti tadi.

VILDEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang